Hatten Wines adalah merek anggur buatan Buleleng, Bali, Indonesia, yang berdiri sejak tahun 1994 atas prakarsa Ida Bagus Rai Budarsa.
Sejarah
Pada tahun 1994, Ida Bagus Rai Budarsa mendirikan
Hatten Wines, sebagai the first and only true Balinese winery, dan memperkenalkan cita rasa anggur Bali ke hotel dan restaurant di seluruh Indonesia.
Hatten Wines berkomitmen akan kualitas dan rasa standar internasional sehingga terpilih sebagai Top-10 Fastest Improving Producers in Asia. Perkebunan
Hatten Wines terletak sepanjang pantai utara Bali dan menggunakan anggur hitam lokal jenis Alphones-Lavalleé, French table grapes, serta anggur putih lokal - Belgia dan Probolinggo Biru. Anggur-anggur ini memungkinkan
Hatten Wines berproduksi sepanjang tahun karena tidak ada periode "tidur" di iklim tropis seperti halnya di Eropa. Dengan pengetahuan dan pengalamannya yang mendalam, seorang winemaker Australia turut mengelola pabrik
Hatten Wines di Sanur. Kolaborasi solid antara winemaker Australia dengan owner Bali ini melahirkan dua brand wine yang ditangani secara cermat.
= Tonggak sejarah
=
1992: Ida Bagus Rai Budarsa memproduksi wine dengan menggunakan anggur lokal. Berdirilah pabrik wine pertama di Bali dan mengembangkan jenis anggur lokal untuk diproduksi menjadi wine.
1994: Launching wine Rosé vintage yang pertama.
2000: Launching Jepun Sparkling Wine.
2001: Launching Aga Red.
2002: Launching Aga White.
2003: Launching Tunjung Sparkling Wine / Alexandria / Pino de Bali.
2007: Launching Two Islands -Chardonnay & Shiraz.
2009: Launching Two Islands - Riesling & Cabernet Merlot.
2011: Bapak Gus Rai mendapat penghargaan sebagai Wine Pioneer Award untuk Asia Tenggara.
= Pendiri
=
Ida Bagus Rai Budarsa
Ia mendapat penghargaan sebagai Wine Pioneer tahun 2011 berkat kesuksesannya memproduksi wine berkualitas di pulau tropis. Keluarganya adalah produsen Dewi Sri, produk brem dan arak terkemuka di Bali, didirikan oleh Ida Bagus Oka Gotama sejak tahun 1968, dimana ia kemudian memproduksi
Hatten Wines. Visinya menjadikan
Hatten Wines salah satu produk iconic dari Indonesia yang berasal dari Bali.
= Pembuat Anggur (Winemaker)
=
James Kalleske
Meski baru saja bergabung dengan PT Arpan Bali sebagai winemaker, James Kalleske bukanlah orang baru dalam dunia wine. Dia lahir dan besar di Barossa Valley, daerah penghasil wine terkemuka di Australia, James telah mempelajari pembuatan wine sejak usia 17 tahun. James meraih gelar sarjana Science jurusan Oenology and Viticulture dari Univeritas Curtin, Australia dan
menerima Dean’s Award sebagai ‘most outstanding student’ pada tahun terakhirnya. Berkat hasratnya dalam membuat wine, James berhasil membuat dua wine vintage pertamanya di perusahaan wine Grant Burge, Barossa Valley.
James menerima penghargaan 5 Star Halliday Winery Ratings ketika bekerja untuk Rockfield Estate
Wines dan Thompson Estate
Wines di Margaret River, Australia. Berkat kecintaannya terhadap wine, dia juga mendapat kehormatan bekerja bersama dibawah bimbingan para winemaker terbaik Australia: Bob Cartwright, Cliff Royle, Vanya Cullen dan Virginia Wilcock, dan dianugerahi gelar 5th Generation Winemaker Alphonse Mellot dari Prancis. Pada bulan Juni tahun 2012, James dan keluarga kecilnya pindah ke Bali dan bergabung dengan
Hatten Wines.
