- Source: HMS Duke of York (17)
HMS Duke of York (17) adalah satu kapal perang kelas King George V. Merupakan kapal perang Inggris paling modern yang ditugaskan selama Perang Dunia II. Program pembangunan kapal perang ini dirampungkan pada 28 April 1937, peletakan lunasnya dilaksanakan pada bulan Mei 1937, dibangun oleh perusahaan teknik perkapalan John Brown and Company di Clydebank, Skotlandia. Kapal perang ini diluncurkan pertama kali pada tanggal 28 Februari 1940 dan pembangunannya selesai sepenuhnya dan resmi dimasukan kedalam jajaran Angkatan Laut Britania Raya pada tanggal 4 Nopember 1941. Kapal perang ini terlibat dalam banyak tugas tempur selama perang dunia II.
Salah satu tugas tempur yang pernah dilaksakan HMS Duke of York adalah ketika kapal perang ini ikut serta dalam Pertempuran Tanjung Utara. Merupakan pertempuran Front Atlantik terakhir yang mengukuhkan kemenangan Inggris dan sekutunya dalam Perang Dunia ke-2. Dalam pertempuran ini HMS Duke of York yang didukung kapal penjelajah HMS Jamaica, HMS Savage, HMS Scorpion, HMS Saumarez, HMS Sword dan sebuah kapal Norwegia HNomS Stord berhasil menenggelamkan Kapal Perang Jerman Scharnhorst
Pembangunan
Usai perang dunia I negara-negara besar pemenang perang menyepakati sebuah perjanjian yang dinamakan dengan Traktat Angkatan Laut Washington. Traktat ini membatasi pembangunan kapal bertujuan untuk membatasi perlombaan senjata diantara kekuatan-kekuatan milter besar dunia saat itu. Britania Raya, Amerika Serikat, Jepang, Prancis dan Italia adalah negara-negara yang menandatangani traktat, dimana isi traktat membatasi pembangunan kapal tempur, kapal jelajah tempur dan kapal induk. Perjanjian ini membatasi jumlah kapal yang diperbolehkan untuk dibangun dan membatasi berat benaman masing-masing pada 35.000 ton (36.000 ton). Isi perjanjian Washington kemudian diubah oleh Traktat Angkatan Laut London pada tahun 1930 dan berikutnya Traktat Angkatan Laut London Kedua pada tahun 1936. Namun, pada pertengahan tahun 1930an, Jepang dan Italia menyatakan tidak lagi terikat oleh perjanjian-perjanjian ini, sehingga negara-negara lain yang sebelumnya menjadi penandatangan perjanjian ini juga tidak lagi melakukan pembatasan.
HMS Duke of York dirancang pada saat pembatasan Traktat masih diakui oleh Britania Raya, meskipun pada akhirnya Britania Raya mengabaikan hasil traktat dan mulai membangun kapal-kapal perang modern mereka namun rancangan kelas yang lebih tinggi terhadap HMS Duke of York tidak lagi bisa dilakukan perubahan ketika pembangunan kapal dimulai pada tahun 1937. Kapal perang ini diluncurkan pada 28 Februari 1940 dan selesai pada 4 November 1941, dan bergabung dengan Armada Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya di Scapa Flow.
Persenjataan
Persenjataan utama yang dipasang HMS Duke of York adalah Meriam laut BL 14 inch Mk VII yang dipasang di Turet senjata kembar Mark II di depan dan dua turet senjata quadruple Mark III, satu kedepan dan satu kebelakang. Meriam bisa dinaikkan 40 derajat dan ditekan 3 derajat, sementara busur pelatihan mereka bervariasi. Turet "A" mampu melampau 286 derajat, sedangkan turet senjata "B" dan "Y" keduanya bisa bergerak melalui 270 derajat. Digerakan secara hidraulis yang digunakan dalam proses pelatihan dan peninggian, masing-masing mencapai tingkat dua dan delapan derajat per detik. Tembakan sisi penuh berbobot 15.950 lb (7.230 kg), dan sebuah salvo dapat ditembakkan setiap 40 detik. Persenjataan sekunder terdiri dari 16 meriam laut QF 5,25 in (133 mm) Mk I senjata serbaguna yang dipasang di delapan menara. Kisaran maksimum senjata Mk I adalah 24.070 yd (22.009,6 m) pada ketinggian 45 derajat, kemampuan anti-pesawat hingga 49.000 kaki (14.935,2 m). Senjatanya bisa dinaikkan menjadi 70 derajat dan ditekan hingga 5 derajat. Laju tembakan normal adalah sepuluh hingga dua belas putaran per menit, tetapi dalam praktiknya senjata hanya bisa menembakkan tujuh hingga delapan putaran per menit.
