No More Posts Available.

No more pages to load.

  • Source: Greg Moore (pembalap)
  • Gregory William Moore (22 April 1975 ā€“ 31 Oktober 1999) adalah seorang pembalap mobil profesional dari Kanada. Ia pernah berkompetisi di Indy Lights dari tahun 1993 sampai 1995, dan di Championship Auto Racing Teams (CART) dari tahun 1996 sampai 1999. Moore mengawali karier membalap kompetitifnya di balap gokar pada usia sepuluh tahun dan mencapai beberapa kesuksesan awal sebelum melangkah ke ajang balap mobil roda terbuka, diawali dengan mengikuti Formula Ford Kanada pada tahun 1991. Ia selanjutnya berhasil memenangkan Kejuaraan Divisi Barat USAC FF2000 musim 1992. Pada tahun 1993, Moore berkompetisi di Indy Lights dan berhasil memenangkan gelar juara pembalap di musim 1995.
    Pada tahun 1996, Moore berkompetisi di ajang CART dengan tim Forsythe Racing. Pada ajang tersebut, ia berhasil menyelesaikan musim pertamanya dengan berada di urutan kesembilan dalam klasemen kejuaraan pembalap. Ia juga menempati urutan kedua dibawah Alex Zanardi dalam penilaian untuk penghargaan Rookie of the Year. Pada musim berikutnya, Moore meraih dua kemenangan lomba yang membuatnya finis ketujuh di klasemen akhir. Ia kemudian meningkatkan penampilannya untuk menempati urutan kelima secara keseluruhan dengan meraih dua kemenangan pada musim 1998. Pada musim 1999, Moore meraih satu kemenangan lainnya meski penampilannya menurun dan jatuh ke urutan kesepuluh klasemen. Pada perlombaan akhir musim Marlboro 500 di California Speedway, Moore tewas dalam sebuah kecelakaan yang terjadi pada lap ke-10 perlombaan. Ia adalah pembalap kedua yang tewas dalam kompetisi CART di musim tersebut setelah Gonzalo RodrĆ­guez pada tiga lomba sebelumnya di Sirkuit Laguna Seca. Lomba itu sendiri dijadwalkan menjadi lomba terakhir Moore untuk Forsythe Racing sebelum pindah ke Team Penske untuk musim 2000.
    Secara keseluruhan, Moore berkompetisi dalam 72 perlombaan CART, dengan memenangkan lima di antaranya dan meraih 17 kali podium. Moore menjadi sosok populer yang dikenal sebagai pembalap spesialis lintasan oval. Nomor #99, yang merupakan nomor mobil balap Moore, dipensiunkan dari daftar yang tersedia untuk pembalap yang bersaing di CART dan seri pendukungnya sebagai tanda penghormatan. Sejak kematiannya, Yayasan Greg Moore didirikan untuk menghormatinya dan melanjutkan warisannya melalui beragam kegiatan amal. Selain itu, tiga entitas pendirian di British Columbia pun memakai nama dirinya sebagai tanda penghormatan. Moore dilantik ke dalam Canadian Motorsport Hall of Fame dan BC Sports Hall of Fame pada tahun 2000.


    Kehidupan awal


    Gregory William Moore lahir di New Westminster, provinsi British Columbia, Kanada pada tanggal 22 April 1975. Ayahnya, Ric, adalah seorang pengusaha diler mobil Chrysler di Maple Ridge, sebuah kota yang dekat dengan Vancouver, dan ia sempat berpartisipasi juga sebagai pembalap mobil Can-Am di tingkat klub. Ric bercerai dengan istrinya, Donna, ketika Moore berusia lima tahun dengan Moore yang memilih tinggal bersama ibunya sampai awal karier kartingnya. Moore memiliki dua saudara kandung, yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Moore pertama kali bersekolah di Sekolah Meadowridge sebelum pindah ke Sekolah Menengah Pitt Meadows selama dua tahun terakhir pendidikannya. Ia lulus dari sekolah tersebut dengan pujian pada tahun 1993.
    Saat masih kecil, Moore sering menaiki mobil balap ayahnya dan berperan seolah-olah sedang mengikuti balapan dengan memegang batang kemudi. Hal ini yang kemudian mendorong minatnya pada balap mobil dengan sang ayah yang memberikannya gokar saat Moore berusia enam tahun. Moore mengendarai gokar dengan bodi plastik minibus di lapangan parkir kantor ayahnya. Selanjutnya, ia perlahan-lahan mengembangkan kemampuannya dalam mengontrol pemakaian ban slick di lintasan yang basah. Moore memulai balap gokar kompetitifnya pada usia sepuluh tahun dengan bergabung dengan Klub Gokar Westwood. Moore kemudian mendapat nomor mobil balap #99 karena ia menjadi anggota yang ke-99 dari klub tersebut. Nomor tersebut selanjutnya ia pakai sampai akhir hayatnya. Ayah Moore juga turut membimbing anaknya dengan bertindak sebagai manajer, tutor, dan pemodal, dengan mengadopsi pendekatan "tanpa basa-basi" untuk kariernya.
    Selain menyukai balap, Moore juga hobi bermain hoki es. Saat memasuki usia 10 tahun, ia sempat bergabung dengan sebuah tim hoki es di Maple Ridge dan menempati posisi sebagai penjaga gawang. Ia berhasil mendapatkan penghargaan Maple Ridge Athlete of the Year sebanyak dua kali, dan juga mengantar timnya memenangkan Kejuaraan Hoki Provinsi British Columbia. Di tim hoki esnya, Moore pernah menjadi rekan satu tim Paul Kariya, yang kelak di masa mendatang dikenal sebagai salah satu pemain hoki es profesional. Ketika Moore berusia 14 tahun, ayahnya mendesak untuk memilih antara hoki es atau balap mobil jika ia ingin lebih berkembang sebagai calon atlet. Setelah melalui beberapa pertimbangan, Moore akhirnya memutuskan untuk fokus pada karier membalap. Idola masa kecil Moore adalah pemain hoki es Wayne Gretzky dan pembalap Formula Satu asal Brasil, Ayrton Senna.


