Jaringan telepon di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Jaringan tetap dan
Jaringan bergerak.
Jaringan tetap dapat dinikmati melalui
telepon rumah atau kantor yang biasanya menggunakan kabel.
Jaringan tetap
di Indonesia meliputi
Jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ, dan tertutup. Sedangkan
Jaringan bergerak meliputi satelit,
telepon seluler, dan radio trunking. Kedua
Jaringan ini yang dipergunakan
di seluruh dunia untuk membantu proses komunikasi. Ada
Jaringan, tentu ada juga alat yang dipergunakan untuk berkomunikasi, salah satunya adalah
telepon.
Sebelum ditemukannya
telepon, manusia sudah mengenal surat dan telegraf. Lamanya proses yang dibutuhkan untuk mengirim surat menyebabkan sebagian besar orang beralih pada telegraf yang menyebabkan kantor-kantor telegraf sangat sibuk pada pertengahan tahun 1800-an. Telegraf dapat mengirimkan pesan dalam bentuk titik dan garis yang dikenal sebagai kode Morse dengan menggunakan listrik. Oleh sebab itu, penyampaian pesan bisa berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan surat. Sejak adanya percobaan mengenai bunyi, listrik, dan telegraf, sangat banyak peneliti yang berusaha mencari cara untuk menyempurnakan cara orang berkomunikasi. Salah satu dari peneliti tersebut adalah Alexander Graham Bell. Bell adalah seorang guru yang pada tahun 1865 memulai percobaannya dengan mengukur tinggi-rendah nada dan getaran bunyi. Percobaan ini mendorongnya pada suatu hal baru, yaitu penelitian tentang bunyi, khususnya penelitian tentang bisa atau tidaknya bunyi dikirim secara elektronik melalui kawat telegraf.
Awalnya Bell merancang suatu alat yang dinamakan telegraf harmonis, namun penelitiannya tentang gelombang bunyi yang merambat melalui telinga manusia memunculkan gagasan baru untuk membuat
telepon. Pada awal tahun 1875, Bell melanjutkan penelitiannya dengan dibantu oleh asistennya yang bernama Thomas Watson. Pada tanggal 7 Maret 1876 Bell mengajukan hak paten|paten atas alat ciptaannya yang mampu mengantarkan bunyi tertentu. Beberapa bulan setelah Bell berhasil dengan
telepon buatannya, ia kemudian memperkenalkan
telepon pada orang banyak. Uji coba jarak jauh pertama kalinya dilakukan Bell dan Watson pada tahun 1876 yang mampu melintasi jarak 8 mil. Sejak dibentuknya Bell Telepnone Company,
telepon semakin disempurnakan dan jaringannya diperluas. Pada tahun 1915 Bell melakukan
telepon lintas benua pertamanya dari New York ke San Fransisco, lalu pada tahun 1956 kawat
telepon internasional pertama dipasang melintasi Samudra Atlantik dan pada tahun itu juga satelit
telepon pertama diluncurkan ke ruang angkasa. Sejak saat itu
Jaringan telepon pun dapat dinikmati antar samudra dan benua yang lebih luas.
Sebelum adanya
telepon di Indonesia, pemanfaatan telekomunikasi dilakukan dengan telegraf. Pemanfaatan telegraf ini dimulai sejak saluran telegraf pertama dibuka pada tanggal 23 Oktober 1855 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Sejak hadirnya telegraf elektromagnetik yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor), jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas
di 28 kantor telegraf. Selain itu, kabel laut juga telah terpasang antara Jakarta dan Singapura, kemudian juga dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin). Beberapa tahun setelah penggunaan telegraf, muncullah
Jaringan telepon lokal
di Indonesia dan menyebar secara cepat pada sebagian besar wilayah
Indonesia.
= Tahun 1882-1884
=
Pada tanggal 16 Oktober 1882
Jaringan telepon lokal pertama sekali digunakan
di Indonesia yang diselenggarakan oleh pihak swasta yang mendapat izin konsesi selama 25 tahun.
Jaringan telepon yang pertama ini menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia). Selanjutnya, pada tahun 1884
Jaringan telepon dibangun
di Semarang dan Surabaya. Khusus untuk hubungan
telepon interlokal, perusahaan Intercommunaal Telefoon Maatschappij memperoleh konsesi selama dua puluh lima tahun untuk hubungan Batavia-Semarang, selanjutnya Batavia-Surabaya, disusul Batavia-Bogor dan kemudian Bandung-Sukabumi. Dalam pengembangan
Jaringan telepon ternyata perusahaan-perusahaan
telepon itu hanya membuka hubungan
telepon di kota-kota besar yang mendatangkan untung saja sehingga penyebaran
Jaringan telepon tidak merata.
