Jembatan Merdeka (Singapura) adalah sebuah
Jembatan yang menjadi jalan arteri utama antara Singapura bagian timur dan pusat kota.
Jembatan yang dibuat dengan biaya 6,05 juta dollar ini membentang di atas Kallang Basin dengan panjang sejauh 2000 kaki dan lebar 65 kaki.
Jembatan ini didirikan sebagai simbol kemerdekaan Singapura dari Inggris.
Jembatan yang dibuat oleh Public Work Departement (PWD) Singapura dan didesain oleh R. J. Hollis-Bee diresmikan tanggal 17 Agustus 1956 oleh Kepala Menteri Lim Yew Hock, dan ditetapkan sebagai situs sejarah pada tahun 2002.
Pembangunan
Jembatan Merdeka sebelumnya dikenal sebagai
Jembatan Kallang dibangun untuk mengurai kepadatan arus kendaraan yang ada di persimpangan jalan Kallang, Geylang, dan Mounbatten. Pembangunan
Jembatan ini dimulai pada Januari 1955 oleh Perusahaan Paul Y Construction berkerja sama dengan Messrs Hume Industries dan Messrs Sime Darby dan diawasi oleh Public Work Departement (PWD) Singapura dan direncanakan untuk selesai dalam delapan belas bulan.
Jembatan ini dibangun di kawasan reklamasi dimana kawasan ini ditempati oleh pedagang yang menetap disekitar jalan pantai. Pembangunan jalan ini mengharuskan 600 pedagang arang dan kayu bakar serta 400 penghuni gubuk untuk pindah ke daerah Tanjong Rhu dari kawasan tersebut.
Pada awal pembangunannya
Jembatan ini memiliki pandangan yang buruk.
Jembatan ini juga dianggap oleh insinyur sipil Malaya memiliki desain yang terlalu panjang daripada yang dibutuhkan. Perusahaan yang membangun
Jembatan ini dianggap tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk membangun
Jembatan Merdeka dan menawarkan penawaran paling tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki pengalaman dan kualifikasi lebih baik. Pembangunan
Jembatan ini berada di atas tanah yang memiliki kualitas permukaan yang buruk sehingga
Jembatan ini dibuat lebih panjang untuk menghidari penurunan permukaan tanah yang secara tiba-tiba. Lapisan di kawasan pembangunan
Jembatan berupa lapisan lumpur yang di beberapa titik memiliki kedalaman hingga 70 kaki. Lapisan di kawasan pembangunan
Jembatan berupa lapisan lumpur yang di beberapa titik memiliki kedalaman hingga 70 kaki. Lapisan lumpur yang ada, pernah membuat pembukaan
Jembatan yang dijadwalkan pada bulan Juni 1956 menjadi tertunda karena adanya lumpur menghalangi akses kendaraan, sehingga pembukaan
Jembatan diundur sampai tanggal 17 Agustus 1956. Untuk mengatasi buruknya kualitas lapisan permukaan tanah
Jembatan Merdeka serta mencegah
Jembatan untuk masuk lebih dalam ke lumpur maka perbaikan dilakukan kembali pada pondasi dan struktur
Jembatan dengan melapisi jalan yang ada dengan lapisan permukaan sementara dan meminta pengendara kendaraan roda dua untuk melajukan kendaraannya secara perlahan untuk menghindari adanya kecelakaan. Lapisan aspal permanen ditambahkan setelahnya untuk memperkuat permukaan pondasi
Jembatan.
Sejarah
Jembatan ini dulu lebih dikenal dengan nama
Jembatan Kallang sampai akhirnya pada tanggal 21 Juni 1956
Jembatan ini berganti nama menjadi
Jembatan Merdeka sebagai simbol kemerdekaan dan bebasnya rakyat Singapura dari Inggris. Nama baru
Jembatan Merdeka diresmikan oleh Menteri Komuikasi dan Pekerjaan Singapura yaitu Francis Thomas.
Jembatan Merdeka diresmikan tanggal 17 Agustus 1956 bersamaan dengan peresmian Jalan Raya Nicoll. Jalan Raya Nicoll merupakan jalan raya yang menghubungkan
Jembatan Merdeka yang dinamai setelah Gubernur Singapura yaitu John Nicoll. Peresmian
Jembatan ini dihadiri oleh 500 tamu dan ribuan orang yang berkumpul di ujung
Jembatan.
Pada tahun 1966 tiga lajur ditambahkan sehingga
Jembatan Merdeka memiliki tujuh lajur untuk mengurangi kemacetan lalu lintas yang terjadi pada jam sibuk. Penambahan lajur ini dilakukan oleh Public Work Departement (PWD) Singapura. Penambahan lajur ini disesuaikan dengan pelebaran yang dilakukan di Jalan Raya Nicoll pada tahun sebelumnya.
Pada tahun 1992 struktur
Jembatan diperkuat kembali untuk mengakomodasi pertambahan jumlah kendaraan yang melintas yang menyebabkan beban
Jembatan semakin berat. Pelebaran trotoar pejalan kaki juga dilakukan pada
Jembatan Merdeka.
Referensi