    Karier junior




    = 1989ā€“1992: Masa-masa awal

    =
    Pada tahun 1989 dan 1990, Moore memenangkan Kejuaraan Balap Kart Enduro Amerika Utara. Ayahnya, yang terkejut dengan prestasi tersebut, sampai ingin tahu lebih pasti apakah prestasi putranya itu murni karena kemampuan mengemudinya atau lebih karena faktor peralatannya. Pada bulan Agustus 1990, Moore dibujuk ayahnya untuk bergabung ke Sekolah Balap Spenard-David di Shannonville, Ontario. Disini ia mendapatkan bimbingan lebih lanjut soal keterampilan mengemudikan mobil balap melalui David Empringham yang jadi instruktornya. Moore kemudian memenangkan sebuah perlombaan balap dengan mengalahkan lebih dari 40 peserta yang ikut. Hasil yang Moore raih ternyata membuat pemilik sirkuit Richard Spenard terkesan. Ia mengundangnya untuk mengikuti perlombaan yang dinamakan "Top Gun" yang digelar di akhir tahun. Berbekal hasil tersebut, Moore pun mendapat semacam pengabaian khusus saat mengikuti tes awal di sekolah balap itu. Ia kemudian berhasil membuktikan kemampuannya dengan mengalahkan hampir 800 orang calon pembalap lainnya dalam sebuah acara kursus membalap yang diadakan selama tiga hari. Moore mendapatkan banyak ilmu baru terutama soal pengaturan gigi yang lebih rendah saat akan memasuki tikungan dan juga keterampilan tentang bagaimana menghindari sebuah kecelakaan.
    Selanjutnya, Moore membuat keputusan untuk berkarier lebih serius di ajang balap mobil pada tahun 1991, dan menugaskan Steve Challis sebagai insinyur balapan sekaligus penasihatnya. Moore memilih turun di Kejuaraan Formula Ford Kanada yang berjumlah delapan perlombaan dengan mobil Van Diemen RF91-Ford. Ayahnya membeli mobil tersebut dari Inggris dan selama musim berjalan Moore pun bersaing dengan banyak pembalap yang usianya lebih senior. Ia memenangkan lomba yang diselenggarakan di Shannonville Motorsport Park, yang kemudian disusul dengan empat kali finis sepuluh besar yang membawanya menempati posisi keempat dalam klasemen akhir dengan 120 poin. Ia juga mendapatkan penghargaan sebagai Rookie of the Year. Moore selanjutnya naik ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Kejuaraan Divisi Barat USAC FF2000 pada musim 1992, setelah rencana untuk memasuki Kejuaraan F2000 Kanada gagal karena seri itu ditutup. Dalam ajang ini, ia berhasil meraih empat kali posisi pole dan empat kali kemenangan yang kemudian mengantarnya menjadi juara di akhir musim. Moore juga mendapatkan penghargaan Rookie of the Year di ajang itu berkat sorotan atas penampilan impresifnya di awal musim. Pada tahun 1999, ia dilantik kedalam Hall of Fame sebagai angkatan tahun 1992. Sebagai hadiah atas keberhasilannya memenangkan gelar, Moore pun mendapatkan kesempatan untuk mengetes mobil Formula Atlantik di California dan menguji mobil spek terbaru dari Van Diemen di Sirkuit Snetterton di Inggris.


