Happier Than Ever: A
Love Letter to
Los Angeles adalah sebuah film konser Amerika tahun 2021 yang disutradarai oleh Robert Rodriguez dan Patrick Osborne, serta dibintangi oleh penyanyi-penulis lagu Billie Eilish. Film ini mempertunjukkan penampilan 16 lagu dari album studio kedua Eilish,
Happier Than Ever (2021), di amfiteater Hollywood Bowl. Ia disertai oleh musisi lainnya, termasuk saudaranya, Finneas O'Connell, dan Filharmoni
Los Angeles. Terinspirasi oleh film seperti Who Framed Roger Rabbit (1988) dan Cool World (1992), A
Love Letter to
Los Angeles memadukan peran hidup dan animasi.
Selain sebagai sutradara, Osborne mengerjakan animasinya berkolaborasi dengan Nexus Studios, Zoic Studios, dan Digital Frontier FX, mencampur rekaman tangkap gerak dengan teknik rotoskop. Perekaman berlangsung selama sepekan di
Los Angeles, sebagian besar di Hollywood Bowl, tanpa kehadiran audiens akibat pandemi Covid-19. Kru film ini bertujuan untuk mencegah penampilannya terasa terlalu mirip dengan satu sama lain, sehingga mereka memproduksi palet warna dan efek penerangan yang berbeda untuk setiap lagunya. Mereka kerap merekam Eilish dari jarak dekat, untuk menciptakan nalar keintiman antara sang penyanyi dan penonton.
A
Love Letter to
Los Angeles dirilis secara eksklusif menuju Disney+ pada 3 September 2021. Para kritikus memuji penampilan—yang kualitasnya dirasa mirip atau lebih baik dari versi studionya—serta animasi, sinematografi, dan pelataran di dalamnya. Film ini menerima nominasi untuk Film Austin Terbaik di Penghargaan Asosiasi Kritikus Film Austin 2021, Film Musik Terbaik di Penghargaan Grammy ke-64, dan Video Bentuk Panjang Terbaik di Penghargaan Video Musik MTV 2022.
Alur
Film ini dimulai dengan menunjukkan versi dua dimensi, animasi dari penyanyi-penulis lagu Amerika Billie Eilish di sebuah studio rekaman. Mengambil sebuah mikrofon, ia meninggalkan tempatnya dan mengendarai sebuah Porsche untuk mengunjungi sejumlah markah tanah di
Los Angeles. Sementara, versi peran hidup dari sang penyanyi menampilkan lagu-lagu dari album studio keduanya,
Happier Than Ever (2021), di Hollywood Bowl.
Eilish memulai dengan lagu "Getting Older", ditutupi oleh cahaya biru selagi kameranya berputar mengelilinginya. Lampunya berganti menjadi merah-oranye untuk "I Didn't Change My Number". Sebuah orkes simfoni mengiringi penampilan sang penyanyi untuk dua lagu selanjutnya, dengan "Billie Bossa Nova" menjadi yang pertama. Sementara Eilish membawakan lagu selanjutnya, "My Future", sebuah pengambilan luas menunjukkan versi animasi dirinya di atap Hotel Roosevelt, memandang ke arah garis langit
Los Angeles dan merenung. Ia kemudian kembali berkendara dengan mobil Porsche-nya di sekitar kota tersebut dengan kecepatan tinggi.
Kembali ke Hollywood Bowl, versi peran hidup Eilish bersiap untuk membawakan "Oxytocin". Selagi menyanyikan lagunya, lampu merah bergetar di belakang; layarnya berubah menjadi hitam putih sepanjang dua bait, dan ia menampilkan beberapa lirik penutupnya. Malam berlalu, dan esok pagi, versi animasi Eilish bangun di antara awan, akan menumbuhkan sayap malaikat. Untuk "Goldwing", sebuah paduan suara anak-anak membawakan bait pertamanya, suatu kutipan dari sebuah himne religi. Mereka mengumbangkan vokal latar untuk Eilish selama sisa lagunya, sementara orkesnya kembali muncul, mengiringi musik elektronik dari lagunya. Paduan suara dan orkesnya menghilang ketika lagu selanjutnya, "Lost Cause", dimulai. Penampilan Eilish diselingi oleh tangkapan Porsche-nya yang mengembara melalui malam di
Los Angeles.
