- Source: Ismail Suny
Prof. Dr. Ismail Suny S.H., M.C.L. (7 Agustus 1929 – 20 April 2009) adalah seorang ahli hukum tata negara dan diplomat asal Indonesia.
Kehidupan
Ismail Suny merupakan putra dari pasangan Haji Mohammad Suny dan Cut Nyak Sawani. Ia anak pertama dari 9 bersaudara. Ayahnya merupakan anak seorang saudagar kaya sekaligus panglima perang keturunan perantau Minangkabau bernama Haji Panglima Minsa, sedangkan ibunya adalah keturunan uleebalang Aceh bernama Hajjah Cut Nyak Sawani binti Teuku Panglima Leman. Teuku Panglima Leman merupakan anak Teuku Keuchik Salihin yang pernah menjadi kepala swapraja / uleebalang Labuhan Haji.
Pada tahun 1948, ia hadir mewakili ayahnya menemui Bung Karno untuk menyerahkan uang dan perhiasan emas dari para saudagar Aceh. Emas yang dikumpulkan ini kemudian dibelikan pesawat Seulawah oleh pemerintah Indonesia.
Lulus dari Sekolah Menengah Islam di Aceh, ia melanjutkan studi di SMA Budi Utomo, Jakarta. Setelah itu ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1957). Tiga tahun kemudian ia memperoleh gelar Masters in Civil Law di Universitas McGill, Montreal, Kanada, serta gelar doktor dari Universitas Indonesia (1963)
Sepulang dari Kanada, ia mendirikan Universitas Cendrawasih di Jayapura. Tahun 1965, ia memperoleh gelar guru besar dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sejak itu ia menjadi salah satu cendekiawan yang diperhitungkan. Ia menjadi anggota DPRGR/MPRS dari tahun 1967 hingga tahun 1969. Pada saat itu, ia ikut menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang dikenal sebagai Nawaksara.
Pada tahun 1973 ia menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tahun 1978 ia diberhentikan dari jabatannya, sekaligus dipenjara tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Kritiknya terhadap kekuasaan Soeharto yang cenderung diktator, membuatnya dijebloskan ke Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta.
Setahun di penjara, Suny kembali mengajar. Pada tahun 1992 hingga tahun 1997, ia menjabat Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi.
Tahun 2006, Ismail Suny memperoleh titel guru besar emiritus Hukum Tata Negara dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapore pada 20 April 2009.
Karya
The Executive in Indonesia: a Comparative Study, 1960
Pembahagian Kekuasaan Negara: Suatu Penjelidikan Perbandingan dalam Hukum Tata Negara Inggeris, Amerika Serikat, Uni Sovjet dan Indonesia, 1962
Hukum Tata Negara, 1963
Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, 1968
Prasaran Mengenai Mekanisme Demokrasi Pantjasila, 1968
Bahan Wajib Hukum Tata Negara: Suatu Kumpulan Tulisan, 1973
Bunga Rampai Tentang Aceh, 1980
Mencari Keadilan: Sebuah Otobiografi, 1982
Pergeseran Kekuasaan Eksekutif: Suatu Penyelidikan dalam Hukum Tata Negara, 1986
The Organization of the Islamic Conference, 2000
Pakar Hukum Menyatakan Akbar Tandjung Tidak Layak Jadi Terdakwa, 2002
Hak Asasi Manusia, 2004
Jejak-jejak Hukum Islam dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia: Sebuah Bunga Rampai, 2005
Tanda Kehormatan
Indonesia :
Bintang Jasa Utama (7 Agustus 1995)
Referensi
Pranala luar
Profil - pdf
Kata Kunci Pencarian:
- Ismail Suny
- Ismail
- Daftar tokoh hukum Indonesia
- Margarito Kamis
- Kepengurusan Partai Golongan Karya
- Universitas Cenderawasih
- Islam di Aceh
- Hisyam bin Ismail al-Makhzumi
- Daftar tokoh suku Aceh
- Roy B.B. Janis
- F. R. Scott
- Yusril Ihza Mahendra
- Acehnese people
- Aneuk Jamee
- Ismail ibn Shuab
- Ottoman–Persian Wars
- List of ambassadors of Indonesia to Saudi Arabia
- Al-Salih Ismail, Emir of Damascus
- Isma'il ibn Ja'far
- A. A. Baramuli