- Source: Gua Kizil
Gua Kizil, atau Qizil atau Qyzyl adalah sebuah jaringan gua buatan di dekat Kizil (克孜尔乡, Kèzī'ěr Xiāng) di Kabupaten Baicheng, Xinjiang, China. Lokasi gua berada di sisi utara dari Sungai Muzat, 65 kilometer di sebelah barat Kucha. Wilayah lokasi Gua Kizil merupakan sebuah kota perdagangan di Jalur Sutra. Gua Kizil disebut sebagai kompleks besar gua agama Buddha paling tua di China dengan pembuatannya yang diperkirakan berasal dari abad ke-3 hingga abad ke-8.
Gua
Kompleks Gua Kizil adalah situs gua Buddha terbesar di Xinjiang yang dimiliki oleh kerajaan kuno Kucha yang berbudaya Tokharia. Situs gua lainnya di wilayah Kucha di antaranya seperti Gua Seribu Buddha Kumtura dan Gua Simsim.
Terdapat 236 kuil di Kizil yang dipahat ke dalam tebing, berjejer dari timur ke barat sepanjang dua kilometer. Dari keseluruhan bangunan kuil, hanya 135 yang masih relatif utuh. Pengukuran penanggalan karbon menunjukkan bahwa gua yang paling awal dibangun sekitar tahun 300. Kebanyakan ilmuwan meyakini bahwa Gua Kizil kemungknan ditinggalkan sekitar pada abad ke-8 setelah masuknya pengaruh politik Tang di wilayah Kucha. Naskah dan beberapa pahatan nama-nama raja yang ditulis dalam bahasa Tokharia ditemukan di Kizil.
Sebagian besar gua memiliki tiang di bagian tengah tempat para peziarah mengitarinya sebagai representasi dari stupa. Sebuah ruangan besar berkubah berada di depan tiang sementara sebua ruangan yang lebih kecil berada di belakang. Dua koridor terowongan menghubungkan kedua ruangan tersebut. Di ruangan depan, sebuah patung Buddha berukuran besar dahulu terletak di dalam sebuah cekungan yang menjadi pusat dari ruangan. Akan tetapi, tidak ada patung yang ditemukan utuh di Kizil. Di ruangan-ruangan belakang dapat ditemukan mural atau pahatan parinirvana, baik salah satu maupun keduanya.
Terdapat tiga jenis gua lainnya yaitu gua persegi, gua dengan gambar besar, dan wihara. Banyak dari gua adalah wihara tempat para biksu tinggal dan menyimpan kebutuhannya. Di dalam gua wihara tidak ditemukan lukisan mural.
Mural
Pada tahun 1906, sebuah tim ekspedisi dari Jerman dibawah pimpinan Albert von Le Coq dan Albert Grünwedel menjelajahi gua-gua di Kizil. Grünwedel berusaha untuk menyalin lukisan mural yang ditemukan namun von le Coq lebih memilih untuk mengambil lukisan. Sebagian besar bagian dari lukisan mural yang ia ambil sekarang berada di Museum Seni Asia (dahulu Museum für Indische Kunst, Museum Seni India) di Dahlem, Berlin, Jerman. Beberapa penjelajah lainnya juga mengambil bagian-bagian dari lukisan mural yang kini tersebar di museum-museum di Rusia, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Meskipun situs Kizil telah mengalami perusakan dan penjarahan, masih ada sekitar 5.000 meter persegi lukisan dinding yang tersisa. Mural tersebut kebanyakan menggambarkan kisah Jataka, avadana, dan legenda Buddha yang dilukis sesuai tradisi Sarvastivada yaitu Hinayana.
Berdasarkan sebuah naskah yang ditemukan di Kucha, beberapa lukisan di Gua Kizil pembuatannya diperintahkan oleh seorang raja bangsa Tokharia (Thogar) bernama "Mendre" dengan nasihat seorang biksu tinggi bernama Anandavarman. Sang raja memerintahakan pelukis dari India, Naravahanadatta, dan pelukis dari Suriah, Priyaratna, bersama dengan murid-murid mereka untuk melukisi gua. Raja Vijayavardhana dan Murlimin dari negeri tetangga Khotan juga membantu pelukisan gua dengan mengutus pelukis mereka ke Kizil.
Karakteristik mencolok dari lukisan mural yang ada di Kizil adalah banyaknya penggunaan pigmen biru yang merupakan pigmen bernilai tinggi, dibuat dari lazuardi dari Afganistan. Ernst Waldschmidt di dalam klasifikasinya terhadap kesenian di wilayah Kizil menyebutkan bahwa terdapat tiga periode seni yang berbeda. Mural dari periode pertama umumnya menggunakan warna merah sementara dari periode kedua banyak menggunakan warna biru. Lukisan dari periode awal memiliki pengaruh Yunani-India atau Gandhara yang lebih terlihat sementara lukisan dari periode kedua lebih memperlihatkan pengaruh Iran (Sassaniyah). Pada periode kedua dan ketiga, penggambaran legenda atau kisah Jataka lebih sedikit dan diganti dengan motif Buddha berukuran kecil atau "Seribu Buddha" atau Buddha yang sedang duduk di atas awan. Lukisan dari periode pertama dan kedua menunjukkan sedikit unsur budaya China. Periode terakhir adalah periode Turk-China yang berpusat di sekitar Turfan namun di Kizil hanya ditemukan dua gua yang memperlihatkan pengaruh China.
Karakteristik lain dari mural di Kizil adalah pembagian pelukisan langit-langit ke dalam petak-petak bentuk belah ketupat. Adegan-adegan yang digambarkan di dalam lukisan menggambarkan alur dari kisahnya secara keseluruhan secara vertikal dari bawah ke atas.
Galeri
Lihat pula
Gua Ribuan Buddha Bezeklik
Gua Seribu Buddha Kumtura
Gua Mogao
Gua Tianlongshan
Gua Ajanta
Seni Serindia
Referensi
Altbuddhistische Kultstätten in Chinesisch-Turkistan: vol.1 Diarsipkan 2022-11-12 di Wayback Machine.
Alt-Kutscha: vol.1 Diarsipkan 2020-01-27 di Wayback Machine.
Pranala luar
Along the ancient silk routes: Central Asian art from the West Berlin State Museums Diarsipkan 2018-07-16 di Wayback Machine.
The Oases of the Northern Tarim Basin Diarsipkan 2017-05-01 di Wayback Machine.
Revealing the Beauty of the Kizil Caves Diarsipkan 2011-05-20 di Wayback Machine.
"Sackler Gallery exhibition in 2002- Caves as Canvas: Hidden Images of Worship Along the Ancient Silk Road". Smithsonian Institution. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-01-03. Diakses tanggal 2016-11-28.
Kata Kunci Pencarian:
- Gua Kizil
- Kabupaten Baicheng
- Aksara Tokharia
- Orang Tokharia
- Kumārajīva
- Sejarah dunia
- Bahasa Tokharia
- List of caves
- Four Garrisons of Anxi