Selama "Halley's Comet", Eilish kembali dengan orkesnya, ia memandang langit untuk melihat komet eponim tersebut. Versi animasi dirinya, duduk di restoran kosong, juga menyadari kometnya. Eilish membawakan selingan spoken word dengan "Not My Responsibility" dan bermonolog mengenai obsesi publik dengan penampilan fisiknya. Ditampilkan sebagai sebuah siluet di depan latar hitam dan merah, diri animasinya perlahan membuka bajunya, dan menyelam ke dalam air. Ia naik dari air tersebut dan melayang, sebelum kameranya beralih kembali menuju diri peran hidupnya, akan membawakan "Overheated" dengan cahaya dan asap merah di sekelilingnya. Dengan "Everybody Dies", versi animasi Eilish mengunjungi suatu permakaman, dan orkesnya membantu memainkan instrumental.
Untuk "Your Power", Eilish berduet dengan Finneas O'Connell, yang memainkan gitar akustik. Diri animasinya sampai di teater Hollywood Palladium, di mana para paparazi berkerumun di pintu masuknya untuk mengambil gambar. Tangkapan jarak dekat Eilish berulang kali mengilat di layar sementara ia menyanyikan "NDA" dengan vokal terdistorsi, dan orkesnya kembali untuk yang terakhir kali untuk "Therefore I Am". Selama penampilan "
Happier Than Ever", diri animasi Eilish memasuki Hollywood Bowl selagi sorotan mengiringi langkahnya. Ia menyadari versi peran hidupnya, yang melihat dan tersenyum padanya, lalu duduk di baris pertama untuk menonton penampilannya. Diri peran hidup Eilish meng-headbang dan menggasak di sekitar panggung ketika gitar elektrik muncul dalam lagunya. Ia menutup filmnya dengan "Male Fantasy"; sementara lagunya berakhir, bunga-bunga bertaburan di Hollywood Bowl. Diri animasi Eilish, masih menonton, menghilang dari pandangan, sambil tersenyum.
Pemeran
Billie Eilish sebagai vokalis
Finneas O'Connell sebagai penampil tamu
Romero Lubambo sebagai gitaris
Gustavo Dudamel sebagai konduktor
Andrew Marshall sebagai pemain drum
Brady Heiser sebagai pengemudi presisi
Filharmoni
Los Angeles
Paduan Suara Anak-anak
Los Angeles
Produksi
= Pengembangan
=
Eilish lahir dan dibesarkan di
Los Angeles, menerapkan sebuah keterikatan emosioanl yang intens dengan kota tersebut. Seperti yang ia jelaskan di Good Morning America, "Saya pikir saya tak akan memiliki apa yang saya punya jika bukan karena kampung halaman saya. Saya berhutang sejumlah cinta kepada
Los Angeles." Ia membuat
Happier Than Ever: A
Love Letter to
Los Angeles sebagai suatu cara untuk membalas budi kepada kota tersebut, memaksudkan film tersebut untuk menjadi tentang refleksi diri dan pertumbuhan. Mengenai gaya visualnya, Eilish membayangkan film tersebut untuk mengombinasikan peran hidup dan animasi, sebuah "dimensi yang belum pernah ia coba sebelumnya", dan merasa bahwa Disney akan membantu dirinya mencapai tujuannya.
Eilish menghubungi Robert Rodriguez, yang ia kira merupakan kandidat terbaik untuk penyutradaraan film ini, pada April atau Mei 2021. Ia setuju untuk terlibat dalam proyek tersebut bersama putrinya, yang bersedia membantu merencanakan bagaimana versi animasi Eilish akan terlihat. Mereka bertemu dengan Eilish untuk mendiskusikan ide-ide untuk filmnya dan mendengarkan
Happier Than Ever sebelum perilisan film tersebut. Rodriguez menyadari bahwa banyak dari lagunya berisi lirik eksplisit atau mendiskusikan tema dewasa, dan ia bertanya-tanya tentang bagaimana Disney akan bereaksi mengenai pengikutsertaan elemen seperti tersebut dalam filmnya. Misalnya, kata fuck muncul di lagu "
Happier Than Ever", sementara satu bait dari "Male Fantasy" membicarakan penggunaan pornografi untuk mengalihkan seseorang. Disney memilih untuk menyensor fuck, tetapi tidak untuk umpatan lainnya seperti shit, damn, atau bitches, maupun tema dari lagu-lagunya.
