- Source: Hari Arwah
Hari Arwah, atau Hari Semua Jiwa (penerjemahan harfiah dari bahasa Inggris: All Soul's Day), adalah suatu hari yang dirayakan untuk memperingati semua orang beriman yang telah meninggal dalam agama Kristen; biasanya untuk mengenang arwah kerabat, walaupun tidak secara khusus dimaksudkan untuk itu. Dalam Kekristenan Barat, perayaan tahunan ini sekarang diperingati setiap tanggal 2 November dan terkait dengan Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November), serta vigilinya, Halloween (31 Oktober).
Dalam buku liturgi Gereja Katolik barat (Gereja Latin) hari perayaan ini disebut Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman, dan dirayakan setiap tahun pada 2 November meskipun tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu; pada hari tersebut umat Katolik berdoa bagi arwah orang yang telah meninggal dunia. Anglikanisme juga menggunakan sebutan yang serupa dengan Gereja Latin, dan menjadikannya suatu perayaan fakultatif (opsional); kalangan Anglikan memandang perayaan ini sebagai perpanjangan Hari Raya Semua Orang Kudus dan berfungsi untuk "mengenang mereka yang telah meninggal dunia", dalam kaitannya dengan doktrin teologis tentang kebangkitan badan dan Persekutuan Para Kudus. Dalam Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Timur Ritus Bizantium, peringatan ini dirayakan beberapa kali sepanjang tahun dan tidak ada hubungannya dengan bulan November.
Keyakinan dan praktik sehubungan dengan Hari Arwah ini bervariasi di antara berbagai denominasi dan gereja Kristen.
Ortodoksi Timur dan Katolik Bisantin (Yunani)
Di kalangan Ortodoks Timur dan Katolik Timur Ritus Bisantin (Yunani) terdapat beberapa Hari Arwah sepanjang tahun. Sebagian besar jatuh pada hari Sabtu, karena Yesus dibaringkan di Makam pada hari Sabtu Suci. Hari-hari peringatan ini disebut sebagai hari-hari Sabtu Jiwa (Soul Saturdays). Hari Arwah dirayakan pada saat-saat berikut:
Sabtu kedua sebelum Prapaskah Agung (hari sebelum Minggu Pengadilan Terakhir)
Sabtu kedua, ketiga, keempat Prapaskah Agung
Radonitsa (Senin atau Selasa setelah Minggu Tomas)
Sabtu sebelum Pentakosta
Sabtu Demetrius (Sabtu sebelum pesta Santo Demetrius dari Thessaloniki —26 Oktober). Dalam semua Gereja Ortodoks ada peringatan arwah pada hari Sabtu sebelum pesta Malaikat Agung Santo Mikael —8 November, dan bukan Sabtu Jiwa Demetrius.
Katolik Roma
Sejak masa awal perkembangan agama Kristen, umat Kristiani telah mendoakan keluarga dan teman yang sudah meninggal dunia. Hal ini dibutktikan dengan adanya doa tertulis di katakomba. Di dalam Kitab Suci, praktik mendoakan keluarga yang telah meninggal tercatat pada kitab Makabe dan 2 Timotius 1:18 (Santo Paulus berdoa untuk keluarga Onesiforus yang telah meninggal dunia). Berdasarkan Alkitab, umat beriman akan mengalami masa pemurnian dari dosa setelah manusia mengalami kematian. Masa pemurnian in sering kali disebut sebagai api penyucian (purgatorium).
Pada abad ke-6, komunitas Benediktin memperingati umat yang telah meninggal pada perayaan Pentakosta. Pada tahun 998, perayaan hari arwah menjadi peringatan umum di bawah pengaruh rahib Odilo dari Biara Cluny. Mulai saat itu, perayaan arwah diadakan setiap tanggal 2 November di kalangan ordo Benediktin, biara Carthusian, gereja Anglikan, dan sebagian gereja Lutheran.
Perayaan liturgi dalam Ritus Roma secara resmi menyebutnya "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman". Di beberapa negara, misalnya Meksiko, perayaan tersebut disebut sebagai Hari Orang Mati.