Sejarah penugasan
= Perang Dunia II
=Pada pertengahan Desember 1941, Duke of York mengambil bagian dalam perjalanan Perdana Menteri Winston Churchill ke Amerika Serikat untuk berunding dengan Presiden Franklin D. Roosevelt. Kapal ini tiba di Annapolis, Maryland, pada 22 Desember 1941, selanjutnya melakukan pelayaran ke Bermuda pada Januari 1942, lalu kembali ke Scapa Flow pada 17 Januari sementara Churchill kembali ke Inggris menggunakan pesawat.
Pada 1 Maret 1942, kapal ini bersama kapal penjelajah tempur HMS Renown, kapal penjelajah ringan HMS Kenya (14) dan enam kapal perusak lainnya melakukan operasi pengawalan terhadap Konvoi PQ 12. Lima hari kemudian Pada tanggal 6 Maret, kekuatan itu diperkuat HMS King George V (41) dan kapal induk HMS Victorious (R38), kapal penjelajah berat HMS Berwick (65), dan enam kapal perusak. Penambahan kekuatan ini sebagai antisipasi kekhawatiran Laksamana John Tovey terhadap kemungkinan kehadiran kapal tempur Jerman Tirpitz yang akan menghadang konvoi. Pada tanggal 6 Maret pukul 19:40 kapal perang Jerman terlihat kapal selam Inggris, tidak terjadi kontak apapun ketika itu hanya sebuah serangan torpedo yang gagal mengenai sasaran diluncurkan dari HMS Victorious.
Pada akhir bulan Maret Konvoi PQ 13 dibentuk dan HMS Duke of York kembali menjadi bagian dari pasukan pengawalan. Pada awal April, HMS Duke of York, HMS King George V (41), dan kapal induk HMS Victorious ikut serta sebagai pasukan inti dari armada tempur yang melaksanakan tugas patroli laut di antara Islandia dan Norwegia yang bertujuan melindungi beberapa konvoi ke Uni Soviet. Pada awal Mei HMS Duke of York terlibat dalam operasi penyelamatan HMS King George V yang mengalami kecelakaan tabrakan tidak sengaja dengan HMS Punjabi. Dalam insiden yang terjadi ditengah cuaca berkabut tebal ini HMS Punjabi yang sedang mengawal konvoi PQ 15 tenggelam sementara HMS King George V mengalami kerusakan cukup parah pada bagian haluannya. Operasi penyelamatan ini berlangsng sepanjang awal Mei 1942, lalu HMS Duke of York bergabung dengan Dia melanjutkan operasi ini hingga Mei, ketika dia bergabung dengan kapal perang Amerika USS Washington. Berikutnya pada pertengahan September, HMS Duke of York ditugaskan mengawal Konvoi QP 14.
Pada Oktober 1942, HMS Duke of York dikirim ke Gibraltar dan bertugas sebagai kapal bendera dalam Angkatan H guna mendukung operasi pendaratan Sekutu di Afrika Utara pada bulan November. Selama bulan ini beberapa kali HMS Duke of York mendapatkan serangan udara skala kecil yang dilancarkan oleh pesawat Italia. Serangan udara itu dengan mudah dipatahkan dengan perlindungan udara yang diluncurkan oleh pesawat tempur dari kapal induk HMS Victorious, enggerebekan itu relatif berskala kecil dan dengan cepat ditangani oleh "payung" yang disediakan oleh pesawat dari kapal induk yang menyertai Victorious, HMS Formidable (R67) dan HMS Furious (47). Setelah tugas di Afrika Utara berakhir HMS Duke of York diperintahkan kembali ke Inggris untuk menjalani beberapa perbaikan.
