- Source: HAL Tejas
HAL Tejas adalah LCA (Light Combat Aircraft) atau pesawat tempur ringan supersonik sayap delta generasi keempat buatan HAL (Hindustan Aeronautics Limited) sebagai pesawat tempur buatan India pertama. Pesawat ini secara resmi diberi nama Tejas yaitu Bahasa Sanskerta dari cahaya. Pesawat berasal dari program Light Combat Aircraft (LCA), yang dimulai pada 1980-an untuk menggantikan pesawat tempur MiG-21 India yang sudah tua, tetapi kemudian menjadi bagian dari program modernisasi armada umum.
Tejas saat ini memiliki tiga model produksi – Tejas Mark 1, Mark 1A dan varian pesawat atih. IAF saat ini memesan 40 Tejas Mark 1 dan 83 Tejas Mark 1A, termasuk pesawat latih Tejas. IAF berencana untuk membeli 324 pesawat dalam semua varian, termasuk Tejas Mark 2 yang saat ini sedang dikembangkan oleh HAL. Tejas Mark 2 diharapkan akan siap diproduksi pada tahun 2026–27.
Sejarah Pengembangan
Konsep pertama dibuat tahun 1975 akan tetapi proyek gagal karena ketiadaan untuk mendapatkan Mesin yang diinginkan IAF (Angkatan Udara India) dari pihak asing. Proyek LCA kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 1983 dan pada tahun 1984 dibentuklah ADA ( Aeronautical Development Agency ) dari HAL untuk mengelola program LCA Tejas sebagai kebutuhan mendesak untuk menggantikan pesawat tempur MiG-21 IAF yang sudah digunakan sejak tahun 1970 dan akan habis masa pakai pada tahun 1995.
ADA adalah sebuah konsorsium nasional yang membawahi sekitar seratus lebih Laboratorium pertahanan, organisasi industri dan institusi akademik untuk mengembangkan sistem tempur Fly-by-wire, Flight Control System dan Multi mode pulse doppler, akan tetapi pada awalnya mereka sangat membatasi peran Asing dalam proyek tersebut.
Pesawat menggunakan desain sayap Delta dan memakai Mesin jet Afterburner tunggal dan untuk pilihan awal HAL menggunakan mesin jet buatan Amerika General Electric F404-GE-IN20 sebagai powerplant sementara hingga Mesin jet turbofan buatan mereka sendiri yaitu KAVERI GTRE GTX-35VS sudah siap. Proyek ambisius LCA Tejas banyak menggunakan komponen Lokal dalam pengerjaannya, ada sekitar 35 komponen Avionik utama dibuat sendiri dan hanya melibatkan tiga kontraktor Asing
dalam pengerjaan Multi Function Displays (MFDs) dari Sextant (Prancis) dan Elbit (Israel), Helmet Mounted Display and Sight (HMDS) cueing system oleh Elbit, Laser pod supplied oleh Rafael (Israel) dan Kursi lontar Martin baker Ejection seat untuk komponen Import.
Namun pada Mei 1998 India melakukan Test Senjata Nuklir mereka yang mengakibatkan negara itu menerima sanksi Embargo dan komponen-komponen yang sedianya akan diimport terpaksa dibuat sendiri, pada awalnya mereka mengembangkan teknologi CFC (Composite Fibre Carbon) dan Glass Cockpit modern bahkan ADA malah memperoleh keuntungan dari Lisensi atas teknologi Autolay Intregated Automated Software System for the design and development of 3D Laminated Composite elements yang dibeli oleh Airbus dan Infosys.
Melalui berbagai riset teknologi terus menerus akhirnya ADA dapat memproduksi 70% komponen utama pesawat, termasuk MMR (Multi Mode Radar) buatan sendiri hingga bisa meminimalkan pembelian komponen import sekecil mungkin.
Konsep dikerjakan mulai Oktober 1987 sampai September 1988 dan ADA menunjuk Dassault Aviation Peracis sebagai konsultan untuk mengawasi pembuatan prototype pesawat.
Program Tejas mengalami banyak penundaan yang menyebabkan lamanya pengembangan sedikitnya satu dekade. Masalah pertama adalah ketika desain telah diselesaikan pada 1990, komisi pemerintah menemukan banyak kekurangan pada area teknologi kritis. Sehingga pemerintah memutuskan untuk membuat dua demonstrator teknologi untuk meyakinkan terselesaikannya masalah teknologi. Pesawat pertama dari demonstrator teknologi ini diselesaikan pada 1995, tetapi kesulitan pada sistem kontrol penerbangan dan pembuatan komponen komposit structural menyebabkan pesawat ini belum dapat terbang.