Penghargaan
Gambar Aga White:
2012 SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
Gambar Alexandria:
2012 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
2011 SILVER MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2011, Singapura
2003 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Competition, London, Inggris
Gambar Rose:
2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
Gambar Jepun:
2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
Gambar Tunjung:
2012 RECOMMENDED MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
Gambar Pino de Bali:
2011 BRONZE MEDAL, Wine Style Asia 2011, Singapura
Gambar Pino de Bali (orange):
2011 BRONZE MEDAL, Wine & Spirits Asia Wine Challenge 2012, Singapura
2011 BRONZE MEDAL, Wine Style Asia Award 2011 Singapura.
Produk
= Rosé
=
Jenis: Alphonse-Lavalleé
Analisis: 11% alkohol
Pembuatan wine
Rosé adalah produk
Hatten Wines paling terkenal dan makin berkualitas seiring meningkatnya standar pemilihan buah, pengawetan yang lebih baik, menjadikan warna wine ini lebih cerah dengan aroma lebih elegan.
Style: Tanpa oak.
Warna: merah crimson pucat cerah.
Aroma: Aroma bunga dan buah tropis.
Palate
(Rasa) Rasa Strawberry yang elegan dan agak manis serta kesan asam yang ringan di mulut.
Saran penyajian
Kelezatan wine lokal yang stylish ini cocok untuk dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati masakan Bali dan Indonesia yang pedas. Wine Rosé bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Rosé disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan.
Penyajian: 8°- 10 °C
Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
= Aga Red
=
Jenis: Alphonse-Lavalleé
Analisis: 11.5 % alkohol
Pembuatan wine
Popularitas red wine lokal terkenal ini melesat dalam 12 bulan terakhir sejak metode yang digunakan terus ditingkatkan. Teknologi terkini menghasilkan proses fermentasi yang lebih lama, kadar alkohol lebih tinggi, warna lebih pekat dan rasa lebih kompleks. Style: Medium–light bodied. French & American oak matured. Warna: Warna merah cherry. Aroma: Aroma buah berry tropis
Palate
(Rasa) Kombinasi rasa anggur yang lembut dengan tannin yang pekat dan sedikit asam yang segar.
Saran penyajian
Kelezatan red wine lokal yang stylish ini cocok dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati masakan kari, rending, hidangan daging, atau makanan India. Aga Red bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Aga Red disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan wine (shelf life). Akan menjadi lebih lembut dan matang dengan botol yang cukup berumur. Kualitas rasa makin meningkat jika dipindahkan sesaat sebelum disajikan. Disajikan: 8°-12 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
= Aga White
=
Jenis: Belgia (Muscat dari jenis Alexandria)
Analisis: 11% alkohol
Pembuatan wine
Permintaan atas white wine lokal terkenal ini terus meningkat sejak metode yang digunakan terus berkembang kualitasnya. Teknologi terkini menghasilkan suhu fermentasi lebih dingin, penyaringan yang lebih baik sehingga menjaga kesegaran dan keserasian buah lebih terjaga. Style: Medium bodied Dry Tanpa oak. Warna: Warna jerami pucat kehijauan. Aroma: “Muscat” yang lembut dengan aroma buah tropis.
Palate
Rasa anggur “muscat” yang dan rasa Citrus diakhiri dengan sedikit asam yang segar.
Saran penyajian
Kelezatan white wine lokal yang stylish ini cocok untuk dikonsumsi sendiri atau ketika menikmati masakan laut, daging putih dan makanan berbumbu. Aga White bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Aga White disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Disajikan: 5°-8 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml dan 2 liter Cask
= Alexandria
=
Jenis: Belgia (Muscat dari jenis Alexandria)
Analisis: 10,5 % alkohol
Pembuatan wine
Popularitas wine lokal terkenal ini terus meningkat. Wine ini ideal dinikmati konsumen yang masih baru dalam menikmati wine. Style: Semi manis. Tanpa oak. Warna: Warna emas pucat. Aroma: Aoma anggur “Muscat” matang.
Palate
(Rasa) Semi manis. Rasa anggur “Muscat” yang lembut.