    = 1993ā€“1995: Indy Lights

    =
    Saat ajang balap memasuki musim libur di awal tahun 1993 dan sambil mencari peluang di ajang Formula Atlantik, Moore bekerja di divisi pelayanan konsumen di sebuah diler di Duncan, British Columbia. Keluarganya mempercayai upaya Moore untuk naik kelas ke ajang Formula Atlantik akan membantu kariernya lebih berkembang. Namun badan pengawas ajang, Sports Car Club of America, menolak untuk memberikan Moore izin membalap, dikarenakan usianya masih berada di bawah 18 tahun pada saat itu. Ayah Moore kemudian bernegoisasi dengan Roger Bailey, presiden merangkap kepala eksekutif Indy Lights, di Vancouver. Bailey setuju untuk memberikan Moore izin membalap sementara untuk dua lomba pertama musim 1993 di Phoenix International Raceway dan Long Beach. Karena saat itu Moore masih berusia 17 tahun, ia diwajibkan untuk tetap berada di dalam kokpit mobilnya selama berada di jalur pit, dengan mekanik yang akan mendorong mobilnya masuk ke garasi dan kemudian baru Moore diizinkan keluar. Selama waktu ini, Moore meminta izin dari Brian Stewart, pemilik Brian Stewart Racing, untuk mempertahankan nomor #99, yang pada musim 1992 digunakan oleh tim Stewart. Moore memenangkan penghargaan Rookie of the Year atas penampilannya di ajang ini. Dalam dua belas lomba yang dijalani selama musim berjalan, ia meraih tujuh kali finis sepuluh besar dengan hasil terbaik finis ketiga di Portland International Raceway. Di klasemen akhir, ia menempati urutan kesembilan dengan 64 poin. Ia juga menjadi salah satu pembalap tercepat di lintasan oval, tetapi lebih lambat saat tampil di lintasan jalanan.
    Memasuki musim 1994, Moore melakukan program diet khusus untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan stamina, dengan mobilnya yang dibangun ulang setelah dianalisis. Timnya memiliki anggaran kecil sebesar US$380.000 dan rumah keluarga serta dealer sang ayah digadaikan untuk memungkinkan Moore melanjutkan kariernya. Situasi keuangan yang cukup sulit membuat Moore terpaksa mengembangkan gaya membalap yang konservatif untuk menjaga ban dan mesin, dikarenakan keluarganya tidak memiliki modal untuk membeli peralatan ataupun suku cadang yang baru. Meski demikian, dalam lomba pembuka musim di Phoenix, Moore berhasil mematahkan rekor Paul Tracy, sebagai pembalap peraih posisi pole termuda di Indy Lights pada usia 18 tahun. Ia juga sukses menjadi pembalap termuda dalam sejarah yang memenangkan perlombaan yang disetujui oleh CART. Moore memenangkan dua perlombaan lainnya di New Hampshire Motor Speedway dan Nazareth Speedway, untuk menutup musim dengan raihan 154 poin dan menempati posisi ketiga dalam klasemen pembalap. Pada bulan November 1994, Moore melakukan sesi tes dua hari dengan tim CART Penske Racing di bagian sirkuit jalanan dari Nazareth Speedway.
    Berbekal reputasi, pengakuan kemampuan, dan juga kepandaian lobi sang ayah, Moore mampu menarik perhatian pemilik tim Forsythe Racing, Gerald Forsythe, yang sedang mencari pembalap Kanada untuk tim Indy Lights-nya menjelang musim 1995. Dengan merekrut Moore, Forsythe bersedia untuk meringankan beban keuangan keluarga Moore yang menumpuk karena kegagalan mendapatkan sponsor pada pertengahan musim 1994, ditambah kondisi ayahnya yang mengambil hipotek. Di tim Forsythe, Moore menandatangani kontrak berdurasi lima musim. Selain itu, tiga mekanik dari tim keluarga Moore juga direkrut untuk membantunya selama membalap di tim tersebut. Sang ayah sendiri tetap menjadi manajernya dan menolak tawaran bergabung dengan tim untuk posisi teknis yang lebih dalam. Moore tampil dominan di ajang ini dengan memenangkan sepuluh dari total dua belas lomba. Ia juga memecahkan rekor kemenangan beruntun di awal musim selama lima perlombaan pertama dan meraih kemenangan terbanyak dalam satu musim berjalan di Indy Lights, yang sebelumnya kedua rekor tersebut dipegang oleh Paul Tracy pada musim 1990 (Tracy meraih sembilan kemenangan dari empat belas lomba). Moore memimpin sebanyak 375 dari keseluruhan 583 lap selama dua belas lomba yang sudah berlangsung, dengan total jarak tempuh 847,8 mil (1.364,4 km) dalam upayanya untuk memenangkan kejuaraan pembalap dengan total 242 poin.