Eilish juga mengerahkan bantuan Patrick Osborne, seorang animator untuk film-film Disney, untuk turut menyuntradarai proyek ini dalam desain animasi dan visual. Untuk latar film ini, sang penyanyi menginstruksikannya untuk penggambaran Hollywood yang teromantisasi, menyasar rupa noir yang antik. Saat mengonsepkan estetika A
Love Letter to
Los Angeles, Eilish mengambil inspirasi dari film-film 1980-an. Osborne mempelajari bahwa Eilish menggemari film seperti Who Framed Roger Rabbit (1988) dan Cool World (1992), yang memadukan peran hidup dan animasi, jadi ia menggunakan mereka sebagai tolok ukur untuk desain visual film ini. Eilish juga menyampaikan kepada sang animator bahwa ia menginginkan diri animasinya untuk menjadi versi teridealisasi dari dirinya, dan Osborne memutuskan rupa perempuan mematikan untuk karakternya demi memperkuat inspirasi filmnya.
Pengerjaan A
Love Letter to
Los Angeles dimulai pada akhir Juni 2021, ketika Disney+ menghubungi Nexus Studios mengenai proyek tersebut. Darkroom dan Interscope Records, label rekaman Eilish, menangani produksinya bekerja sama dengan Nexus Studios dan Aron Levine Productions.
= Perekaman
=
Perekaman untuk segmen konser film ini berlangsung di Hollywood Bowl, tanpa kehadiran audiens akibat pandemi Covid-19. Kerry Asmussen menangani penyutradaraan dan koreografi untuk adegan terkait. Musisi lainnya yang tampil terdiri atas Finneas O'Connell, pemain drum Andrew Marshall, gitaris Romero Lubambo, konduktor Gustavo Dudamel, dan Filharmoni serta Paduan Suara Anak-anak
Los Angeles. Mereka menampilkan 16 lagu
Happier Than Ever sesuai urutan mereka dalam daftar lagunya. Untuk mencegah membocorkan albumnya kepada pelintas di sekitar lokasi, seluruh kru mendengarkan penampilannya melalui penyuara telinga.
Pengambilan gambar utama diselesaikan pada minggu pertama bulan Juli. Menurut Osborne, jadwal syuting krunya di Hollywood Bowl dimulai dari jam tujuh malam hingga empat pagi. Karena A
Love Letter to
Los Angeles direkam tanpa penonton langsung, krunya bisa bebas memindahkan kamera, mendapatkan sudut-sudut yang mustahil direkam apabila terdapat orang di lokasi. Setidaknya sepuluh kamera digunakan dalam perekaman, termasuk Steadicam, Technocrane, dan drone Alta-X. Adegan yang melibatkan Filharmoni
Los Angeles harus direkam dalam semalam untuk pertimbangan produksi.
Untuk vinyet animasi, krunya mendokumentasikan beberapa lokasi di
Los Angeles, menggunakan rekamannya untuk membuat perjalanan karakter animasinya di sekitar kota tersebut. Mereka menempatkan sebagian besar adegan di sela-sela setiap penampilan. Selama perekaman, mereka juga membuat suatu kolam refleksi, sebuah fitur lama Hollywood Bowl yang memisahkan para penampil dan audiens, dan mebangunnya di beberapa kursi di lokasinya. Kolamnya memantulkan lokasinya, membuat Hollywood Bowl tampak bagaikan sebuah lingkaran penuh alih-alih suatu semi-lingkaran. Menurut pandangan Orborne, motif kaustik yang dipantulkan oleh kolamnya kepada Hollywood Bowl memberikan efek visual yang mengingatkan akan film Blade Runner (1982).
= Sinematografi
=
Pablo Berron berperan sebagai sinematografer A
Love Letter to
Los Angeles. Ia berkolaborasi bersama penata pengambilan gambar aerial Sam O'Melia, teknisi penggambaran digital Dan Skinner, kepala teknisi pencahayaan Konrad Sigurdsson, dan pendesain pencahayaan tur Eilish, Tony Caporale. Setelah Berron mempelajari semua yang perlu ia ketahui untuk proyeknya, ia terkejut; ia membandingkan jadwal syutingnya dengan merekam empat video musik per malam. Ia lega mengingat bahwa tidak akan ada kerumunan selama perekaman sebab ini berarti bahwa pencahayaannya akan terfokus kepada Eilish seorang. Dalam sebuah wawancara bersama CineD, Berron menjelaskan bahwa pendekatan ini membolehkannya untuk merekam sang penyanyi dari jarak yang begitu dekat, dan ia "sangat ingin" melakukannya demi menciptakan suatu nalar keintiman di antara Eilish dan para penonton.
