'
Hok Tik Bio Tanjung karang Kudus' adalah sebuah klenteng yang terletak di
Kudus.
Didirikan pada tahun 1741 oleh orang-orang Cina yang berhasil meloloskan diri dari Batavia (Jakarta), akibat pembunuhan massal yang dilakukan oleh VOC (Verenigde Oost-Indische Compagni).
Gubernur Jendral pada waktu itu adalah Adriaan Valckenier, seorang keturunan Belanda-Inggris, yang memangku jabatan dari tahun 1737 – 1741, kemudian diganti oleh Johannes Thedens 1741 – 1743.
Pelarian orang-orang Cina dari Batavia tersebut dapat meloloskan diri dengan menggunakan jalur laut dan kemudian memasuki muara-muara terus masuk ke sungai-sungai besar ke pedalaman ; di antaranya ke Cirebon, Tegal, Semarang,
Kudus, Juwana, Rembang, Lasem bahkan juga di Jawa Timur.
Di
Kudus mereka-mereka melalui kanal Semarang (Kali yang ada di tepi jalan Semarang – Tanggulangin) dari cabang sungai Tanggulangin mereka meneruskan ke Utara dan sampailah di tepi sungai di Dusun Bogo.
Karena dirasa sudah aman, pimpinan rombongan mendarat dan melakukan sembahyang dan Puak kepada Thian Kung, untuk menyakan apakah rombangan dapat mendarat dan bertempat tinggal di tempat itu. Atas persetujuan Thian Kung, rombongan mendarat dan bertempat tinggal di Dusun Bogo.
Selain membawa harta bendanya, di antaranya ada yang membawa Arca Pujaannya yaitu
Hok Tek Cing Sien.
Karena kaum pedagang banyak berhasil dengan niaganya, maka di Dusun BOGO itu lalu dibangun sebuah Klenteng “
Hok Tik Bio “.
Mereka berdagang menuju ke lain daerah ( Pati, Juwana, Rembang, Lasem ) dengan menggunakan jalur air sampai di kali Babalan, untuk menuju ke kota-kota tersebut.
Setelah Belanda membuat jalan darat menuju ke Purwodadi (
Kudus – Purwodadi ), pada tahun 1782 orang-orang Cina di Dusun Bogo kemudian berpindah ke tepi jalan dan juga memindakan Klentengnya dengan cara dipanggul bersama-sama secara utuh bentuknya dan diletakkan ditempat yang sama sampai sekarang berada.
Letaknya pun juga sangat strategis, karena dahulu tempat tersebut dijadikan “pelabuhan” bagi pedangan-pedagang Cina dan “pelabuhan” tersebut dari batu “
karang” dan batu padas ( putih). Karena “pelabuhan” adalah
Tanjung yang dibuat dari batu
karang, maka hingga sekarang dinamakan “
Tanjung karang”
Menurut Hong Sui perklentengan, letaknya sangat bagus karena menghadap ke jalan lurus / terbuka. Para pedagang pada umumnya cocok dengan “
Hok Tik Bio “
Tanjung karang Kudus.
Klenteng
Tanjung karang ini, dahulu dibangun dari kayu jati, karena sudah rapuh, maka telah direhab menjadi seperti yang sekarang.
Rujukan
http://kelenteng300.blogspot.com/2009_12_01_archive.html?m=1
Lihat Pula
Geger Pacinan