Brigadir Jenderal TNI (Purn.)
I Dewa Gde Oka (20 November 1936 – 27 November 2023) merupakan seorang purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat, politikus, dan birokrat yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 1997–1999. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali pada 2 Maret 1985 hingga 2 September 1989 dan pernah menjabat sebagai Bupati Badung pada tahun 1975 hingga 1985.
Kehidupan awal dan pendidikan
Oka lahir sebagai anak laki-laki dari pasangan
I Dewa Anom Undisan dan
I Dewa Ayu Alit. Ia mulai mengenyam pendidikan dasar pada Sekolah Rakyat di Bangli pada tahun 1942 dan lulus pada tahun 1948. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan pendidikan sekolah menengah pertama di Bangli dan lulus pada tahun 1953. Setelah lulus dari SMP, ia pindah ke Singaraja dan melanjutkan sekolah menengah atas disana hingga lulus pada tahun 1956. Pada saat SMA,
Oka pernah mendapat juara ketiga pada sayembara poster penerangan untuk pelajar yang diselenggarakan oleh Jawatan Penerangan Provinsi Nusa Tenggara pada tahun 1956.
Setelah lulus SMA, ia diterima menjadi Taruna Akademi Teknik Angkatan Darat dan menjadi teman seangkatan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6 Try Sutrisno dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Thailand periode 1993–1996
I Gde Awet Sara. Ia lulus pada tahun 1959. Selama berkarier di militer, ia mengikuti sejumlah kursus militer, seperti kursus reguler di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dari tahun 1971 hingga 1972.
Karier
= Karier militer
=
Oka memulai karier sebagai perwira TNI Angkatan Darat setelah ia lulus dari Akademi Teknik Angkatan Darat dan menyandang pangkat Letnan Dua Czi. Saat itu, ia ditempatkan sebagai Komandan Peleton pada Yonzipur 2 Kodam IV/Sriwijaya. Kemudian pada tahun 1964, ia dimutasi ke Yonzikon 2/Korra
I/Caduad sebagai Komandan Kompi dan pada tahun 1965 ia menjabat sebagai Kasie III/Personalia pada satuan yang sama.
Pada tahun 1972 setelah menyelesaikan pendidikan di Seskoad dan menyelesaikan kursus komandan distrik militer, ia dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Komandan Distrik Militer 1611/Badung.
Oka merupakan putra daerah Bali pertama yang menduduki jabatan tersebut. Dua tahun berselang, ia mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Staf Korem 163/Wirasatya dan pada tahun 1975 ia mengundurkan diri dari jabatan tersebut untuk mengikuti pemilihan Bupati KDH Tk. II Kabupaten Badung. Pada 12 November 1989, ia pensiun dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal.
= Karier politik
=
Karier politik
Oka dimulai pada saat ia dipercaya sebagai Anggota DPRD-GR Kotamadya Tanjung Karang pada tahun 1967 hingga tahun 1972 mewakili unsur Angkatan Bersenjata. Pada tahun 1975, ia terpilih sebagai Bupati KDH Tk. II Kabupaten Badung yang dipilih melalui anggota DPRD Tk. II Kabupaten Badung. Pada periode pertama ia menjabat, ia melantik Kepala Dinas Pekerjaan Umum yang baru yang memperkenalkan trotoar di Denpasar yang saat itu masih dibawah administrasi pemerintahan kabupaten Badung. Pada tahun 1980, ia terpilih sebagai Bupati Badung untuk kedua kalinya dan dilantik pada 3 November 1980.
Setahun sebelum berakhir periodenya sebagai Bupati Badung, ia dicalonkan sebagai Wakil Gubernur Bali, yang kosong sejak berakhirnya masa jabatan
I Gusti Ngurah Pindha sebagai wakil gubernur pada tahun 1971.. Pencalonan itu disetujui oleh DPRD Tk.
I Provinsi Bali dan ia dilantik pada 2 Maret 1985.
Oka mendampingi Ida Bagus Mantra hingga berakhirnya kepemimpinan Mantra sebagai gubernur pada tahun 1988. Sebelum kepemimpinan Mantra berakhir, pemerintah saat itu mencalonkan Ida Bagus
Oka sebagai calon gubernur yang baru menggantikan mantra. Namun, pencalonan itu seketika ditolak oleh para veteran dengan alasan ayah Bagus
Oka pernah menjalin kerjasama pada tentara Belanda selama Revolusi Nasional Indonesia. Beberapa partai politik mencalonkan
Gde Oka sebagai alternatif calon gubernur, namun pemerintah tetap bersikeras mencalonkan Bagus
Oka sebagai gubernur dan pada akhirnya dilantik setelah itu.
Oka terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Tk.
I Partai Golkar Provinsi Bali untuk periode 1988–1993 yang dimana terpilihnya
Oka sebagai ketua dituding berdasarkan instruksi dari Markas Besar ABRI. Namun,
Oka membantah pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa ia murni dipilih melalui musyawarah daerah partai tersebut. Kurang lebih setahun setelah ia mengambil alih kepemimpinan Golkar di Bali, ia diberhentikan dari jabatannya sebagai wakil gubernur dan digantikan oleh Aspar Aswin.
Oka dicalonkan sebagai Ketua DPRD Tk.
I Provinsi Bali pada saat pemilihan umum 1992. Secara tiba-tiba ia menarik pencalonannya dan akhirnya ia melibatkan diri kedalam organisasi sosial setelah kepemimpinannya sebagai ketua partai Golkar di Bali berakhir pada tahun 1993. Ia melanjutkan karier politiknya setelah ia terpilih sebagai anggota DPR RI mewakili provinsi Bali dari Fraksi Karya Pembangunan pada 1 Oktober 1997 hingga berakhir pada 1 Oktober 1999. Pada Januari 2016,
Oka dicalonkan sebagai kandidat potensial untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Daerah Tk.
I Partai Golkar Provinsi Bali.
Kehidupan pribadi
Oka mempunyai seorang istri yang bernama Walmiati
Oka dan dikaruniai satu orang anak.
Penghargaan
Meninggal dunia
Oka meninggal dunia pada 27 November 2023 pukul 18.12 WITA di RSUD Wangaya Denpasar setelah sempat dirawat sejak 16 November 2023 akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Jenazah disemayamkan di rumah duka di Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli. Kemudian jenazah dikremasi pada 1 Desember 2023 di dengan diiringi upacara militer.
Referensi