Segera setelah perbaikannya selesai, pada tanggal 14 Mei 1943 HMS Duke of York kembali bertugas sebagai kapal bendera seraya menantiak keberangkatan HMS George V dan HMS Howe (32) untuk misi Invasi Sekutu ke Sisilia. Pada bulan Juni 1943 HMS Duke of York terlibat dalam Operasi Gearbox, dimana ia bertugas melaksanakan penyisiran bersama HMS Anson (79) dan beberapa kapal perang Amerika Serikat. Misi ini bertujuan untuk memberikan pada Juni 1943 melibatkan penyisiran oleh Duke of York dan Anson, bersama dengan kapal perang AS USS Alabama dan South Dakota, untuk memberikan perlindungan jarak jauh untuk operasi skala kecil di pulau Spitsbergen dan Teluk Cola di Laut Barents. Pada bulan berikutnya ikut dalam operasi pengalihan yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian Jerman dari Operasi Husky.
= Pertempuran Tanjung Utara
=Pada tahun 1943, Kapal tempur Jerman Scharnhorst bersama Kapal tempur kelas Bismarck Tirpitz dan dua kapal bersenjata lainnya diketahui berada perairan laut dan Fyord Norwegia. Posisi dimana kapal-kapal tempur Kriegsmarine ini menjadi ancaman bagi pelayaran Konvoi Arktik menuju Rusia. Dengan hal tersebut maka Angkatan Laut Britania Raya memberikan pengawalan berat untuk konvoi antara Inggris dan Rusia. Salah satu konvoi itu diketahui oleh Jerman pada awal Desember 1943, selanjutnya intelijen Sekutu menyimpulkan bahwa konvoi berikut (Konvoi JW 55B) kemungkinan akan berisiko diserang oleh kapal-kapal perang Jerman. Pada 22 Desember konvoi JW 55B bergerak dengan dikawal oleh dua kekuatan tempur laut (pasukan pertama dan pasukan kedua). Pasukan pertama yang dikomandoi Laksamana Murray Robert Burnett terdiri dari kapal penjelajah HMS Norfolk, HMS Belfast dan HMS Sheffield. Pasukan kedua yang dikomandoi Laksamana Bruce Fraser terdiri dari HMS Duke of York, kapal penjelajah HMS Jamaica, HMS Savage, HMS Scorpion, HMS Saumarez, HMS Sword dan sebuah kapal Norwegia HNomS Stord. Kedua pasukan ini mengikuti konvoi dari jarak jauh.
Pada 25 Desember 1943 pergerakan kapal perang sekutu tersebut melaporkan keberadaan Scharnhorst dengan dikawal oleh lima kapal perusak kelas Narvik. Pasukan pertama, yang terdiri dari kapal penjelajah kelas County HMS Norfolk (78), kapal penjelajah ringan HMS Belfast (C35) dan HMS Sheffield (C24). Terjadi kontak singkat tidak lama pada pukul 09.00 tanggal 26 Desember. Tembak-menembak dalam waktu singkat terjadi tidak terdapat kerusakan apapun pada pasukan pertama namun dua serangan senjata penjelajah dari pasukan 1 menghancurkan pengendali radar Scharnhorst. Dalam kondisi cuaca yang memburuk Scharnhorst tidak mampu mengarahkan tembakannya secara efektif, Scharnhorst tidak bisa mengubah keunggulan taktis dari jarak tembak dengan tembakan yang lebih besar. Khawatir dia dalam duel meriam dengan kapal perang, Scharnhorst berbalik arah dan menjauhi pasukan pertama. Kontak tembak singkat kedua terjadi pada siang hari, tidak terdapat kerusakan berarti didrita Scharnhorst, tetapi sebuah tembakan dari HMS Norfolk kembali mengakibatkan kerusakan pada menara meriam utama dan radarnya. Konteradmiral (Laksamana Muda) Kriegsmarine Erich Bey dari atas kapal Scharnhorst memerintahkan kapal-kapal perusaknya untuk bergerak sendiri-sendiri melakukan pencarian terhadap Konvoi JW 55B, setelahnya ia memerintahkan Scharnhorst untuk kembali ke pelabuhan di Altafjord, Norwegia.