= Tahun 1906
=
Setelah jangka waktu konsesi berakhir, semua perusahaan
Jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon Dienst, kecuali
Jaringan telepon Perusahaan Kereta Api Deli (Deli Spoor Maatschappij, DSM). Sejak saat itu pelayanan jasa telekomunikasi dikelola oleh pemerintah secara monopoli.
= Tahun 1967
=
Perusahaan telekomunikasi selesai dengan pembangunan
Jaringan telekomunikasi Nusantara yang meliputi proyek gelombang mikro lintas Sumatra, gelombang mikro
Indonesia Timur yang menghubungkan Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan.
Jaringan telepon itu semula menggunakan sistem baterai lokal dan kawat tunggal yang terpasang
di atas permukaan tanah sehingga sering mengalami gangguan. Pembaharuan dan modernisasi kemudian dilaksanakan, pemasangan kabel jarak jauh diterapkan
di bawah permukaan tanah, kawat tunggal diganti dengan kawat sepasang dan menggunakan sistem baterai sentral.
= Tahun 1976
=
Pada tanggal 9 Juli 1976
Indonesia memulai babak baru bidang telekomunikasinya yang ditandai dengan peluncuran satelit Palapa A-1 berjenis HS-333 dari Cape Canaveral. Satelit ini memungkinkan
Jaringan telepon Indonesia semakin luas cakupannya, hingga mencapai luar negara. Sejak saat ini pertumbuhan
Jaringan telepon semakin pesat dan canggih karena didukung teknologi satelit. Semakin banyak pula fasilitas yang dapat dinikmati masyarakat
Indonesia.
= Tahun 2009
=
Sejauh ini tercatat sebanyak 31.000 desa
di sejumlah daerah
Indonesia belum memiliki
Jaringan telepon. Pemerintah
Indonesia sedang berupaya membangun
Jaringan di desa-desa tersebut agar masyarakatnya juga dapat menikmati fasilitas
telepon dan internet.
Perusahaan penyedia
Jaringan telepon di Indonesia pada awalnya hanya Perusahaan Negara Telekomunikasi yang merupakan BUMN dan pecahan dari Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi.PN Telekomunikasi kemudian berubah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) pada tahun 1974 dan berfungsi dalam menyediakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Lalu pada tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi
Indonesia. Dalam kurun waktu yang cukup panjang PT. Telkom memonopoli
Jaringan telepon tetap
di Indonesia setelah Indosat dijual pada perusahaan swasta milik Singapura, lalu tahun 2002 duopoli penyelenggarakan telekomunikasi lokal dimulai. Pasar bebas telekomunikasi memberi jalan bagi perusahaan-perusahaan lainnya ikut berkembang.Tiga dari perusahaan penyedia
Jaringan telepon tetap adalah Telkomsel, Indosat, dan BatamBintan. Perusahaan yang paling banyak muncul sampai saat ini adalah perusahaan dalam bidang telekomunikasi seluler. Mulai dari Telkomsel, Indosat, Excel, Mobile-8, Smart Telecom, dan lain sebagainya. Berikut tabel yang memberikan data operator atau perusahaan penyedia
Jaringan telepon dan jenis
Jaringan yang disediakan.
Peluang
Beberapa hal yang mendukung perkembangan
Jaringan telepon di Indonesia saat ini adalah:
Adanya tenaga yang lebih ahli dan terampil dalam membangun
Jaringan
Undang-undang yang ditetapkan pemerintah memberikan kebebasan dalam mengembangkan industri komunikasi seperti
telepon
Luasnya wilayah
Indonesia dan semakin menyebarnya penduduk yang membutuhkan
Jaringan komunikasi seperti
telepon
Angka kebutuhan masyarakat akan
Jaringan telepon semakin meningkat karena fasilitas ini sangat membantu dan mudah digunakan
Tantangan
Tantangan yang dimaksudkan disini adalah hambatan-hambatan dalam proses perkembangan dan penyebaran
Jaringan telepon di Indonesia. Beberapa hambatan tersebut adalah:
Keterbatasan dana yang disediakan pemerintah dan perusahaan penyedia
Jaringan telepon
Sulit menjangkau daerah-daerah tertentu, misalnya daerah pedalaman yang masih kekurangan listrik
Waktu yang dibutuhkan cukup panjang
Pengguna
Jaringan telepon tetap banyak yang beralih ke
telepon seluler karena dianggap lebih praktis dan bisa dibawa kemana saja.
Referensi
Jennifer Fandel, Alexander Graham Bell dan
telepon, 2008.
M.A.M.Mirabito & B.L. Morgenstem, New Communication Technology: Applications, Policy, and Impact, Fifth Edition, 2004.
Pranala luar
Telkom dan Indosat Diarsipkan 2016-03-04
di Wayback Machine.
Perkembangan telekomunikasi
Indonesia
Peluang dan tantangan perusahaan telekomunikasi Diarsipkan 2009-03-31
di Wayback Machine.