Saat ini Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman dirayakan setiap tanggal 2 November, yaitu sehari setelah peringatan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam revisi Ritus Roma tahun 1969, jika tanggal 2 November jatuh pada hari Minggu maka perayaan Misa menggunakan liturgi Hari Arwah sedangkan Ibadat Harian menggunakan liturgi hari Minggu tersebut, tetapi perayaan publik Laudes (Ibadat Pagi) dan Vesper (Ibadat Sore) dari Doa Ofisi untuk Orang Meninggal tetap diperbolehkan. Di Inggris dan Wales, di mana hari raya wajib yang jatuh pada hari Sabtu dipindahkan ke hari berikutnya, jika 2 November bertepatan dengan hari Minggu maka Hari Raya Semua Orang Kudus dipindahkan ke hari tersebut dan Hari Arwah dipindahkan ke 3 November (Senin).
Mereka yang telah meninggal dunia dapat memperoleh indulgensi, baik indulgensi penuh ataupun sebagian, jika umat yang masih hidup melakukan perbuatan tertentu dan memenuhi persyaratan yang ditentukan (lihat: Indulgensi bagi yang telah meninggal).:N.15
Persekutuan Anglikan
Dalam Persekutuan Anglikan, Hari Arwah secara liturgis dikenal dengan nama "Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman", dan merupakan suatu perayaan opsional yang dipandang sebagai "suatu perpanjangan Hari Raya Semua Orang Kudus". Dalam sejarahnya dan saat ini, beberapa gedung gereja Anglikan didedikasikan untuk Semua Jiwa. Selama Reformasi Inggris, perayaan Hari Arwah dihapuskan, namun suatu pemahaman teologis Anglikan yang baru tentang hari tersebut telah "mengarah pada suatu penerimaan secara luas perihal peringatan ini di kalangan umat Anglikan". Mengenai pandangan Anglikan terhadap Hari Arwah, Patricia Bays menuliskan bahwa:
Hari Semua Jiwa (2 November) adalah suatu waktu di mana kita secara khusus mengenang mereka yang telah meninggal dunia. Doa-doa yang dikhususkan untuk hari itu mengingatkan kita bahwa kita tergabung dengan Persekutuan Para Kudus, sekelompok besar umat Kristen yang telah menyelesaikan kehidupan duniawi mereka dan yang dengan siapa kita berbagi harapan akan kebangkitan orang mati.
Dengan demikian, semua paroki Anglikan "saat ini memperingati semua umat beriman yang telah meninggal dunia dalam konteks perayaan Hari Semua Jiwa", sejalan dengan perspektif yang baru ini. Yang memberikan kontribusi pada kebangkitan tersebut adalah adanya kebutuhan "untuk membantu umat Anglikan meratapi kematian jutaan tentara dalam Perang Dunia I." Para anggota Guild of All Souls, suatu komunitas devosional Anglikan yang didirikan tahun 1873, "terdorong untuk berdoa bagi mereka yang sekarat dan telah meninggal, berpartisipasi dalam requiem Hari Semua Jiwa dan mendaraskan Litani Arwah Orang Beriman setidaknya sekali setiap bulan.
Gereja-gereja Protestan
Pada saat Reformasi Protestan perayaan Hari Arwah disatukan dengan Hari Raya Semua Orang Kudus dalam Gereja Inggris, meskipun kemudian diperbaharui di masing-masing gereja tertentu sehubungan dengan Gerakan Oxford pada abad ke-19. Perayaan tersebut secara resmi dibuat mengemuka dengan diterbitkannya Alternative Service Book tahun 1980, dan ditampilkan dalam Common Worship sebagai suatu perayaan kecil yang disebut "Peringatan Arwah Orang Beriman (Hari Semua Jiwa)".
Dalam kalangan jemaat Protestan di daratan Eropa, tradisi ini lebih dipertahankan secara gigih. Sepanjang hidup Martin Luther, Hari Arwah dirayakan secara luas di Sachsen walaupun makna Katolik Roma tentang hari tersebut dihapuskan; secara gerejawi, peringatan tersebut dalam Gereja Lutheran digabungkan dengan (dan sering dipandang sebagai perpanjangan) Hari Raya Semua Orang Kudus, dengan banyak umat Lutheran masih mengunjungi dan menghias makam pada semua hari Allhallowtide, termasuk Hari Arwah. Sama seperti kebiasaan bangsa Prancis, dari semua tingkatan dan keyakinan, yang menghias makam kerabat mereka yang telah meninggal pada jour des morts (Hari Orang Mati), demikian pula bangsa Jerman; bangsa Polandia dan Hungaria mengunjungi makam sekali setahun dengan persembahan bunga dan lilin-lilin makam istimewa (lihat gambar). Di kalangan bangsa Ceko, kebiasaan mengunjungi dan merapikan makam kerabat pada hari tersebut cukup umum. Pada tahun 1816, Prusia memperkenalkan tanggal baru untuk memperingati mereka yang telah meninggal di kalangan warga negaranya yang menganut Lutheran: Totensonntag, hari Minggu terakhir sebelum Adven. Kebiasaan ini kemudian juga diadopsi oleh umat Lutheran non-Prusia di Jerman, tetapi belum menyebar lebih jauh di daerah Protestan dari Jerman.