Saran penyajian
White wine lokal yang stylish dan nikmat ini sangat tepat sebagai aperitif dinikmati bersama masakan Bali yang pedas, masakan Indonesia, keju, daging asap. Alexandria bisa disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Alexandria disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Disajikan: 5°-8 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml.
= Jepun Sparkling Rosé
=
Jenis: Alphonse-Lavalleé
Analisis: 11,5 % alkohol
Pembuatan wine
Permintaan atas wine lokal terkenal ini terus meningkat seiring meningkatnya standar pemilihan buah, metode fermentasi lebih dingin dan penyimpanan lebih lama “sur lie” menghasilkan warna lebih cerah dan aroma buah lebih segar. Style: Sec (manis), metode tradisional/ champenoise. Warna: Warna pink salmon pucat. Aroma: Aroma buah strawberry segar yang ringan
Palate
(Rasa) Rasa buah strawberry segar yang ringan.
Saran penyajian
Wine “pink bubbles” lokal yang stylish dan nikmat ini sangat tepat untuk sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari. Jepun baik disajikan dingin bersama buah strawberry segar dan dapat digunakan sebagai base cocktails. Wine ini juga nikmat disajikan dengan kue kecil, pencuci mulut dan makanan ringan.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Jepun disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Disajikan: 3°-5 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml
= Tunjung Brut Sparkling
=
Jenis: Probolinggo Biru
Analisis: 11,5 % alkohol
Pembuatan wine
Permintaan atas wine lokal yang terkenal ini terus meningkat seiring meningkatnya standar pemilihan buah, penambahan sari buah anggur Alphonse, fermentasi lebih dingin dan penyimpanan lebih lama “sur lie” (lebih dari 12 bulan) menghasilkan warna lebih cerah dan aroma buah lebih segar.
Style: Brut (dry), metode tradisional/champenoise
Warna: Kuning pucat jerami
Aroma: Aroma buah jeruk nipis dan leci.
Palate
(Rasa) Buah jeruk nipis dan leci segar.
Saran penyajian
Sparkling white wine lokal yang stylish dan nikmat ini sangat tepat untuk sebuah perayaan istimewa atau sehari-hari. Tunjung baik disajikan dingin bersama buah Strawberry segar dan dapat digunakan sebagai base cocktails.
Penyimpanan dan penyajian
Idealnya Tunjung disimpan pada suhu 18 °C atau kurang. Temperatur lebih tinggi akan mempercepat kematangan usia wine dan memperpendek masa simpan (shelf life). Tidak dibuat untuk penyimpanan yang berkelanjutan. Disajikan: 3°-5 °C. Tersedia dalam kemasan botol 750 ml
= Pino de Bali
=
Jenis: Alphonse-Lavalleé dan Belgia
Analisis: 17,5 % alkohol
Pembuatan wine
Wine yang dibuat dengan metode “fortified” ini mirip dengan port wine, dan diproduksi dengan menambahkan brandy pada red dan white wine untuk mencegah fermentasi dan menjaga kealamian gula. Wine ini dimatangkan selama 5 tahun di dalam “Solera” yaitu barrel kayu oak Prancis, Amerika dan Hungaria.
Style (Ciri khas): Matang dalam barrel kayu oak seilama 5 tahun. Fortified Solera system.
Warna: Merah cerah bernuansa kuning kecoklatan
Aroma
Christmas pudding, rempah-rempah, vanilla dan buah aprikot kering.
Palate
(Rasa) Manis. Perpaduan antara kacang walnut, buah aprikot kering, coklat dan kopi, serta aroma kayu oak yang kompleks. Rasa manis gurih dengan sedikit asam dan tannin lembut.
Saran penyajian
Tipe wine yang stylish dan nikmat ini sangat cocok untuk aperitif atau dinikmati bersama buah segar dan kering. Pino de Bali baik disajikan dingin dan dapat digunakan sebagai base cocktails
Penyimpanan dan penyajian
Wine ini telah sepenuhnya berkembang, dapat disimpan pada suhu ruangan tetapi paling baik disajikan pada suhu 8 °C. Tersedia dalam kemasan botol 500 ml
Referensi
Pranala luar
Hatten Wines Diarsipkan 2023-06-05 di Wayback Machine.