Krunya bertujuan untuk menghindari menjadikan setiap penampilan terlalu mirip dengan satu sama lain. Dalam sebuah wawancara dengan SonyCine, Berron menyatakan bahwa mereka awalnya merencanakan suatu rupa "Hollywood klasik nan kuno" untuk seluruh adegan konser. Setelah secara bertahap mengenali kepribadian Eilish, yang Berron sebut sebagai "energi tinggi", mereka memutuskan bahwa mempertahankan satu atmosfer visual selama filmnya tidaklah sesuai. Maka, sepanjang lagu-lagu tertentu, krunya menggunakan mesin kabut dan laser atau "menggila" dengan pengoperasian kamera tangan. Caporale juga memberikan setiap penampilan palet warna dan efek pencahayaannya tersendiri, dan Berron bersama krunya mendengarkan semua lagunya dengan teliti untuk menentukan waktu penyesuaian pencahayaan. Mereka hanya mengerahkan teknik cahaya belakang selama tangkapan jarak dekat Eilish, mengeset cahaya pengisi untuk mengurangi kontrasnya bila diperlukan, dan terkadang menempatkan "lampu film tua" di bawah sang penyanyi sebagai pencahayaan utama, untuk menyorot elemen teatrikal untuk beberapa adegan.
= Animasi
=
Osborne mengerjakan adegan-adegan animasi film ini bersama Nexus Studios, dengan asistensi dari perusahaan efek visual Zoic Studios dan Digital Frontier FX. Sallyanne Massimini berperan sebagai supervisor efek visual untuk para studio. Menurut Osborne, Nexus bertanggung jawab atas menganimasikan "bagian paling ajaib nan tak nyata dari ceritanya", sementara studio lainnya mengerjakan hal-hal yang lebih realistis. Ia menambahkan bahwa lima atau enam orang yang berbasis di
Los Angeles, London, dan Sydney mengerjakan animasinya.
Menganimasikan Eilish merupakan sebuah "tantangan nyata" untuk Osborne, yang punya 12 minggu untuk mengerjakannya. Ia memiliki sedikit waktu untuk menangkap perilaku fisik sang penyanyi untuk versi "kuno" dari proses rotoskop, yang sang animator harus lakukan sebelum Eilish memulai adegan-adegan konsernya. Solusi Osborne adalah dengan memakaikan sang penyanyi pakaian tangkap gerak, setelah mempravisualisasikan bagaimana adegan untuk perekaman terkait akan terlihat, dan meluksikan animasi hasilnya. Untuk mempertahankan rupa 1980-annya, Osborne melakukan rotoskop di atas animasi tangkap geraknya.
Osborne menggunakan program Blender untuk menyunting tangkap gerak hasilnya, yang terdiri atas rekaman sepanjang sekitar 90 menit. Ia dan timnya membuat papan cerita sederhana untuk adegan animasinya, kurang lebih satu gambar untuk setiap tangkapan. Mereka membuat sekitar 12 menit berisi adegan animasi, menyelesaikan proses penyuntingannya sejak pekan 20 Agustus 2021.
Perilisan dan pemasaran
Eilish mengumumkan A
Love Letter to
Los Angeles pada 22 Juli 2021, delapan hari sebelum perilisan
Happier Than Ever. Sebuah trailer penggoda diungkapkan bersamaan dengan pengumumannya. Satu lagi trailer penggoda premier pada 4 Agustus, dan sebuah trailer resmi tayang perdana 20 hari setelahnya. Klip pertama menawarkan secercah animasi dari filmnya; dua yang lain lebih terfokus akan elemen tersebut.
Setelah rangkaian trailernya dirilis, berbagai jurnalis membandingkan karakter animasi Eilish dengan seorang Putri Disney, termasuk Athena Serrano dari MTV News dan Gil Kaufman dari Billboard. Ben Pearson dari /Film menyamakannya dengan versi kurang terseksualisasi dari tokoh Cool World, Holli Would. Tiga hari sebelum filmnya tayang, Eilish membagikan video penampilan "Oxytocin" menuju media sosial. Dirilis sebagai program eksklusif Disney+, A
Love Letter to
Los Angeles tayang perdana di seluruh dunia pada 3 September 2021. Disney+ membuat filmnya tersedia untuk ditonton dengan Dolby Vision dan Dolby Atmos.