Sementara itu, posisi pasukan kedua yang terdiri semakin dekat dan menutup jalur yang akan dilalui Scarnhorst, diperkirakan pada malam hari akan terjadi kontak yang dimulai pada pukul 17:15. Tetapi perkiraan itu meleset dikarenakan Scharnhorst mengubah arah, dan HMS Belfast kembali menemukan Scarnhost pada radarnya dan meneruskan hasil ersebut ke pasukan kedua. Pada pukul 16:17 HMS Duke of York mendeteksi keberadaan Scarnhost pada radarnya pada jarak 41.600 meter dan dan pasukan kedua mulai bermanuver untuk memberikan tembakan sisi dan torpedo dilancarkan dari kapal perusak. Pada pukul 16:48 sebuah tembakan proyektil untuk menerangi Scarnhost dilepaskan dari HMS Belfast, diikuti tembakan lain dari proyektil 133 mm yang dilepaskan HMS Duke of York, hal tersebut mengejutkan komandan dan awak Scarnhost. Pada 16:50, HMS Duke of York telah berada pada jarak kurang dari 11.000 meter dari Scarnhost dan melepaskan tembakan sisi dari sepuluh meriamnya dan memberikan serangan yang cukup berarti bagi lawannya. Meskipun berada di bawah tembakan keras, Scharnhorst memberikan beberapa kali tembakan balasan terhadap HMS Duke of York, dua diantaranya hampir mengenai HMS Duke of York, proyektil 28,3 cm telah melewati tiang kapal dan geladak HMS Duke of York namun tidak meledak. Hanya pecahan dari tembakan itu telah menghancurkan kabel radar utama. Berikutnya sebuah proyektil 15-sentimeter telah mengenai penyangga tiang kapal tetapi juga tidak meledak. Pada pukul 16:55, proyektil 356 mm dari HMS Duke of York berhasil menghancurkan kubah utama meriam depan Scharnhorst, tetapi Scarnhost mempertahankan kecepatannya sehingga pada tahun 18:24 jarak antara Scarnhost dengan Duke of York menjadi 19.600 meter, pada saat yang sama Duke of York menghentikan tembakan setelah menghabiskan 52 kali tembakan sisi. Namun sebuah peluru salvo dari Duke of York menembus baja pengaman Scharnhorst dan menghancurkan ruang pendidih nomer satu, sehingga memperlambat laju kapal dan memungkinkan kapal perusak Inggris yang dengan cepat mengejar dan menyusulnya.
Kapal perusak pasukan kedua menyerang dengan torpedo pada pukul 18:50, melancarkan 28 tembakan dan empat kali mengenai sasaran. Akibatnya, laju Scarnhost semakin lambat, sepuluh menit berikutnya pada pukul 19:01 HMS Duke of York dan HMS Jamaica melepaskan tembakan pada jarak 9.500 meter, Pukul 19:15 HMS Belfast ikut pula menembaki Scarnhost. Kedua kapal perussak Inggris itu menghabiskan semua peluru torpedo mereka, setelah lebih kurang sepuluh proyektil 14 inci menghantam Scarnhost, kapal Jerman itu mualai dilanda kebaran dan ledakan hebat yang menghancurkan hampir semua meriam sekundernya. Pada pukul 19:16, ketiga menara senjata utama meriam 28,3 centimeter di atasScharnhorst telah berhenti menembak, dan laju kapal semakin melambat menjadi hanya 10 knot (19 km / jam). HMS Duke of York menghentikan tembakan pada pukul 19:30 untuk memberi kesempatan kapal penjelajah dan kapal perusak untuk mendekati Scharnhorst. Pada tahap akhir pertempuran, kapal perusak HMS Matchless, HMS Musketeer, HMS Opportune, dan HMS Virago menembakkan sebanyak 19 tembakan torpedo ke Scharnhorst, menyebabkannya mengalami kerusakan parah pada geladak kapal. Pada pukul 19:45 Scharnhorst mulai terbalik dan dengan cepat tenggelam setelah sepuluh setengah jam bertempur. Dari 1.932 awak kapal Scarnhost hanya 36 orang yang selamat.
