- Source: Jam kanonis
Jam kanonis adalah saat-saat ibadat yang telah ditetapkan dalam kerangka ibadat harian. Kebiasaan sembahyang sehari-hari dalam agama Kristen berasal dari praktik mendaraskan doa-doa pada jam-jam tertentu dalam agama Yahudi. Jam-jam tertentu sepanjang satu hari penuh ini disebut zmanim dalam hukum agama Yahudi. Sebagai contoh, dalam kitab Kisah Para Rasul, Petrus dan Yohanes diriwayatkan pergi ke Bait Allah untuk menunaikan sembahyang sore. Mazmur 119:164 berbunyi: "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil" (Simeon dari Tesalonika mengulas ayat ini sebagai berikut: "Waktu untuk sembahyang dan beribadat itu ada tujuh jumlahnya, sebanyak jumlah karunia Roh Kudus, karena sembahyang-sembahyang suci itu berasal dari Roh Kudus").
Kebiasaan sembahyang semacam ini dipercaya sebagai adat warisan para rasul yang telah dilestarikan selama berabad-abad, meskipun tata cara pelaksanaannya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Seiring dengan menyebarnya gaya hidup zuhud Kristen, praktik sembahyang pada jam-jam tertentu dengan tata cara tertentu ikut berkembang dan akhirnya dibakukan. Sekitar tahun 484, rahib Yunani-Kapadokia, Sabas Yang Dikuduskan, mulai mencatat praktik-praktik peribadatan di sekitar Yerusalem, sementara tata cara peribadatan katedral dan paroki di Konstantinopel secara perlahan-lahan berkembang sendiri.
Pada tahun 525, Benediktus dari Nursia menyusun garis-garis besar yang pertama dari pendarasan ayat-ayat Mazmur dalam pelaksanaan ibadat harian.
Pada abad ke-9, jam kanonik sudah dibakukan di Gereja Barat, dan sudah terdiri atas delapan waktu sembahyang sehari-hari, yakni laudes, prima, tersia, seksta, nona, vesper, kompletorium, dan sembahyang malam hari yang kadang-kadang disebut vigil. Sembahyang malam ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang disebut nokturna.
Maksud dan tujuan
Ibadat harian dimaksudkan menjadi sarana bagi umat untuk selalu berkomunikasi dengan Tuhan di dalam hidup sehari-hari. Hal itu dilaksanakan dengan menyisihkan waktu dan berdoa di dalam keheningan. Praktik Ibadah harian atau doa individual telah dilakukan sejak zaman Perjanjian Lama antara lain tertulis di dalam Alkitab “...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya...” (Daniel 6:11).
Praktik
Hingga awal abad ke-3 waktu doa yang lazim adalah sebagai berikut:
Doa pagi dilakukan pada jam pertama, pukul 06.00, untuk mengingat Tuhan telah bangkit.
Doa jam ke-3 (Kisah Para Rasul 2:15) dan doa jam ke-6 (Kisah Para Rasul 10:9), sebab Ia adalah matahari dan terang yang benar.
Doa jam ke-9 (Kisah Para Rasul 3:1), sebab Tuhan telah menanggung sengsara yang hebat.
Doa Malam (Kisah Para Rasul 16:25), dilakukan pada pukul 17.00-18.00 atau pada malam hari sebab bagi anak-anak terang, malam adalah sama dengan siang.
Tradisi Hipolitus
Tradisi Rasuli dari Hipolitus (tahun 215) menguraikan waktu doa 7 kali sehari:
Doa pembuka saat ayam berkokok, galli cantu, hal ini mengingat Petrus menyangkal Yesus
Doa pagi dulu biasa disebut Laudes. Doa pagi dimaksudkan dan diatur untuk menyucikan pagi hari dan idealnya dilaksanakan sekitar fajar menyingsing, sesaat setelah bangun tidur dan biasa disebut saat teduh pagi
Doa jam ketiga (tertia) setelah fajar dilakukan di rumah dengan berdoa dan bernyanyi, jika sedang keluar rumah cukup berdoa di dalam hati, untuk mengingat datangnya Roh Kudus.
Doa jam keenam (sextia) setelah fajar atau pada tengah hari; hal ini mengingat saat penyaliban.
Doa jam kesembilan (nona) setelah fajar atau jam tiga sore; hal ini mengingat air dan darah yang mengucur dari tubuh Kristus dan saat wafatNya.
Doa senja dilakukan pada sore hari, lazim disebut Vesper. Maksud doa ini adalah untuk menyesali dan mengakui dosa-dosa serta bersyukur atas anugerah yang telah diterima pada hari tersebut. Hal ini mengingatkan saat Yesus dikubur.
Doa completorium, doa penutup hari.
Ritus Bizantin
Horologion (῾Ωρολόγιον; Church Slavonic: Chasoslov, Часocлoвъ, Book of Hours) menyediakan bagian yang tetap dari ibadat Siklus Harian (bahasa Yunani: akolouthies, ἀκολουθίες) sebagaimana digunakan oleh Gereja Ortodoks Timur dan Katolik Timur.
= Siklus liturgi
=Pelbagai siklus tahun liturgi memengaruhi cara materi buku-buku liturgi dimasukkan ke dalam peribadatan sehari-hari.
Siklus mingguan
Tiap-tiap hari dalam satu pekan memiliki makna peringatan, yaitu:
Minggu — Kebangkitan Kristus
Senin — Para Malaikat kudus dan kuasa surgawi tak berjasmani
Selasa — St. Yohanes Pembaptis
Rabu — Salib kudus dan Sang Theotokos
Kamis — Para rasul dan St. Nikolas
Jumat — Penyaliban Kristus
Sabtu — Para Janasuci dan mereka yang telah tiada
Siklus ibadat harian
Siklus harian dimulai dengan ibadat Vesper dan berlangsung sepanjang malam dan siang menurut tabel di bawah
Lihat juga
Ibadat harian
Buku ibadat harian
Menurut Martin Luther
Ibadah harian di Gereja-gereja Reformasi, terutama Lutheran tetap diperhatikan. Martin Luther (1483-1546) dalam buku liturgi Deutsche Messe (1526) menetapkan dua kali doa sehari. Ibadah pagi (matutinum) dengan pembacaan Perjanjian Lama, menyanyikan hymne Jerman dan hymne Latin. Ibadah senja (verpera) dengan pembacaan Perjanjian Baru dan menyanyikan Magnificat.
Referensi
Pranala luar
Hiperteks Buku Ibadat Harian – Edisi Daring Ibadat Harian Abad Pertengahan.
Brevir Sarum Diarsipkan 2007-03-11 di Wayback Machine. (Tata Ibadat Sarum adalah salah satu cabang dari Ritus Romawi)
Siklus Kebaktian Gereja Ortodoks Timur Diarsipkan 2008-06-09 di Wayback Machine. oleh Arkimandrit Nektarios Serfes
Ibadat Harian Menurut Ritus Gereja Ortodoks Suryani
Kata Kunci Pencarian:
- Jam kanonis
- Matins
- Ibadat harian
- Liturgi Katolik
- Lonceng gereja
- Liturgi Katolik Timur
- Brevir
- Misa votif
- Compline
- Pakaian kepausan
- Ljubljana Cave Exploration Society
- Index of Uganda-related articles