    Karier CART




    = 1996: Musim perdana

    =

    Setelah mengikuti serangkaian pengujian untuk Forsythe Racing di Phoenix International Raceway pada September 1995, sponsor utama tim, Player's, mengkonfirmasi pada tanggal 19 Oktober bahwa Moore akan menggantikan Jacques Villeneuve untuk musim 1996. Moore menghabiskan 30 hari pengujian untuk tim di Amerika Serikat, dan juga menjalani program pengkondisian untuk mempersiapkan dirinya secara fisik dengan mobil bermesin Mercedes-Benz IC108 V8t bertenaga 750 daya kuda, yang dipasang di sasis Reynard 96i untuk jarak lomba 200 mil (320 km) sampai 500 mil (800 km). Rekan-rekan sesama pembalap tidak memberinya banyak nasihat sehingga Moore memilih mengamati gaya mengemudi mereka saat berada di garasi. Ia memulai debutnya pada lomba Grand Prix Miami di Homesteadā€“Miami Speedway. Memulai lomba dari posisi start keenam, Moore finis di urutan ketujuh, setelah mendapatkan hukuman stop-and-go karena aksi menyalip ilegal pada Juan Manuel Fangio II saat berada dalam kondisi bendera kuning. Moore juga disorot karena upayanya dalam menyalip Jimmy Vasser, meskipun secara posisi ia sudah tertinggal satu lap dibelakang Vasser. Pada dua lomba selanjutnya, Moore mendapatkan podium pertama dalam kariernya dengan finis tempat ketiga di Surfers Paradise, Australia. Ia memperbaiki hasil tersebut dengan finis kedua di Nazareth Speedway. Meskipun Forsythe Racing memiliki peralatan balap yang standar, ia secara teratur mampu menekan dan menantang lawan-lawannya yang memiliki paket mobil lebih bagus. Moore selanjutnya meraih tiga kali finis podium, sebelum menyelesaikan musim dengan berada di posisi kesembilan klasemen dengan 84 poin. Ia juga berada di urutan kedua dibawah Alex Zanardi dalam penilaian untuk penghargaan Rookie of the Year.


    = 1997: Kemenangan lomba perdana

    =

    Untuk musim 1997, Moore mengendarai mobil Reynard keluaran tahun 1996, setelah uji coba dengan mobil Lola dalam pengujian pra-musim di Homesteadā€“Miami Speedway diketahui malah menurunkan kinerja Forsythe Racing. Ia memulai musim dengan tiga kali finis di posisi empat besar, termasuk finis kedua di Surfers Paradise dan AutĆ³dromo Internacional Nelson Piquet, dalam enam perlombaan pertama. Pada lomba ketujuh musim, Miller Genuine Draft 200, yang diselenggarakan di Milwaukee Mile, Moore melahap 92 lap terakhir tanpa melakukan pit stop. Ia berhasil menahan Michael Andretti untuk meraih kemenangan karier pertamanya dalam usia 22 tahun, 1 bulan, dan 10 hari, sekaligus juga menjadi pembalap termuda yang memenangkan perlombaan CART. Seminggu kemudian, ia memenangkan Grand Prix Detroit di Belle Isle, setelah dua mobil tim PacWest Racing, masing-masing dikendarai MaurĆ­cio Gugelmin dan Mark Blundell, mengalami kehabisan bahan bakar pada lap terakhir. Selanjutnya, Moore, yang dianggap menjadi kuda hitam dalam perebutan gelar, hanya meraih dua kali finis di posisi lima besar, yaitu di Portland International Raceway dan Mid-Ohio Sports Car Course, seiring beragam kendala teknis yang menimpanya di sisa musim. Pada akhirnya, Moore hanya finis di urutan ketujuh klasemen dengan 111 poin.


    = 1998: Posisi lima klasemen

    =
    Untuk musim 1998, Moore mengendarai mobil Reynard dengan mesin Mercedes-Benz yang lebih ringan dan lebih kecil. Ia juga berupaya meningkatkan staminanya untuk berlomba melalui serangkaian pelatihan kebugaran fisik yang panjang. Moore mengawali lomba pembuka musim di Grand Prix Miami dengan start dari posisi terdepan untuk pertama kali dalam kariernya. Dalam usia 22 tahun, 10 bulan, dan 18 hari, ia berhasil mencatat rekor baru sebagai pembalap peraih posisi start terdepan termuda dalam sejarah CART. Ia menyelesaikan perlombaan dengan finis di posisi kedua, setelah kesalahan teknis saat pitstop membuatnya tercecer ke posisi belakang, meski ia bisa bangkit untuk mengejar ketinggalannya. Moore selanjutnya meraih tiga kali finis sepuluh besar dalam tiga perlombaan berikutnya dan naik ke puncak klasemen sementara kejuaraan pembalap. Dalam lomba Rio 400, ia menyalip Zanardi di sisa lima lap terakhir untuk meraih kemenangan ketiga dalam kariernya, sekaligus memperlebar selisih poin dengan pesaingnya di posisi teratas klasemen kejuaraan. Moore meraih dua posisi start terdepan lainnya, masing-masing di Gateway International Raceway dan Belle Isle. Ia juga meraih kemenangan keduanya di musim tersebut dalam lomba U.S. 500 di Michigan International Speedway, setelah duel ketat melawan duet tim Chip Ganassi Racing, yaitu Zanardi dan Jimmy Vasser, di sisa lima lap terakhir. Hasil gemilang di awal musim kemudian berbalik menjadi serangkaian rentetan hasil buruk dengan lima kali gagal finis. Ia sempat terlihat bangkit melalui raihan posisi start terdepan di Grand Prix Houston, meskipun saat lomba mesin mobilnya mengalami masalah traksi. Pada lomba akhir musim Marlboro 500 yang digelar di California Speedway, Moore finis kedua setelah Vasser melewatinya di sisa dua lap menjelang finis. Moore menempati posisi kelima di klasemen pembalap dengan 141 poin, namun penampilannya sepanjang musim memberikannya reputasi sebagai salah satu pembalap unggulan di CART.