Operasi selanjutnya
Pada tanggal 29 Maret 1944, HMS Duke of York dan sejumlah besar Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya meninggalkan Scapa Flow untuk misi pengawalan Konvoi JW 58, sebuah konvoi di laut Arktik yang dikirim sekutu dari Britania Raya guna membantu Uni Soviet. Dalam misi ini HMS Duke of York bertugas memberikan perlindungan buat sejumlah kapal induk Inggris yang melakukan serangkaian serangan udara terhadap Kapal tempur Jerman Tirpitz di Kaafjord, Norwegia. Operasi ini berlangsung pada pertengahan hingga akhir Agustus. Usai dari tugas ini HMS Duke of York kembali ke Inggris dan menjalani perawatan dan perbaikan di Liverpool, sejumlah peralatan radar dan persenjataan yang lebih modern ditambahkan pada HMS Duke of York. Selanjutnya HMS Duke of York mendapatkan perintah baru untuk bergabung dengan Dia kemudian diperintahkan untuk bergabung dengan Armada Pasifik Britania Raya. Pada tanggal 25 April 1945 kapal ini berlayar dengan Kapal saudari nya HMS Anson (79). Ketika tiba di Malta HMS Duke of York sirkuit kapal bermasalah, akibat masalah tersebut ia tidak dapat mencapai Sydney sebagaimana yang sebelumnya dijadwalkan pada tanggal 29 Juli. Dengan keterlambatan itu HMS Duke of York tidak sempat lagi ikut ambil bagian yang cukup berarti dalam front pasifik menghadapi Jepang.
Masih bersama armada Pasifik, HMS Duke of York ditugaskan ke Gugus Tugas 37, bersama dengan empat kapal induk dan kapal sekelasnya HMS King George V (41). Dari tanggal 9 Agustus, Gugus Tugas 37 dan tiga gugus tugas kapal induk Amerika melakukan serangkaian Serangan udara di Jepang, penugasan ini berlanjut hingga 15 Agustus ketika menyerahnya Jepang. Setelah menyerahnya Jepang HMS Duke of York dan HMS King George V ikut serta dalam upacara penandatangan penyerahan Jepang yang berlangsung di Teluk Tokyo. Masih dalam rangka berakhirnya front Pasifik PD II, pada bulan September HMS Duke of York berlayar ke Hong Kong untuk bergabung dengan armada lain yang berkumpul di sana untuk menerima penyerahan garnisun Jepang.ref name=C15/>. Hingga bulan Juni tahun berikutnya HMS Duke of York tetap menjadi kapal bendera milik Armada Pasifik Britania Raya ketika Jepang menyerah, penugasan itu berakhir ketika ia diperintahkan kembali ke Plymouth untuk perbaikan.
Setelah perang
Kedudukan HMS Duke of York sebagai kapal bendera Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya tetap dipertahankan hingga Perang Dunia II benar-benar usai pada tahun 1949. Kapal ini diberhentikan pada November 1951, pada 18 Mei 1957 perintah untuk penghapusannya dikeluarkan. Ia dihancurkan di fasilitas penghancuran kapal Shipbreaking Industries, Ltd, di Faslane.
Referensi
Daftar Pustaka
Kata Kunci Pencarian:
- HMS Duke of York (17)
- Pangeran Andrew, Adipati York
- Adipati York
- Philip, Adipati Edinburgh
- George V dari Britania Raya
- George VI dari Britania Raya
- William, Pangeran Wales
- Kematian dan pemakaman Pangeran Philip, Adipati Edinburgh
- Edward VIII dari Britania Raya
- Marlborough
- HMS Duke of York (17)
- HMS Duke of York
- Duke of York
- HMS Iron Duke (1912)
- List of Allied ships at the Japanese surrender
- Prince Andrew, Duke of York
- Prince Edward, Duke of York and Albany
- List of ships built by John Brown & Company
- HMS Duke of Edinburgh
- Rie Tanaka