Masalah besar lainnya adalah pada 1998 ketika tes nuklir India menyebabkan AS memberi sanksi pelarangan penjualan mesin turbofan General Electric F404 kepada India. Sanksi ini juga menyebabkan berhentinya bantuan dari Lockheed Martin dalam pengembangan sistem kontrol penerbangan. India memutuskan untuk melanjutkan program ini kendati banyaknya masalah yang dihadapi dan memutuskan untuk membuat mesin jet sendiri untuk menggantikan F404. Keputusan ini menyebabkan timbulnya masalah lain karena penundaan produksi dan bertambahnya biaya untuk mengembangkan mesin Kaveri baru. Masalah ini semakin diperparah dengan keputusan pembelian kembali mesin F404 tambahan untuk produksi awal Tejas, setelah AS membatalkan sanksinya. Diharapkan mesin Kaveri dapat mulai dipakai pada 2010. Demonstrator teknologi pertama (TD-1) akhirnya dapat terbang pada 2001. Selanjutnya diikuti dengan TD-2 dan dua pesawat purwarupa (PV-1 and PV-2). Pesawat-pesawat ini digunakan untuk melakukan ujicoba dan menguji teknologi canggih yang akan digunakan pada Tejas.
Desain
= Ringkasan
=Tejas adalah pesawat tempur multiperan bermesin tunggal yang memiliki desain sayap delta tanpa ekor dengan "stabilitas statis longgar" untuk meningkatkan kemampuan manuver dan kelincahan. Tejas adalah pesawat tempur multi-peran dan fleksibilitasnya memungkinkan untuk melakukan peran pencegatan, udara-ke-permukaan dan anti-kapal dalam satu misi. Pengujian terowongan angin dan analisis dinamika fluida komputasional telah mengoptimalkan desain Tejas untuk hambatan gelombang transonik dan supersonik minimum, serta beban sayap yang rendah.
Tejas memiliki delapan cantelan – satu di bawah intake sisi kiri, satu di bawah badan pesawat, dan tiga cantelan di bawah setiap sayap, tiga di antaranya adalah cantelan basah yang dapat membawa tangki jatuh. Cantelan di bawah asupan udara sisi kiri dibuat untuk membawa pod sensor seperti FLIR, IRST, atau pengintai/penanda laser. Mark 1A memiliki probe pengisian bahan bakar di sisi kanan depan pesawat. Senjata ekor Tejas terdiri dari I-Derby ER dan Astra di luar jangkauan visual rudal udara-ke-udara dan rudal tempur jarak dekat R-73, Python-5 dan ASRAAM. Tejas memiliki meriam otomatis laras ganda Gryazev-Shipunov GSh-23 23 mm internal di bawah intake udara sisi kanan. Rudal jelajah supersonik BrahMos-NG sedang dikembangkan untuk Tejas.
Ukuran yang relatif lebih kecil, penggunaan komposit badan pesawat yang ekstensif, intake saluran-Y yang melindungi bilah kompresor mesin, penerapan lapisan bahan penyerap radar (RAM) dan sebagainya, mengurangi penampang radar pesawat secara keseluruhan.
= Avionik
=Tejas memiliki kokpit kaca yang kompatibel dengan kacamata pengelihatan malam (night vision goggles), dilengkapi dengan head-up display (HUD), tiga penampil layar multi-fungsi, dan dua Smart Standby Display. Tejas memiliki pengaturan tuas kendali HOTAS (hands-on-throttle-and-stick) untuk mengurangi beban kerja pilot. Layar memberikan informasi penting yang perlu pilot ketahui, pilot berinteraksi dengan sistem onboard melalui keyboard multi-fungsi dan beberapa panel pilihan. Tejas memiliki panel "get-you-home" yang digabungkan dengan komputer data udara untuk membantu pilot dalam keadaan darurat. Kokpit dilengkapi dengan kursi lontas nol-nol Martin-Baker 16LG dan sistem pemutusan kanopi yang dikembangkan oleh DRDO untuk ejeksi yang aman. Saat ini pilot Tejas terbang dengan sistem tampilan yang dipasang di helm (Helmet-mounted display) Elbit DASH IV.
Pesawat ini memiliki kemampuan peperangan elektronik (EW) dengan dilengkapi penerima peringatan radar (RWR), jammer perlindungan diri terintegrasi, sekam, dan sistem dispenser suar. Tejas Mark 1A memiliki radar AESA, komputer kontrol penerbangan digital baru, suite EW baru, dan avionik yang diperbarui. Tejas Mark 1A juga memiliki sistem Unified Electronic Warfare suite (UEWS) yang memiliki kemampuan penanggulangan elektronik, jamming berbasis memori frekuensi radio digital dan kemampuan penipuan.
Tejas juga dapat membawa sensor berbasis pod seperti forward looking infrared (FLIR). Saat ini Tejas diizinkan untuk membawa pod penargetan/pengintaian Rafael Litening III. Tejas juga memiliki sistem pemantauan kesehatan yang terintegrasi.
