Gunung Guntur (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮌᮥᮔ᮪ᮒᮥᮁ) adalah
Gunung berapi kerucut aktif yang terdapat di Kelurahan Pananjung dan Desa Pasawahan, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dan memiliki ketinggian 2.249 meter dpl.
Gunung Guntur berdekatan dengan
Gunung-
Gunung lainya yang mengelilingi kota Garut. Di sebelah selatan
Gunung Guntur, ada
Gunung Putri yang berhadapan dengan
Gunung Cikuray dan
Gunung Papandayan, kemudian di sebelah barat ada
Gunung Masigit,
Gunung Parupuyan, dan
Gunung lainnya. Di sekitar kaki
Gunung Guntur tepatnya di daerah Kecamatan Tarogong Kaler ada banyak hotel dan penginapan dengan dilengkapi fasilitas pemandian air panas yang sumber air panasnya didapatkan dari
Gunung Guntur.
Letusan
Gunung Guntur pernah menjadi
Gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa pada dekade 1800-an. Namun, sejak itu aktivitasnya kembali menurun. Bataviasche Courant pada 7 November 1818 melaporan peristiwa letusan yang terjadi pada 21 Oktober 1818. Letusan tersebut diperkirakan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00 dan 23.00. Sebwlumnya, Thomas Horsfield menulis, "Pada malam hari antara tanggal 6 dan 7 April 1803, dan selama beberapa jam di hari akhir, semacam benda halus, hitam, seperti pasir di Kota, dan di sekitar Batavia, jatuh sangat lambat dari udara". Pada tahun-tahun berikutnya,
Gunung Guntur meletus beberapa kali. Bataviasche Courant melaporkan kembali peristiwa letusan
Gunung Guntur yang terjadi pada 14 Juni 1825 dengan kerusakan yang ditimbulkan cukup besar. Javasche Courant pada 4 Desember 1841 melaporkan bahwa
Gunung Guntur kembali meletus pada 14 November pada tahun yang sama. Letusan juga kembali terjadi pada 4 Januari dan 26 November 1843.
Karakteristik
= Geologi
=
Gunung Guntur memiliki beberapa kerucut-kerucut bekas titik erupsi tua di tengahnya, jadi
Gunung ini tidak berdiri sebagai satu kerucut tunggal. Di
Gunung ini juga terdapat 2 buah kaldera, Kaldera Gandapura di sebelah timur dan Kaldera Pangkalan di barat. Kemiringan di
Gunung Guntur bervariasi antara 2 derajat hingga 75 derajat. Hasil erupsi
Gunung Guntur berupa aliran lava bongkah yang masih baru dan tumpang tindih. Sebagian besar punggung
Gunung dibangun oleh material dari erupsi eksplosif dan efusif.
= Vegetasi
=
Gunung Guntur sendiri mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan
Gunung.
Di kawasan puncak
Gunung Guntur terdapat kaldera yang sangat besar dan dalam yang berasal dari bekas letusan. Karakteristik
Gunung Guntur umunya berpasir sehingga tidak banyak ditumbuhi tanaman dan tampak gersang. Sebagian kawasan banyak ditumbuhi dengan ilalang dan terlihat seperti padang savana. Di puncak hanya ada beberapa tanaman cantigi yang tumbuh. Selain cantigi, pohon pinus lebih banyak tumbuh di
Gunung ini.
Mitos
Gunung Guntur mulai ramai didaki oleh para pendaki
Gunung dari berbagai daerah. Volume jumlah pendaki semakin bertambah pada tahun 2013-an hingga saat ini.
Seiring perjalanan waktu, juga mulai banyak warung-warung yang ada di tiap pos pendakian. Selain itu juga banyak terdapat isu banyaknya barang hilang karena dicuri oleh oknum sekitar.
Gunung Guntur meliki banyak Kisah Mistis, Banyak Kejadian Pendaki yang Hilang secara misterius di
Gunung Guntur ini. Namun pendaki yang hilang itu bisa Selamat dan sehat setelah di temukan.
Galeri
Lihat pula
Gunung meletus
Daftar
Gunung berapi di Indonesia
Referensi
Pranala luar
http://www.volcanolive.com/
Guntur.html Diarsipkan 2023-05-29 di Wayback Machine.