    = 1999: Musim terakhir

    =
    Memasuki musim 1999, para penggemar CART dan media memprediksikan Moore sebagai salah satu unggulan untuk memenangkan gelar. Ia menghabiskan sebagian besar tes pra-musim di sirkuit jalanan, dan mengatakan kepada New York Daily News bahwa tujuannya untuk musim ini adalah untuk memenangkan perlombaan sebanyak mungkin dan meraih gelar kejuaraan pembalap. Ia memimpin 96 lap dalam perjalanan menuju kemenangan karier kelimanya di lomba pembuka musim, Grand Prix Miami, setelah start dari posisi terdepan. Moore mengatakan bahwa ia belajar dari Alex Zanardi untuk menerima hasil apapun setiap kali perlombaan berjalan sebagai bagian dari pendewasaan individual sebagai pembalap. Ia meraih posisi finis sepuluh besar sebanyak empat kali dalam enam perlombaan berikutnya. Ia juga terpaksa kehilangan posisi puncak klasemen setelah meraih hasil finis di posisi ke-12 pada lomba keempat musim, Bosch Spark Plug Grand Prix, yang diselenggarakan di Nazareth Speedway. Setelahnya, penampilan Moore baik di kualifikasi ataupun lomba mulai menurun dan ia pun perlahan-lahan terpuruk dalam klasemen kejuaraan pembalap. Ia hanya mampu meraih tiga kali finis di posisi empat besar di sebelas balapan terakhir musim, dengan mobilnya yang memakai mesin Mercedes-Benz yang dianggap tidak bertenaga dan tidak dapat diandalkan. Ia mengakhiri musim di urutan kesepuluh klasemen dengan 97 poin.


    = Negosiasi kontrak untuk musim 2000

    =
    Dengan kontrak lima tahun bersama Forsythe Racing yang berakhir setelah musim 1999, Moore memulai negosiasi dengan beberapa tim CART dan seri balap mobil lainnya. Ia mengaku tertarik pada NASCAR dan menjalin persahabatan dengan pembalap seperti Jeff Burton, dan juga mendiskusikan persaingan di arena balap mobil stok dengan Bobby Labonte. Moore mengatakan kepada USA Today: "Saya pikir karier Anda bisa lebih lama di sana. Meski misalnya usia Anda sudah tua, Anda akan tetap bisa kompetitif karena faktor mobilnya yang tidak menuntut fisik lebih berat tetapi lebih kepada bagaimana cara kita menikmatinya saat mengemudikannya." Ia mendiskusikan peluang membalap untuk tim PPI Motorsports milik Cal Wells dan dengan Andy Petree Racing. Moore mengadakan diskusi dengan Forsythe Racing pada tanggal 30 Juni. Pemilik tim Gerald Forsythe memberikannya tawaran yang ditolak karena keterbatasan uang. Pada bulan Agustus 1999, Moore menandatangani kontrak tiga tahun senilai $10 juta untuk menggantikan Al Unser Jr. di tim CART Penske mulai musim 2000. Merujuk pada sesama pembalap CART Tony Kanaan, Moore berencana untuk menghabiskan tiga sampai empat tahun lagi di CART sebelum memasuki NASCAR.


    Kegiatan balap lainnya


    Frank Williams, pendiri dan kepala tim Williams F1, sempat mencoba membujuk Moore untuk bergabung sebagai pembalap tes, sebelum akhirnya mengetahui bahwa Moore sudah terikat kontrak panjang dengan Forsythe Racing. Moore sempat diminta oleh Canadian Broadcasting Corporation untuk menggantikan Jackie Stewart sebagai komentator untuk siaran langsung Grand Prix Kanada 1997. Karena terbentur peraturan, pihak otoritas Formula Satu melarangnya tampil dikarenakan status Moore sebagai pembalap CART.
    Pada akhir tahun 1997, Moore membalap untuk Mercedes-AMG di Kejuaraan GT FIA untuk dua lomba terakhir musim yang digelar di Sebring dan Laguna Seca. Ia berbagi mobil Mercedes-Benz CLK GTR nomor #12 dengan Alexander Wurz dalam kategori GT1. Mobil mereka finis di posisi ketujuh di kedua perlombaan tersebut. Moore adalah salah satu dari dua belas pembalap yang diundang untuk bersaing dalam empat perlombaan seri balap mobil stok International Race of Champions (IROC) pada tahun 1999. Ia mengemudikan mobil Pontiac Firebird dan finis ke-12 (dan terakhir) di klasemen dengan meraih 25 poin, hasil dari tiga kali finis sepuluh besar dalam lomba selama musim berjalan.