Penerimaan
= Analisis tematik
=
Larisha Paul, seorang penulis untuk situs web Penghargaan Grammy, mengutip kebebasan dari ketenaran sebagai tema pendukung A
Love Letter to
Los Angeles. Dalam film ini, diri animasi Eilish berkendara melalui lingkungan High Land, tempat ia dahulu tinggal sebelum pindah akibat kekhawatiran keamanan seperti pengalaman dengan penguntit. Sang penyanyi menyisipkan pengalaman pelanggaran privasi serupa dalam lirik dari "Getting Older", "Billie Bossa Nova", dan "NDA". Menurut Paul, versi animasinya, dengan berkelana di sekitar sejumlah lokasi di
Los Angeles, mendemonstrasikan kebebasan yang tidak dimiliki oleh diri peran hidup Eilish, mengingatkan para penonton akan kehidupan yang ia alami sebelum kesuksesan masif yang diterima album studio debutnya, When We All Fall Asleep, Where Do We Go? (2019). Sementara ia berkendara, ia melihat berbagai papan reklame digunkana untuk mempromosikan
Happier Than Ever di tepi jalan. Menurut pandangan Paul, ini mengukuhkan tema "ketenaran yang tak terhindarkan" dan percakapan yang terjadi setelahnya, seperti yang disisipkan dalam selingan "Not My Responsibility".
Dalam sebuah ulasan untuk Billboard, Sydney Urbanek menganailisis bagaimana
Los Angeles mungkin terhubung dengan alur filmnya. Argumen sang penulis adalah bahwa kota tersebut berfungsi sebagai latar untuk cerita yang disampaikan melalui lirik albumnya—ia menafsirkan alurnya sebagai percobaan Eilish untuk memperbaiki hubungannya yang renggang dengan
Los Angeles, disebabkan untuk pengalaman traumatis yang didiskusikan dalam lagu-lagu yang ia bahawakan. Untuk mendukung ini, ia mengutip eksplorasi albumnya akan hubungan lalu dan kekurangan privasi Eilish. Urbanek juga menunjuk salah satu lirik dari lagu penultimanya, "
Happier Than Ever", yang berbunyi "Saya tak pernah memperlakukan diri saya seburuk ini / Kau membuat saya membenci kota ini." Ia menyebutnya sebagai momen puncak filmnya, sebuah sentimen yang mirip dengan yang Paul sampaikan. Mendiskusikan pertemuan versi peran hidup dan animasi Eilish dalam suatu adegan, Paul mengatakan: "tema kesendirian[nya] yang tengah berlangsung, dan kewenangan yang ditemukan di dalamnya ... membuktikan konsistensi antara di mana Eilish telah berada dan ke mana ia akan bergerak: dirinya."
= Respons kritis
=
Beberapa kritikus menganggap A
Love Letter to
Los Angeles sebuah film yang akan dinikmati oleh para penggemar Eilish. Johnny Loftus merekomendasikan menonton filmnya dalam sebuah ulasan untuk Decider, meyakini bahwa filmnya akan "membuat pingsan kelompok penggmarnya yang pesat", dan Jennifer Green, seorang penulis untuk Common Sense Media, mengatakan bahwa pengikut Eilish akan "menikmati menguraikan liriknya untuk detail bigorafis dan referensi" selama menonton filmnya. Urbanek menganggap perilisannya sebagai cara untuk memuaskan penggemar dengan penampilan langsung sebelum mereka dapat melihat Eilish pada tur dunia pendukung albumnya. Meskipun demikian, ia memperingatkan agar tidak mengecilkan filmnya sebagai "hadiah belaka" untuk mereka: "sederhananya terdapat terlalu banyak yang terjadi secara konseptual untuk menolaknya seperti [demikian]."
Pelataran Hollywood Bowl untuk film ini menjadi poin komentar untuk dua kritikus, yang memujinya untuk mendorong premis penghormatan dari filmnya. Teo Bugbee dari The New York Times menyebut pilihan lokasinya sebagai "penghormatan terbesar" untuk
Los Angeles, mencatat bagaimana tempat konsernya kosong sepanjang durasinya, berargumen bahwa ini menyorot "keangkeran penuh selebritas" dari kota tersebut dengan baik. Konrtibutor Uproxx Rachel Brodsky setuju dan merasa pilihannya sesuai akibat signifikasi Hollywood Bowl dalam panggung musik dan film
Los Angeles.