Spesifikasi (HAL Tejas Mk.1)
= Karakteristik umum
=Kru: 1 atau 2
Panjang: 13,20 m (43 ft 4 in)
Lebar sayap: 8,20 m (26 ft 11 in)
Tinggi: 4,40 m (14 ft 9 in)
Luas sayap: 38,4 m² (413 ft²)
Berat kosong: 6.500 kg (14.300 lb)
Berat kotor: 9.500 kg (20.944 lb)
Berat maksimum lepas landas: 13.300 kg (29.100 lb)
Mesin: 1 × General Electric F404-GE-IN20 turbofan dengan FADEC, 85 kn dengan afterburner.
Daya kering: 53,9 kN (12.100 lbf)
Daya dorong dengan afterburner: 85 kN (19.000 lbf)
Kapasitas bahan bakar internal: 2.458 kg
Kapasitas bahan bakar external: 2 x 1.200 liter drop tank di dalam, 1 x 725-liter drop tank di bawah badan
= Performa
=Kecepatan maksimum: Mach 1,8 (1,980 km/jam) ; (CAS) di ketinggian tinggi
Jangkauan: 1.850 km (1.150 mi, 459 nmi)
Radius tempur: 500 km (310 mi, 270 nmi)
Jangkauan feri: 3,000 km (1,840 mi)
Service ceiling: 15,250 m [ 96 ] (50,000 ft)
Wing loading: 247 kg/m² (50.7 lb/ft²)
Thrust/weight: 1.07
g -limits: +8/−3.5 g
= Persenjataan
=Guns: 1× mounted 23 mm twin-barrel GSh-23 cannon with 220 rounds of ammunition.
Hardpoints: 8 total: 1× beneath the port-side intake trunk for targeting pods, 6× under-wing, and 1× under-fuselage with a capacity of 4,000 kg external fuel and ordnance
Rudal:
Rudal udara-ke-udara
Python 5
Derby
Astra Beyond Visual Range missile
Vympel R-77
Vympel R-73
Rudal udara-ke-permukaan
Kh-59 ME (TV guided standoff Missile)
Kh-59 MK (Laser guided standoff Missile)
Rudal anti-kapal
Kh-35
Kh-31
Bomb
KAB-1500L laser-guided bombs
GBU-16 Paveway II
FAB-250
ODAB-500PM fuel-air explosives
ZAB-250/350 incendiary bombs
BetAB-500Shp powered concrete-piercing bombs
FAB-500T dumb bombs
OFAB-250-270 dumb bombs
OFAB-100-120 dumb bombs
RBK-500 cluster bomb stake
Lainnya
S-8 rocket pods
Bofors 135 mm rocket
Drop tanks for ferry flight/extended range/loitering time.
LITENING targeting pod
Galeri
Lihat pula
HAL AMCA
HAL Tejas Mark 2
HAL TEDBF
Referensi
Pranala luar
Official Tejas site Diarsipkan 2015-11-27 di Wayback Machine.
"Flying into the unknown" Diarsipkan 2007-05-23 di Wayback Machine. — A feature by The Hindu on the Tejas test pilots.
"LCA and Economics" by Sunil Sainis and George Joseph Diarsipkan 2006-06-13 di Wayback Machine.
"The Light Combat Aircraft Story" Diarsipkan 2006-05-03 di Wayback Machine., by Air Marshal MSD Wollen (Retd).
The case to support the indigenous LCA programme Diarsipkan 2008-03-12 di Wayback Machine., by Ashok Parthasarathi and Raman Puri.
An Approach to High AoA Testing of the LCA Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine.
Development Flight Testing of the Tejas Light Combat Aircraft Diarsipkan 2008-02-24 di Wayback Machine.
LCA Avionics And Weapon System Mission Computer Software Development: A Case Study Diarsipkan 2010-09-28 di Wayback Machine.
"Tejas / Light Combat Aircraft (LCA)", Fighter-planes.com Diarsipkan 2015-01-18 di Wayback Machine.
"Dawn of Tejas" Aero India special report from flightglobal.com Diarsipkan 2015-08-26 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- HAL Tejas
- HAL HJT 39
- Pantai Pandawa
- GTRE GTX-35VS Kaveri
- Maarten Paes
- Revolusi Texas
- Lyssomanes burrera
- Lyssomanes pescadero
- Bucket List (film 2018)
- Male (film)
- HAL Tejas
- HAL Tejas Mk2
- HAL TEDBF
- Timeline of HAL Tejas
- Hindustan Aeronautics Limited
- Eurojet EJ200
- Tejas
- General Electric F404
- Future of the Indian Air Force
- General Electric F414