Dalam Gereja Metodis, orang kudus merujuk pada semua umat Kristen dan karenanya, pada Hari Arwah, Gereja serta anggota jemaat setempat dihormati dan dikenang. Dalam jemaat Metodis yang merayakan liturgi pada Hari Arwah, perayaannya dipandang sebagai perpanjangan Hari Raya Semua Orang Kudus (sama seperti Anglikanisme dan Lutheranisme) dan karenanya umat Metodis mengenang orang yang dikasihinya yang telah meninggal dunia dalam perayaan peringatan ini.
Asal mula, praktik, dan makna
Beberapa kalangan meyakini bahwa asal usul Hari Arwah dalam cerita rakyat Eropa dan kepercayaan umum yang berkaitan dengan kebiasaan penghormatan leluhur yang dipraktikkan di seluruh dunia, melalui acara-acara seperti Ulambana Tionghoa dan Obon Jepang. Kebiasaan bangsa Romawi kuno adalah Lemuria.
Peringatan secara resmi atas para orang suci dan martir (Hari Semua Orang Kudus) telah ada dalam Gereja Kristen awal sejak legalisasinya, dan di samping itu dikembangkan juga suatu hari untuk memperingati semua orang yang telah meninggal (Hari Semua Jiwa). Tanggal perayaan modern untuk Hari Arwah pertama kali dipopulerkan pada awal abad ke-11 setelah Abbas Odilo menetapkannya sebagai suatu hari bagi para rahib dari Biara Cluny dan semua biara terkait agar berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian (purgatorium).
Banyak tradisi Eropa yang mencerminkan dogma purgatorium. Misalnya, membunyikan lonceng bagi yang telah meninggal diyakini akan menghibur mereka yang dalam penyucian, sedangkan berbagi kue jiwa dengan kaum miskin membantu mereka memperoleh sedikit kelonggaran dari penderitaan purgatorium. Dengan cara yang sama, menyalakan lilin dimaksudkan untuk menyalakan seberkas cahaya bagi arwah atau jiwa yang telah meninggal dunia yang masih merana dalam kegelapan. Dari semua ini berkembang tradisi souling (memberi roti/kue kepada kaum miskin untuk meringankan penderitaan jiwa di purgatorium) dan membuat roti atau kue khusus.
Catatan
Referensi
Mershman, Francis (1907). "All Souls' Day". Dalam Herbermann, Charles. Catholic Encyclopedia. 1. New York: Robert Appleton Company.
Atribusi
Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Anonymous (1911). "All Souls' Day". Dalam Chisholm, Hugh. Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
Pranala luar
All Souls' Day at NetGlimse.com Diarsipkan 2013-02-26 di Wayback Machine.
American Catholic: Feast of All Souls Diarsipkan 2002-06-01 di Wayback Machine.
Saturday before PentecostPDF (17.1 KB) Notes on Russian Orthodox observance by N. Bulgakov
Saturday of Meatfare WeekPDF (13.9 KB) N. Bulgakov
Photos of All Souls' Day, Calcutta Diarsipkan 2021-05-07 di Wayback Machine.
Notes on the medieval history of All Saints and All Souls, and traditions like souling and the distribution of soul cakes in Europe Diarsipkan 2018-07-05 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Hari Arwah
- Sabtu Arwah
- Hari Raya Semua Orang Kudus
- Dewi Perssik
- Vina: Sebelum 7 Hari
- Daftar film Indonesia
- Alas Pati: Hutan Mati
- Roh
- Tanpa atma
- Halloween
- The Maid (2020 film)
- Mustika HD
- Abdul Rahman Taha
- Wani Kayrie
- STKRJ Kampong Rimba
- List of Indonesian films of 2022
- Jamil Al-Sufri
- Raffi Ahmad
- Astro Shaw
- List of films produced and released by Viva Films