    Akhir hayat



    Lomba Marlboro 500 di California Speedway yang digelar pada tanggal 31 Oktober adalah lomba terakhir musim 1999 dan dijadwalkan menjadi perlombaan terakhir Moore bersama tim Forsythe Racing sebelum pindah ke tim Penske untuk musim 2000. Pada pagi hari sebelum lomba berlangsung, Moore sempat mengalami kecelakaan aneh. Ia tiba-tiba terjatuh dari skuternya setelah ditabrak oleh kendaraan paddock di area layanan perhotelan. Sang pengemudi kendaraan paddock mengaku ia tidak bisa melihat Moore yang ada di depannya karena terhalang oleh pantulan sinar matahari terbit. Moore mengalami luka robek di tangan kanannya yang membutuhkan lima belas jahitan. Ia juga menderita memar di pinggul kanan dan jari telunjuk yang retak di tangan kanannya. Sebagai antisipasi jika seandainya Moore tidak bisa ikut berlomba, tim Forsythe Racing memanggil Roberto Moreno sebagai pembalap cadangan darurat jika dokter menyatakan Moore tidak bisa turun. Setelah menjalani sesi tes khusus selama enam lap di trek yang dinilai sesuai dengan kecepatan rata-rata yang cukup pada hari itu, dan atas hasil dari dua konsultasi medis dengan Steve Olvey selaku medis CART, Moore diizinkan untuk turun berlomba dengan memakai pelindung penyangga tangan dan menggunakan batang setir yang dimodifikasi. Pihak pengawas lomba memintanya untuk start di posisi grid paling belakang karena melewatkan sesi kualifikasi.

    Lomba sendiri diawali dengan insiden yang menimpa Richie Hearn di lap ketiga yang membuat periode hati-hati dikeluarkan selama lima lap. Saat lintasan dinyatakan kembali normal pada lap ke-10, Moore berada di posisi ke-15 ketika ia kehilangan kendali atas mobilnya di pertengahan area Tikungan Dua, yang diyakini karena kehilangan efek slipstream dari mobil yang ada di depannya. Ia terlihat sempat berusaha untuk mendapatkan kembali kendali mobil, tetapi meninggalkan bekas selip di trek saat melintir hampir 150 meter diluar area lintasan. Selanjutnya, ia menerabas masuk ke dalam area berumput dengan kecepatan lebih dari 220 mil/j (350 km/j), dan kemudian mengenai jalan akses yang lebih rendah dari rerumputan basah yang dilewati sebelumnya. Mobil yang Moore kendarai lalu melayang ke udara sekitar 9,1 meter, dan berguling-guling sebelum menabrak area penghalang beton yang tidak memiliki dinding ban, untuk menyerap benturan dengan kecepatan tetap pada sudut 90 derajat. Tabrakan tersebut tercatat pada 1.510 m/sĀ² oleh kotak hitam mobil, dengan efek yang kemudian membelah mobil menjadi dua dan menyebarkan banyak pecahan puing saat kompartemen kokpit terbuka serta kursi tempat duduk pembalap yang hancur. Kepala Moore yang dilindungi helm kemudian menghantam tanah beberapa kali sebelum mobil terbalik setelah berguling sebanyak empat kali. Moore kemudian dikeluarkan dari mobil dan langsung diberikan resusitasi kardiopulmonari oleh petugas medis sirkuit sebelum diangkut dengan helikopter ke Rumah Sakit Universitas Loma Linda. Moore dinyatakan meninggal pada pukul 13:21 Waktu Standar Pasifik dengan cedera kepala dan cedera organ dalam yang parah. Ia menjadi pembalap kedua yang meninggal karena cedera yang diderita akibat kecelakaan selama perlombaan CART musim 1999. Di tiga lomba sebelumnya, Gonzalo RodrĆ­guez meninggal karena kecelakaan dalam sesi latihan di Sirkuit Laguna Seca.
    Setelah mendapatkan informasi bahwa Moore meninggal, kepala pengawas perlombaan CART, Wally Dallenbach, Sr., segera memerintahkan semua bendera yang ada di lintasan untuk diturunkan menjadi setengah tiang dan tidak ada perayaan kemenangan untuk pembalap yang memenangkan perlombaan. Selain itu, semua pembalap yang sedang bersaing di lintasan juga tidak diberitahu mengenai situasi duka tersebut sampai perlombaan berakhir. Atas permintaan ayah Moore, acara gala penghargaan akhir musim CART di The Century Plaza Hotel dilanjutkan sesuai jadwal pada malam berikutnya, tetapi formatnya diubah dengan menambah sesi penghormatan terakhir selama 15 menit untuk Moore dan RodrĆ­guez. Tugu peringatan darurat dibangun di Sekolah Menengah Pitt Meadows dan diler mobil milik ayah Moore. Canadian Motorsport Hall of Fame mengadakan buku belasungkawa untuk ditandatangani oleh para penggemar yang selanjutnya dikirimkan kepada keluarga Moore. Jenazah Moore dikremasi pada tanggal 2 November. Sebuah upacara peringatan yang terbatas diadakan di Gereja St. Andrew's Wesley United, di pusat kota Vancouver, yang dihadiri oleh 1.200 anggota keluarga dan teman dekat pada hari berikutnya. Pada tanggal 4 November, upacara peringatan publik kedua berlangsung di Gereja Baptis Maple Ridge, di kota kelahiran Moore, Maple Ridge, dengan dihadiri oleh 1.500 pelayat.
    Pihak otoritas CART kemudian menyita bagian-bagian yang tersisa dari mobil Moore untuk penyelidikan penyebab kecelakaan dan mengumumkan akan meninjau seluruh video rekaman dari perlombaan. Pada tanggal 20 Desember, CART mengumumkan penyelidikannya atas kecelakaan Moore dan menemukan bahwa tidak ada penyebab tunggal untuk insiden tersebut. Insinyur CART memperoleh dan menganalisis sejumlah besar data dari peralatan yang dipasang di mobil Moore, dan menemukan bahwa ia mulai kehilangan kendali atas mobil di pertengahan Tikungan Dua tetapi tidak dan bukan saat ia mengudara di area jalan akses luar lintasan. Tim Mayer, wakil presiden operasi balap CART, berkomentar, "Saya pikir jawaban yang kami ketahui menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang jelas, tetapi ia bereaksi terhadap situasi yang dimulai di tengah Tikungan Dua dan tidak ada yang tampak tidak biasa. Kami yakin tidak ada kerusakan mekanis. Penyebab kecelakaan itu adalah suatu misteri. Maksud saya, faktor awal yang menggerakkan rantai peristiwa itu tidak bisa diketahui secara pasti."


