- Source: Hindia hilang, kesengsaraan datang
Hindia hilang, kesengsaraan datang (bahasa Belanda: Indïe verloren, rampspoed geboren) adalah sebuah ungkapan yang muncul dalam pers Belanda pada 1940-an yang mengkhawatirkan nasib Belanda saat Hindia Belanda (sekarang Indonesia) tak lagi berada di bawah kekuasaan Belanda. Ungkapan ini berasal dari zaman Perang Dunia I yang disebarkan Onze Vloot (Armada Kita), kelompok pencinta maritim dari Belanda dari para pelaut sipil dan anggota angkatan laut yang berhalauan nasionalis-konservatif. Salah satu penyokong Onze Vloot adalah W.V. Rhemrev, perwira KNIL yang juga pendukung utama aksi Indie Weerbaar (Pertahanan Hindia), sebuah milisi Hindia Belanda.
Ungkapan tersebut pun dijadikan sebuah judul buku oleh Brill Sandberg pada 1914.
Ungkapan serupa lainnya adalah Indië is de kurk waarop Nederland drijft yang artinya "Hindia adalah gabus dimana negeri Belanda terapung-apung" yang merupakan sebuah ungkapan dari Jean Chrétien Baud.
Ungkapan tersebut juga ikut turut andil yang membuat kelompok konservatif Belanda memajukan Agresi Militer Belanda dari 1945 sampai 1949 saat Nusantara lepas dari kekuasaan Jepang. Meskipun demikian, ungkapan tersebut sudah dianggap sebagai mitos semenjak Rencana Marshall diterapkan di Belanda oleh Amerika Serikat usai Belanda menarik diri dari Indonesia.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Hindia hilang, kesengsaraan datang
- Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda
- Indonesia
- Wikana
- Joko Widodo
- Muhammadiyah
- Genjer-Genjer
- Kota Padang
- Penaklukan Kepulauan Banda oleh Belanda
- Kekristenan