Sejumlah pujian tertuju pada animasi dan sinematografi film ini. Urbanek menyanjung cara A
Love Letter to
Los Angeles mencampur animasi dengan rekaman peran hidup, dan ia merasa keberagaman kerja kamera di dalamnya sesuai untuk sebuah album yang bersisi berbagai tema dan nada. Loftus terfokus akan penggunaan pencahayaan di dalamnya, serta estetika dan skema warna yang dikerahkan untuk adegan animasi; ia meyakini adegan-adegannya sukses mengatur suasana untuk penampilannya walaupun secara substansial terlihat berbeda dari rekaman langsungnya. Kontras dengan Urbanek dan Loftus, Green menulis bahwa adegan versi animasi Eilish tak diperlukan. Menurutnya, musik dan peran hdiup filmnya cukup untuk menyampaikan emosi yang tepat dan cerita dalam lagu-lagunya.
Lagu-lagu konsernya turut menerima pujian. Para kritikus merasa bahwa pembawaan langsungnya terdengar sebaik atau lebih baik dari versi studionya, kerap mengaitkan hal ini dengan keterlibatan Filharmoni
Los Angeles. Loftus terkesan oleh suara Eilish, yang ia sebut "mencolok"he ia merasakan peningkatan dalam vokalnya dan memandang filmnya sebagai sebuah peluang untuk sang penynayi membuktikan kemampuannya bernyanyi. Ia menyimpulkan bahwa penampilan dalam A
Love Letter to
Los Angeles dengan tepat menitikberatkan kesenian, musik, dan karakter bernuansa Eilish biarpun semua narasi media mengenainya.
Callie Ahlgrim dari Insider memilih beberapa penampilan langsung untuk lagu-lagu "Oxytocin", "Halley's Comet", dan "
Happier Than Ever" sebagai sorotan filmnya. Urbanek merasa bahwa penampilan "
Happier Than Ever" kehilangan sejumlah dampak akibat penyensoran kata fuck dalam liriknya, tetapi ia menulis bahwa sifat katarsis dalam lagunya tetap terjaga dalam filmnya. Penampilan untuk "Goldwing" dikhususkan utnuk pujian dalam sejumlah ulasan; pembawaannya dianggap lebih indah dari versi studionya berkat kehadiran Paduan Suara Anak-anak
Los Angeles, di mana Eilish pernah berpartisipasi. Para pengulas merasa reuni mereka melalui film ini sentimental.
Pada sisi yang lebih kritis, Ahlgrim tak terkesan oleh filmnya secara keseluruhan, merasa bahwa tanpa risiko konseptual yang menarik atau "dengungan jelas" dari para audiens, A
Love Letter to
Los Angeles terasa mengecewakan layaknya albumnya. Sementara, Brodsky menulis bahwa absensi audiens dari filmnya menjadikan pengalaman menonton lebih menghangatkan hati. Untuknya, kritikan ditujukan kepada skema warna yang monkrom untuk penampilannya serta vokal Eilish yang ia rasa telah dipra-rekam sebelumnya dan tidaklah langsung.
= Penghargaan
=
A
Love Letter to
Los Angeles dinominasikan untuk Film Austin Terbaik di Penghargaan Asosiasi Kritikus Film Austin 2021, diadakan pada 11 Januari 2022. Pesaing lainnya terdiri atas perilisan 2020 lainnya The Carnivores, The Get Together, dan Queens of Pain, serta pemenangnya, Without Getting Killed or Caught (2021). Pada 23 November 2021, the Recording Academy mengumumkan nomine Penghargaan Grammy ke-64, yang mengikutsertakan A
Love Letter to
Los Angeles untuk Film Musik Terbaik. Upacara penghargaannya diselenggarakan pada 3 April 2022, dan film dokumenter Summer of Soul (2021) memenangkan penghargaan tersebut. Film ini juga menerima nominasi untuk Video Bentuk Panjang Terbaik pada Penghargaan Video Musik MTV 2022.
Referensi
Pranala luar
Happier Than Ever: A
Love Letter to
Los Angeles Diarsipkan 2023-03-14 di Wayback Machine. di Disney+ Hotstar
Happier Than Ever: A
Love Letter to
Los Angeles di IMDb (dalam bahasa Inggris)