    Gaya mengemudi dan seragam balap


    Moore digambarkan memiliki "gaya mengemudi yang mirip dengan Gilles Villeneuve", yang menyertai gaya pribadinya yang tidak kenal takut dengan tekad yang luar biasa. Selama karier CART-nya, ia dikenal sebagai pembalap spesialis lintasan oval dengan selalu bisa mendapatkan cengkeraman optimal saat mobilnya melaju mendekati titik oversteer. Moore menyempurnakan kemampuan ini setelah mengalami kesulitan di lintasan oval dalam dua tahun pertamanya di Indy Lights. Ia selalu mencoba mengemudikan mobil dengan benar, selalu ingin mempertahankan kendali bagian belakang mobilnya, dan belakangan juga mencoba mempelajari kendali mobil dengan gaya "longgar" setelah ayahnya memasukkannya ke dalam beberapa balapan lintasan es atas saran insinyur balap Steve Challis. Selama latihan untuk balapan lintasan oval, Moore fokus pada pengaturan mobil dengan keyakinan bahwa ia bisa melewati pembalap lain. Saat berada di lintasan, ia melakukan gaya ini dengan ciri khas menyetir ke bagian kanan trek.
    Desain helm Indy Lights milik Moore menampilkan campuran grafik petir dan bendera kotak-kotak. Setelah pindah ke CART, sponsor utama Forsythe Racing meminta Moore merevisi desain helmnya dengan lebih menonjolkan identitas perusahaan yang menjadi sponsor. Terlepas dari warna biru korporat Player's yang menjadi sponsor utama timnya, Moore mengenakan sepasang sarung tangan balap warna merah untuk menekankan kebanggaan dan rasa nasionalisme sebagai seorang warga negara Kanada.


    Kepribadian dan warisan


    Iain MacIntyre dari Vancouver Sun menggambarkan Moore sebagai "laki-laki tinggi, berambut pirang, dan memakai kacamata berbingkai kawat", serta sebagai seseorang yang "memiliki pembawaan yang sehat, polos, dan antusiasme yang mirip anak-anak." Legenda balap mobil Mario Andretti menggambarkannya sebagai orang yang pandai berbicara, pembicara yang berarti, dan menganggapnya "sangat profesional serta dewasa untuk usianya". Moore memiliki kedekatan yang ramah dengan para insan media massa. Sementara itu, para penggemar CART dan sesama rekan pembalap memandangnya dengan kasih sayang karena "selera humornya yang unik dan beda dari yang lain", terutama dengan para pengemar dari kalangan anak-anak. Ia selalu serius saat mengemudikan mobil, terlepas apakah itu mobil balap ataupun mobil biasa, positif dalam memandang langkah karier, sesekali jenaka kepada orang lain di luar profesinya, dan mengabdikan diri secara penuh untuk keluarga dan penggemarnya. Moore selalu terbuka dan mau mengakui kesalahan yang telah ia perbuat. Ia juga menjalin persahabatan yang erat dengan beberapa pembalap dan mengorganisir pertemuan sosial. Dimulai pada Agustus 1998 sampai kematiannya, ia memimpin empat orang kelompok pembalap internasional yang disebut "The Brat Pack", yang beranggotakan Max Papis, Dario Franchitti, dan Tony Kanaan. Kuartet ini memiliki kerinduan yang energik untuk kesenangan, pergi ke acara pesta malam, mendiskusikan kehidupan, dan untuk menjaga hubungan persahabatan satu sama lain.

