Thales Group (pengucapan bahasa Prancis: [talɛs]) adalah sebuah perusahaan multinasional asal Prancis yang merancang dan memproduksi sistem kelistrikan dan menyediakan layanan untuk sektor dirgantara, pertahanan, transportasi, dan keamanan. Perusahaan ini berkantor pusat di distrik bisnis La Défense, Paris dan sahamnya diperdagangkan di Euronext Paris.
Perusahaan ini mengubah namanya dari Thomson-CSF menjadi
Thales (sesuai nama filsuf Yunani,
Thales, dilafalkan sebagai [talɛs] dalam Bahasa Prancis) pada bulan Desember 2000 sesaat setelah mengakuisisi Racal Electronics asal Britania Raya. Sebagian saham perusahaan ini dipegang oleh Pemerintah Prancis, dan perusahaan ini beroperasi di lebih dari 56 negara. Perusahaan ini mempekerjakan 80.000 orang dan mencatatkan pendapatan sebesar €18,4 milyar pada tahun 2019. Hingga tahun 2017, perusahaan ini juga merupakan kontraktor pertahanan terbesar kedelapan di dunia, dengan 55% penjualan perusahaan ini berasal dari penjualan ke militer.
CEO
Thales Group adalah Patrice Caine sejak bulan Desember 2014.
Sejarah
Pendahulu
Thales, Thomson-CSF, memulai sejarahnya dari Compagnie Française Thomson-Houston (CFTH), yang didirikan pada tahun 1893. Namun Thomson-CSF sendiri baru didirikan pada tahun 1968 saat Thomson-Brandt (sebelumnya bernama CFTH) menggabungkan unit bisnis elektroniknya dengan unit bisnis elektronik dari Compagnie générale de la télégraphie sans fil (CSF).
Pada bulan Juni 2001,
Thales membentuk ThalesRaytheonSystems bersama Raytheon untuk menggabungkan divisi sistem komunikasi dan radar milik keduanya. Pada tahun 2016, ThalesRaytheonSystems direstrukturisasi sehingga hanya menerima pesanan dari lembaga NATO dan negara anggota NATO.
Pada tahun 2002,
Thales mendirikan Armaris bersama DCN asal Prancis untuk dapat menawarkan kapabilitas pembuatan kapal terintegrasi.
Pada tahun 2002,
Thales Broadcast Multimedia, bekas anak usaha
Thales, memasok peralatan penyiaran radio gelombang pendek standar yang dirancang untuk penyiaran radio umum ke Tiongkok. Walaupun peralatan tersebut tidak ditujukan untuk mengacak penyiaran radio dari luar Tiongkok, kini terlihat bahwa antena ALLISS justru digunakan untuk mengacak.
Pada tahun 2003, rancangan dari
Thales UK memenangkan kompetisi untuk Future Carrier (CVF) dari Royal Navy dan perusahaan ini kini berpartisipasi dalam sebuah perusahaan aliansi bersama BAE Systems dan Kementerian Pertahanan Britania Raya.
Thales Navigation, sebuah divisi yang memproduksi unit GPS, dijual ke Shah Capital Partners pada tahun 2006 dengan harga $170 juta, dan namanya pun diubah menjadi Magellan.
= Akuisisi
=
Pada tahun 2006,
Thales mengakuisisi Australian Defence Industries, sebuah produsen peralatan militer, seperti bubuk mesiu tanpa asap dan Bushmaster IMV.
Pada bulan April 2006,
Thales mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi bisnis luar angkasa dari Alcatel (67% saham Alcatel Alenia Space dan 33% saham Telespazio), serta divisi Solusi Persinyalan Kereta Api dari Alcatel dalam sebuah kesepakatan yang juga akan meningkatkan kepemilikan saham Alcatel atas
Thales menjadi 21,66%. Saham
Thales yang dipegang oleh pemerintah Prancis pun menyusut dari 31,3% menjadi 27,1% sebagai dampak dari akuisisi tersebut. Kesepakatan tersebut juga meliputi bisnis Integrasi Sistem (yang tidak didedikasikan untuk operator telekomunikasi, dan terutama mencakup sektor transportasi dan energi). Pada bulan Januari 2007, kesepakatan senilai 1,7 milyar Euro ($2,24 milyar) tersebut akhirnya disetujui.
Pada tahun 2008,
Thales mengakuisisi pemasok modul keamanan perangkat keras asal Britania Raya, nCipher.
Pada bulan Desember 2008, Alcatel setuju untuk menjual 20,8% saham
Thales ke Dassault Aviation dengan harga €1,57 milyar ($2,27 milyar).
Pada tahun 2014, Alcatel-Lucent memulai diskusi untuk menjual unit bisnis keamanan sibernya ke
Thales. Penjualan tersebut akhirnya diteken pada bulan Oktober 2014.
Pada tahun 2016,
Thales mengakuisisi Vormetric dengan harga $400 juta.
Pada tahun 2017,
Thales mengakuisisi Guavus dan mengajukan tawaran sebesar €4,76 milyar untuk Gemalto.
Pada tahun 2018,
Thales berkomitmen mendivestasi nCipher sebagai bagian dari upayanya untuk dapat mengakuisisi Gemalto. Pada bulan Juni 2019,
Thales resmi mendivestasi nCipher ke Entrust.
Operasi
Thales Group memasok perangkat dan peralatan elektronik yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Prancis sejak masih bernama Thomson-CSF, termasuk helm SPECTRA untuk tentara dan gendarmerie. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan Dassault Aviation pada pesawat terbang Dassault Rafale dan memproduksi alat bantu pertahanan SPECTRA.
Thales pun kerap bekerja sama dengan DCNS dan merancang elektronik yang digunakan pada kapal-kapal Prancis.
Thales kemudian terlibat dalam program produksi fregat kelas Horizon dan FREMM.
Thales, saat masih bernama Thomson-CSF, juga terlibat dalam skandal fregat Taiwan, terkait penjualan frigate kelas La Fayette ke Taiwan.
Perusahaan ini juga terlibat dalam Eurosam, karena Thomson-CSF merupakan pendiri dari konsorsium tersebut, bersama Aérospatiale dan Alenia Aeronautica. Pada bulan Februari 2004,
Thales mendapat kontrak untuk membuat sistem kendali dan komando baru untuk Angkatan Laut Prancis, yakni SIC 21, yang akan dipasang di Charles de Gaulle, sejumlah kapal, dan pesisir.
Selain itu, awalnya kapal induk Prancis PA2 direncanakan akan melibatkan
Thales sebagai perancang utama. Namun, proyek tersebut dibatalkan pada tahun 2013.
Thales juga bergerak di bidang pencitraan X-ray, keuangan, energi, dan mengoperasikan satelit komersial.
Pada tahun 2012, perusahaan ini terutama terdiri dari lima cabang, yakni Pertahanan, Keamanan, Luar Angkasa, Dirgantara, dan Transportasi Darat.
Berikut ini sejumlah proyek yang didukung oleh Uni Eropa dan
Thales terlibat di dalamnya:
Galileo - GNSS buatan Eropa, seperti GPS/Glonass/Kompas/BeiDou
SESAR - sebagai produsen peralatan pesawat terbang dan pemasok sistem ATM
= Pertahanan
=
Rancangan dari perusahaan ini memenangkan kompetisi untuk Future Carrier (CVF) dari Royal Navy. Perusahaan inipun merupakan bagian dari konsorsium AirTanker, pemenang kontrak Future Strategic Tanker Aircraft dari Royal Air Force.
Thales UK juga memenangkan kontrak untuk program pesawat nirawak dari British Army, yakni Watchkeeper. Perusahaan ini juga memproduksi sistem kendali senjata jarak jauh SWARM. Simulator
Thales meliputi perangkat gerak penuh serta panel datar dan fasilitas pelatihan lainnya.
Thales Air Defence memproduksi berbagai macam sistem rudal jarak pendek, seperti Starstreak.
= Dirgantara
=
ATM (Air Traffic Management) buatan
Thales dipasarkan dengan nama "TopSky", setelah sebelumnya dengan nama "EuroCat".
Thales memasok avionik ke produsen pesawat terbang sipil, termasuk sistem Fly-By-Wire, sistem kokpit, komputer navigasi, komunikasi satelit, hiburan dalam penerbangan, dan sistem kelistrikan.
Pada bulan November 2017,
Thales mengakuisisi pemasok radar asal Britania Raya, Aveillant, yang memproduksi teknologi radar holografik yang didefinisikan dengan perangkat lunak. Teknologi radar tersebut dapat mendeteksi sasaran kecil seperti drone.
Pada bulan Februari 2018,
Thales memenangkan kontrak senilai A$1,2 milyar ($946 juta) dari Airservices Australia dan Departemen Pertahanan Australia untuk menyatukan ruang udara militer dan sipil di Australia ke dalam sebuah sistem pemanduan lalu lintas udara tunggal yang diberi nama "OneSKY".
= Transportasi darat
=
Thales sangat terlibat di industri perkeretaapian Britania Raya sebagai dampak dari penggabungan dengan Racal dan akuisisi terhadap divisi Solusi Persinyalan Kereta Api milik Alcatel.
Thales pun akan memodernisasi 40% jaringan London Underground.
Di Denmark,
Thales kini memiliki 100% saham "Konsorsium Timur-Barat" yang dikontrak untuk menyediakan kartu perjalanan nasional (Denmark: "Rejsekort").[1].
Di India, pada bulan Desember 2014,
Thales dipilih oleh New Delhi Metro Rail Corporation (DMRC) untuk memasok sistem pengumpulan ongkos otomatis dan peralatan penjualan tiket.
Thales juga dikontrak oleh Hyderabad Metro Rail sejak tahun 2017 untuk menyediakan otomasi kendali kereta api dan layanan komunikasi untuk metro di Hyderabad.
Pada tahun 2014, perusahaan ini ditugaskan untuk melengkapi sistem transportasi umum di Bordeaux, Prancis, dengan sistem pengumpulan ongkos dan tiket nirkontak, mulai bulan bulan Februari 2017. Namun, karena ada sejumlah penundaan, sistem tersebut diperkirakan baru dapat dioperasikan pada tahun 2019.
Di Singapura,
Thales terlibat dalam sebuah kecelakaan kereta api yang diakibatkan oleh masalah kompatibilitas antara antarmuka sistem persinyalan lama dan baru. Kecelakaan tersebut menyebabkan 38 orang mengalami luka ringan. Kecelakaan serupa juga terjadi pada bulan Maret 2019 di Jalur Tsuen Wan, Hong Kong.
Referensi
Pranala luar
Situs web resmi