    Sebagai tanda penghormatan, CART, Indy Lights, dan Formula Atlantik sepakat untuk mempensiunkan nomor #99, nomor mobil yang identik dengan karier Moore, dari daftar yang tersedia bagi pembalap di ketiga seri tersebut. Pada tanggal 1 September 2000, CART mengadakan Penghargaan Warisan Greg Moore untuk menghormati "pembalap yang paling menggambarkan warisan bakat luar biasa mirip Moore di trek serta menampilkan kepribadian yang dinamis dengan penggemar, media, dan komunitas CART." Maksimal empat atau lima pembalap dinominasikan oleh panel ahli dengan setidaknya satu pesaing mewakili CART, Indy Lights, dan Formula Atlantik. HĆ©lio Castroneves adalah penerima pertamanya pada tahun 2000. Orang lain yang menerima penghargaan termasuk Dario Franchitti pada tahun 2001, SĆ©bastien Bourdais pada tahun 2003, Ryan Hunter-Reay pada tahun 2004, dan J. R. Hildebrand pada tahun 2009, yang menjadi pembalap pertama dari Indy Lights yang menerima penghargaan ini. Penghargaan 2010 diberikan kepada James Hinchcliffe, seorang pembalap yang mengidolakan Moore dan mengenakan sepasang sarung tangan balap warna merah ala Moore dalam seragam balapnya untuk perlombaan Indianapolis 500 2012. Pihak lain yang menjadikan Moore sebagai panutan termasuk pembalap Jaguar I-Pace eTrophy Stefan Rzadzinski dan pembalap mobil sport Scott Hargrove.
    Yayasan Greg Moore didirikan oleh ayahnya untuk melanjutkan warisan putranya melalui pekerjaan amal. Yayasan ini mendukung beasiswa bagi kaum muda untuk melanjutkan pendidikan mereka setelah lulus dari sekolah menengah, menyediakan dana untuk lima badan amal kesehatan dan rumah sakit setempat, membantu dalam pengembangan atlet amatir, dan berupaya meminimalisir pengemudi dalam keadaan mabuk. Moore secara anumerta dianugerahi Penghargaan Jack Diamond, sebuah penghargaan yang menghormati "seorang individu yang secara konsisten menunjukkan semangat kompetitif dan kooperatif, unggul dalam bidang olahraga. dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat". Penghargaan ini diterima oleh keluarganya pada acara makan malam di Pusat Komunitas Yahudi Vancouver pada tanggal 15 Februari 2000. Ia secara anumerta dilantik ke dalam Canadian Motorsport Hall of Fame dan BC Sports Hall of Fame di tahun yang sama. Pada tahun 2007, ibu tiri Moore membuka galeri kotak kaca yang berisi artefak balapnya di BC Sports Hall of Fame. Sebuah sirkuit gokar di Chilliwack, pusat pemuda di Maple Ridge yang didirikan pada Oktober 2001, dan Departemen Darurat di Rumah Sakit Ridge Meadows diresmikan delapan tahun kemudian oleh Perdana Menteri British Columbia Gordon Campbell dan Menteri Kesehatan George Abbott, yang kesemuanya diberi nama Moore.
    Moore dihormati oleh penyelenggara Molson Indy Vancouver dengan kalimat "Keberanian, Greg Moore No. 99" yang ditulis dengan huruf besar berwarna putih. Tulisan tersebut dimunculkan pada garis start dan finis sirkuit jalan raya Concord Pacific Place di tahun 2000. Dimulai dari acara perlombaan tahun tersebut hingga acara perlombaan terakhirnya pada tahun 2004, peraih posisi start terdepan akan menerima Penghargaan Pole Greg Moore. Sebuah buku berjudul Greg Moore: A Legacy of Spirit, yang ditulis oleh jurnalis Dan Proudfoot, Jim Taylor, dan Gordon Kirby, diterbitkan oleh Whitecap Books pada 30 Agustus 2000. Pada tahun berikutnya, sebuah film dokumenter untuk melengkapi buku berjudul Greg Moore ā€“ A Racer's Story, dinarasikan dan dibawakan oleh aktris Ashley Judd. Film ini ditayangkan dua kali oleh jaringan televisi berlangganan The Sports Network pada tahun 2001 dan dirilis juga dalam bentuk VHS. Dario Franchitti mendedikasikan kemenangan yang ia raih dalam lomba Molson Indy Vancouver 2002 untuk Moore dan mengulanginya sekali lagi setelah meraih gelar juara pembalap IndyCar musim 2009. Film dokumenter kedua, A Hero's Drive: The Greg Moore Tribute, ditayangkan di Sportsnet pada Mei 2013. Dua bulan kemudian, majalah Autosport menyebut Moore sebagai salah satu dari 50 pembalap terhebat yang tidak pernah membalap di Formula Satu.


    Statistik karier




    = Musim ke musim

    =


    = Hasil balap mobil roda terbuka

    =
    (kunci) (Lomba yang ditebalkan mengindikasikan posisi pole sementara yang dimiringkan mengindikasikan putaran tercepat; angka kecil menandakan posisi saat finis)


    Indy Lights




    CART




    = International Race of Champions

    =
    (kunci) (Ditebalkan ā€“ Posisi pole. * ā€“ Putaran terbanyak yang dipimpin. Angka kecil menandakan posisi finis)


    Catatan kaki




    Referensi




    = Situs web dan publikasi sejenis

    =


    = Daftar pustaka

    =


    Pranala luar



    Situs web resmi (Diarsipkan)
    Statistik Greg Moore di Driver Database
    Statistik Greg Moore sebagai pembalap di Racing-Reference
    Greg Moore (pembalap) di IMDb (dalam bahasa Inggris)

Kata Kunci Pencarian: