Kabaret Bandung merupakan pertunjukan parodi modern yang berasal dari kota
Bandung.
Kabaret Bandung adalah jenis sebuah pertunjukan teater dalam bentuk audio playback (materi pertunjukan direkam dalam bentuk audio, baik dialog dan musiknya) yang mengandung unsur komedi dengan balutan komposisi panggung, tarian, artistik, dan musik sebagai dasar dari pertujukannya, para aktornya bermain peran secara lipsing. Cerita yang dibawakan dalam pertunjukan
Kabaret Bandung dapat berupa sebuah cerita yang mengandung pesan dan nilai yang mendalam didalam pertunjukannya, atau bisa juga membentuk sebuah cerita yang absurd mengandung arti, dan juga bisa hanya sebuah hiburan semata, yang tujuan akhirnya menghibur para penontonnya. Para praktisi
Kabaret Bandung di kota
Bandung menyebutnya sebuah pertunjukan kesenian modern baru yang berasal dari kota
Bandung yang akan terus semakin berkembang seiring bertambahnya kreatifitas di setiap tahun ketahunnya, sehingga mereka namakan
Kabaret Bandung. Bisa dibilang
Kabaret Bandung adalah nama dari pertunjukan teater komedi yang terlahir di Kota
Bandung walaupun sudah berkembang keluar
Bandung, dan saat ini pertunjukan
Kabaret Bandung adalah pertunjukan komedi modern yang mampu menampilkan kreatifitas dan mengandung parodi/komedi dan dapat menggabungkannya dengan segala jenis pertunjukan kedalam sebuah pentas yang dinamis.
Asal mula
Pada tahun 1994-1997, lahirlah berbagai kelompok
Kabaret di sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan masyarakat, kehadiran mereka tentu terjadi karena peran dari kelompok parodi Padhyangan sebagai bapak parodi Indonesia, serta beberapa aktifis teater, dan para aktifis kesenian pada zamannya yang turut ingin ikut serta dalam kesenian ini, sebut saja SMA Negeri 5
Bandung, SMA Puragabaya, SMA Negeri 11
Bandung, SMA Negeri 19
Bandung, SMA Negeri 6
Bandung, SMA Kartika Candra, SMA Negeri 1
Bandung, dan SMA Negeri 2
Bandung, sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah yang pada zaman itu memiliki kelompok
Kabaret yang cukup dikenal, mereka biasa memperkenalkan kabaretnya di acara-acara sekolah seperti pentas seni sekolah (pensi), bazar sekolah, pekan olah raga sekolah (porak) dan berbagai macam kegiatan sekolah lainnya, dengan bermodalkan suara dubbingan pada sebuah kaset, yang dipadukan dengan potongan lagu dan parodi yang kental, mampu menunjukan eksistensinya di setiap sekolah dan kampus masing-masing. Hingga pada akhirnya kelompok-kelompok tersebut berani memperkenalkan diri di kegiatan luar atau masyarakat umum seperti acara off air Radio, perayaan tahun baru, promosi produk, dan lain-lain. Para Event Organizer, Radio, dan Unit Kegiatan Mahasiswa pun mengambil kesempatan ini untuk membuat acara mereka nge-hits pada zamannya, dengan mengadakan kompetisi
Kabaret atau Festival
Kabaret, hingga para kelompok tersebut pun menjadi sering bertemu satu sama lain pada acara di kompetisi tersebut.
Trilogi (sanggar umum), Smile
Kabaret (SMA Kartika Candra), Stepu (Studio Teate dan
Kabaret Puragabaya, SMA Puragabaya), Kasebel (
Kabaret sembilan belas, sekarang Potret 19 SMA Negeri 19
Bandung),
Kabaret Lima (SMA Negeri 5
Bandung), Terase 06 (Teater anak SMA Negeri 6, SMA Negeri 6
Bandung), Nuansa (Nurani Anak Sawelas) Sebuah Teater Di SMA Negeri 11
Bandung , dan Studio
Kabaret (sanggar umum) adalah tim-tim yang konsisten dan mampu bersaing di ajang kompetisi di tahun 90an. Tim-tim tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing di setiap pertunjukannya, dan mereka juga pernah terpilih untuk terlibat sebuah project televisi untuk pertama kalinya karena berhasil menjadi yang terbaik di ajang kompetisi
Kabaret atau biasa di sebut Festival
Kabaret. Karena semakin rutinnya Festival
Kabaret, kelompok-kelompok
Kabaret lain pun turut berpartisipasi untuk mengikuti festival
Kabaret, seperti B’tops (SMA Negeri 9
Bandung), Pispot (SMA Negeri 2
Bandung), Teater Anak Hiji / AH (SMA Negeri 1
Bandung), Bengsas (SMA Negeri 10
Bandung), SMA Negeri 7
Bandung, SMA BPI
Bandung, dan lain-lain, karena pada zaman itu
Kabaret menjadi candu dan sebuah tontonan parodi yang mengeksistensikan remaja saat itu, dan
Kabaret Bandung pun semakin menjamur dimasyarakat, menjadikan mereka tampil di Televisi (TVRI, TPI sekarang MNC, ANTV, dan lain-lain), acara-acara off air Radio, dan acara ngehits pada zamannya.
Seiring berjalannya waktu, para kelompok
Kabaret pun ada yang mampu bertahan dan masih produktif bahkan ada pula yang vacum bahkan menghilang sama sekali, tapi semakin hari semakin bertambah pula kelompok-kelompok
Kabaret baru yang meniru satu sama lain sebagai awal kedatangan mereka, bahkan mereka yang bertahan mampu menjalin silaturahmi hingga lahirlah Latihan Gabungan bersama dan tergagasnya membuat Pertunjukan / Pagelaran Bersama yang di prakarsai oleh pelatih Puragabaya sekaligus pendiri Anka Adika Production saat itu Kang Anton Yustian.
Bandung sangatlah kreatif, hingga saat ini gagasan gila dan pertunjukan yang atraktif semakin berkembang, dimana dengan kata
Kabaret, para pelakunya mampu mengeluarkan seluruh isi kreatifitasnya pada bidang ini, hampir ribuan grup
Kabaret di kota
Bandung yang terbentuk, baik yang konsisten, maupun dadakan.
Kabaret di
Bandung, memiliki ciri dan keaneka ragaman bentuk yang berbeda di setiap kelompoknya, secara umum baik bentuk pertunjukan terutama dari audio mixing (musik). Mereka menggabungkan unsur dialog yang direkam, lagu, sound fx, potongan iklan, potongan dialog film, ilustrasi musik, dan lain-lain untuk menghasilkan sebuah audio untuk menyampaikan cerita dalam kemasan pertunjukan
Kabaret, terkadang ada juga yang live dialog, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan gerak bibir mengikuti audio playback yang biasa kita sebut lipsync.
Sejarah
Kabaret telah lama berkembang di Eropa termasuk di negeri kincir angin Belanda. Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia membawa pertunjukan
Kabaret ke negara jajahannya. Salah satunya ke kota yang dijuluki Paris Van Java yaitu kota
Bandung. Berdasarkan dari hasil riset yang telah dilakukan, seorang legenda musisi Indonesia bernama Harry Rusli adalah seorang seniman yang pertama kali membuat pertunjukan komedi parodi sejenis
Kabaret. Kemudian Desember 1982 saat itu sekelompok mahasiswa dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan mendirikan sebuah kelompok yang bernama Padhyangan, yang merupakan singkatan dari Pajajaran dan Parahyangan. Kelompok ini merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan ide-ide gila para anggotanya dalam bidang seni pertunjukan panggung. Seni pertunjukan panggung yang ditampilkan Padhyangan adalah sejenis parodi komedi yang mengandalkan musik dan mereka menampilkan pertunjukan
Kabaret, dari situlah
Kabaret mulai dikenal oleh khalayak di kota
Bandung dan berkembang hingga acara-acara khusus sebagai hiburan dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Padhyangan sempat mengisi acara tetap di Radio OZ
Bandung, dan seiring berjalannya waktu, grup Padhyangan berpisah satu sama lain menjadi Padyangan 6 dan P-Project dan mereka pun membentuk generasi baru seperti Project Pop.
Seiring dengan berjalannya waktu, tim-tim
Kabaret di kota
Bandung mulai bermunculan. Dengan banyaknya tim-tim
Kabaret di kota
Bandung, para aktivis
Kabaret mulai memikirkan hal yang lebih besar agar
Kabaret terus berkembang, penggiat
Kabaret Bandung pun berinisiatif agar mempunyai perwakilan disetiap penjuru kota
Bandung, bermula dari seringnya bertemu di festival seni dan perlombaan, sehingga mengakibatkan para penggiat
Kabaret Bandung membentuk sebuah wadah silaturahmi bernama FKB (Forum
Kabaret Bandung). Mereka pun membentuk suatu wadah bagi para praktisi dan seniman
Kabaret di kota
Bandung yang bernama Forum
Kabaret Bandung, yang saat itu
Kabaret Bandung adalah sebuah seni pertunjukan yang sangat begitu berkembang pesat pada kaum remaja tingkat pendidikan menengah Kota
Bandung, dan para praktisi dan seniman
Bandung telah mengklaim bahwasanya
Kabaret Bandung merupakan suatu bentuk kesenian baru. Melalui berbagai festival yang diadakan, para seniman
Kabaret mengeksplorasi inspirasi mereka agar memiliki sebuah karya yang dapat dipertunjukkan, tidak tanggung-tanggung, dalam setahun sebuah tim
Kabaret yang produktif dapat membuat, menggarap, memproses, dan mempertunjukkan setidaknya minimal 10 karya, sebuah produktivitas yang patut dibanggakan bagi dunia seni pertunjukan. Melalui Forum
Kabaret Bandung mereka mencanangkan cita-cita yang tinggi, yaitu menasionalkannya
Kabaret Bandung. Para pengurus Forum
Kabaret Bandung sendiri tidak mau
Kabaret Bandung disamakan dengan bentuk drama
Kabaret diluar
Bandung/Indonesia sana, sehingga istilah
Kabaret dan
Kabaret Bandung di klaim sangat berbeda, walau ada unsur yang menyamakan mereka, yaitu ‘musik’ dan ‘tarian’.
Perkembangan
Perkembangan
Kabaret Bandung dalam risetnya terdiri dari 3 Fase, periode awal (1982-1993), periode menengah (1994-2008), dan periode modern (2009-sekarang), yang secara ringkas dapat disimpulkan dengan penjelasan diantaranya:
= 1982-1993
=
Periode ini diawali dengan berdirinya kelompok Padhyangan pada tahun 1982 sebagai cikal bakal
Kabaret Kota
Bandung, dan diakhiri dengan pecahnya Padhyangan tahun 1994 menjadi Padhyangan 6 dan P-Project.
Belum dapat diketahui secara jelas, kapan masuknya seni pertunjukan
Kabaret ke Indonesia dan siapa yang membawakan dan menyebarkannya di Indonesia khususnya di Kota
Bandung, namun pada era 70an, cikal bakal pertunjukan
Kabaret sudah berkembang di masyarakat khususnya Jawa Barat. Pertunjukan
Kabaret yang dibungkus secara ringan dan memasyarakat ini hadir sebagai bentuk kesenian popular yang sering disebut sebagai komedi musikal. Pertunjukan ini sering muncul dan ditampilkan pada saat acara-acara kedaerahan seperti 17 Agustusan, dan hiburan rakyat lainnya. Perkembangan
Kabaret begitu pesat dengan segala bentuk perubahan dan kekuatannya menjadi kesenian popular di masyarakat hingga saat ini.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan
Kabaret di Kota
Bandung sekitar tahun 1982-1993 :
Pada periode awal ini, tempo pertunjukan
Kabaret masih tergolong lambat (hampir sama dengan pertunjukan teater lainnya)
Sebagian cerita yang dimainkan merupakan hasil rekaman, dan sebagian lagi dimainkan secara Live. Konsep itu sering dikenal dengan istilah ‘Dua Warna’
Alat perekam yang digunakan dalam pertunjukan
Kabaret pada waktu itu masih berupa kaset dan radio/tape recorder
Pertunjukan
Kabaret pada periode ini sudah mulai menggunakan efek-efek digital dalam adegan-adegan. Seperti efek terjatuh, pukulan, dll meskipun belum dominan
Tata kostum lebih diperhatikan dibandingkan tata artistik lainnya, dalam hal ini adalah setting panggung yang cenderung dikesampingkan
Unsur Parodi, Komedi, dan Humor menjadi salah satu unsur penting yang harus ada dalam perkembangan
Kabaret pada periode ini. Karena itu pada masa ini
Kabaret dapat juga dikatakan sebagai “Komedi Musikal”
Cerita
Kabaret pada periode ini selalu disisipkan pemeran bencong/banci didalamnya. Dan humor-humor yang bersifat vulgar masih sering dipertontonkan
Dalam segi pemeranan para aktornya dapat dikategorikan sebagai acting yang hiperbola. Ekspresi wajah dan gerak tubuh sang actor cenderung ditampilkan secara berlebihan
= 1994-2008
=
Pada periode menengah atau kedua ini, mulai bermunculan tim-tim
Kabaret selain Padhyangan yang menunjukan eksistensinya di Kota
Bandung. Anton Yustian seorang seniman Teater mampu mengeksistensikan
Kabaret Bandung dalam usahanya menjadi pemersatu tim-tim
Kabaret dalam sebuah pertunjukan bersama, dan diakhiri dengan terbentuknya Forum
Kabaret Bandung.
Lain halnya dengan Padhyangan, justru titik balik dan goyangan dari eksistensi Padhyangan dalam pertunjukan
Kabaret terjadi pada tahun 1994 pasca terpecahnya Padhyangan menjadi beberapa kelompok. Hal ini dijadikan momentum bagi kelompok
Kabaret lainnya untuk menunjukan eksistensi mereka, setelah di awal tahun 90-an mereka harus mengakui bahwa Padhyangan merupakan kelompok
Kabaret terbesar di Kota
Bandung. Tahun berikutnya pertunjukan
Kabaret sedikit demi sedikit mengalami perubahan, melalui idealisme pertunjukan yang dibawa oleh kelompok-kelompok baru, seperti STEPU (Studio teater dan
Kabaret Puragabaya), Kasebel (
Kabaret SMA Negeri Sembilan Belas, sekarang Potret 19), Terase 06 (Teater anak SMA 6
Bandung), Smile
Kabaret, Studio
Kabaret, dan Trilogi
Kabaret, di tahun 1995
Kabaret menjadi suatu ajang eksistensi dan imej bahwa berkabaret adalah hal yang keren dan gaul, juga untuk menunjukan bahwa karya merekalah yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri pada periode ini konflik dan gesekan antar kelompok sering terjadi, persaingan di dalam maupun di luar panggung begitu terasa sehingga terjadi permusuhan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Dalam persaingan dan produktifitas pertunjukan dan perlombaanya, ada pula tim
Kabaret yang giat melakukan pendidikan dan latihan dasar bersama atau disebut latihan gabungan (latgab), demi meraih pertunjukan yang baik dan menambah keilmuan seni pertunjukan, seperti STEPU (Studio Teater dan
Kabaret Puragabaya) dan Potret 19 (Pondok Teater dan
Kabaret 19) yang dalam kepengurusan kepelatihannya sama-sama terdapat anggota Anka Adika Production, ada pula tim yang memanfaatkannya sebagai ajang pencarian sub-sub kelompok disekolah/kampus lainnya seperti Terase 06 dan SMILE
Kabaret yang mulai melatih generasi junior di SMP (Sekolah Menengah Pertama) bahkan SD (Sekolah Dasar), begitupun Studio
Kabaret dan Trilogi
Kabaret mencari keanggotaannya melalui penjajakan ke sekolah-sekolah.
Pada periode ini Anka Adika Production (AAP) yang merupakan kelompok/sanggar yang tergagas oleh tim-tim
Kabaret diawal keterbentuknya (1996) merajai pertunjukan industri, dimana kelompok AAP ini mampu memiliki pasarnya sendiri dalam memperjual belikan tiket pertunjukannya.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan
Kabaret di Kota
Bandung sekitar tahun 1994-2008 :
Tempo pertunjukan
Kabaret pada periode ini mengalami beberapa perubahan, kelompok
Kabaret mulai bermain dengan tempo pertunjukan yang variatif. Ada yang cepat, adapula yang lambat
Pada periode ini kebanyakan kelompok
Kabaret tidak lagi memainkan
Kabaret Dua Warna. Melainkan keseluruhan cerita sudah full menggunakan rekaman
Pada awal tahun 2000, mulai diperkenalkan alat pembuat rekaman baru dengan menggunakan aplikasi di komputer
Penggunaan effect-effect digital dan pembuatannya pada periode ini mulai meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi
Artistik dan Setting panggung mulai diperhatikan sebagai salah satu komponen penting dalam pertunjukan
Kabaret.
Masih sama seperti periode sebelumnya. Unsur Parodi, Komedi, dan Humor merupakan kewajiban yang harus ada dalam perkembangan
Kabaret pada periode ini. Tetapi memang sedikit berkurang takarannya.
Eksistensi
Kabaret tidak lagi dikuasai oleh satu grup kelompok, melainkan eksistensi beberapa kelompok muncul secara bergantian
Pemeran/Aktor
Kabaret pada periode ini didominasi oleh pelajar, khususnya siswa tingkat SMA
Setiap tim
Kabaret memiliki ciri khasnya masing-masing, sehingga bentuk pertunjukan akan identik sesuai dengan masing-masing ciri khas tim
Kabaret, begitupun dengan komedi yang dibuat oleh masing-masing tim, sesuai kepribadian dan budaya masing-masing penggarap.
Penerapan keilmuan seni mulai diterapkan di beberapa kelompok
Kabaret. Tetapi memang belum merata dan menyeluruh
= 2008-Sekarang
=
Periode modern terjadi pasca terbentuknya Forum
Kabaret Bandung, yang juga merupakan periode ketiga dalam pembabakan sejarah
Kabaret. Kegiatan berkabaret semakin masiv dengan terselenggaranya banyak event dan massa yang semakin banyak.
Pertunjukan
Kabaret Bandung di kota
Bandung berkembang melalui jalan kreatif anak muda
Bandung. Sehingga diminati oleh penontonnya yang juga didominasi oleh anak muda, walau pada kenyataannya perlu banyak strategi untuk membangun minat penonton menjadikan
Kabaret sebagai alternatif hiburan visualnya.
Kabaret yang pada gilirannya menjadi sebuah aliran drama musikal yang diakui di kota
Bandung. Kini telah memiliki tempat di hati penonton khususnya kaum muda yang masih berstatus sebagai pelajar ataupun mahasiswa. Penonton
Kabaret sudah mampu di manajemen oleh kelompok-kelompok
Kabaret di
Bandung sehingga kelompok-kelompok
Kabaret di kota
Bandung tidak akan lagi sulit mencari penonton dalam pertunjukannya hal tersebut terbentuk karena adanya Sinergi antara sajian pertunjukan yang disuguhkan oleh kelompok
Kabaret dan manajemen penontonnya sinergisitas kelompok
Kabaret di kota
Bandung mampu berkembang dengan pesat. Pada periode ini beberapa ekstrakulikuler
Kabaret berubah dan berkembang menjadi sebuah aliansi manajemen yang sering dikenal istilah “Sanggar
Kabaret”, hingga mereka pun berinisiasi untuk menjadikan Anka Adika Production sebagai poros dalam pertunjukan industri untuk ikut menjual tiket kepada penonton secara terstruktur sesuai pasarnya masing-masing, tak bisa dipungkiri terkadang gesekan dalam bersaing mendapatkan penonton yang notabene adalah instansi/sekolahan terjadi. Aliansi beberapa tim
Kabaret diperiode ini terjadi karena bentuk dari keinginan bersama antar ekstrakulikuler
Kabaret di sekolah yang memiliki visi bersama dengan tujuan untuk memajukan
Kabaret mereka secara bersamaan, melalui sanggar
Kabaret para anggota ini bisa saling mengenal dan bersilaturahmi meskipun mereka berasal dari sekolah yang berbeda. Konsep beraliansi ini merupakan salah satu ciri khas perkembangan
Kabaret pada masa sekarang, selain itu terbentuknya Forum
Kabaret Bandung membuat kultur dunia perkabaretan menjadi lebih kondusif dan terarah, dikarenakan Forum
Kabaret Bandung merupakan wadah aspirasi untuk menjalin tali silaturahmi antar kelompok
Kabaret di Kota
Bandung dan sekitarnya, sehingga melalui FKB pertentangan dan konflik sedikit demi sedikit bisa diredam dan diminimalisir.
FKB pun giat melakukan pendidikan dan mentoring seperti workshop ke luar kota
Bandung, yang diawal workshopnya para pemberi materinya adalah oleh Nanang ID (Potret 19) dan Tarmidzi (Badalohor/Terase 06) sebagai mentor sutradara dan kepelatihan, Trismandiat (Potret 19) dan Risdhika (Badalohor/Terminal) sebagai mentor pembuatan audio materi
Kabaret (audio mixing) dan cerita, serta Ihra Yanuar (Stepu) dan Imam Raisman (Stepu) sebagai mentor keaktoran, mulai dari kota Sukabumi, Karawang, Garut, Bogor dan kota-kota lainnya dijajaki oleh FKB sebagai upaya melestarikan dan menyamakan visi dan misi dalam seni pertunjukan
Kabaret Bandung ini, dan pada akhirnya beragam kelompok baru di luar kota
Bandung bermunculan dan mulai mengeksitensikan dirinya di berbagai Festival
Kabaret, baik yang diadakan di kota
Bandung maupun diluar kota
Bandung.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan
Kabaret di Kota
Bandung sekitar tahun 2008-2015 :
Tempo pertunjukan
Kabaret pada periode ini dominan dengan tempo pertunjukan yang cepat
Pertunjukan
Kabaret dimainkan secara Full Audio Playback atau adegan naskahnya merupakan hasil rekaman seluruhnya
Secara keseluruhan proses pembuatan Audio Mixing tidak lagi menggunakan Tape Recorder, melainkan dengan software komputer
Penggunaan Effect Digital sangat dominan, dan cenderung variatif
Pertunjukan
Kabaret secara tidak disadari berkiblat kepada perkembangan kearah film dari segi pemilihan cerita, bentuk pertunjukan, dan pemeranannya
Konsep Artistik dan Setting diatas panggung sengaja dibuat secara real /tidak simbolik. Agar lebih memberikan kesan yang megah dan mewah.
Unsur Parodi, Komedi, dan Humor bukan lagi menjadi unsur utama dalam pertunjukan
Kabaret. Melainkan unsur tersebut sudah bukan lagi menjadi keharusan, dan berubah menjadi genre. Dalam hal ini,
Kabaret bergenre komedi/parodi
Eksistensi
Kabaret tidak lagi dikuasai oleh beberapa ekskul sekolah. Melainkan di dominasi oleh sanggar/manajemen
Kabaret (aliansi)
Pemeranan aktor tidak lagi hiperbolis/dilebih-lebihkan seperti dulu, melainkan dominan lebih natural sesuai dengan takaran acting.
Sangat memperhatikan penerapan keilmuan seni di beberapa kelompok
Kabaret. Meskipun masih sangat sedikit anggota yang memiliki dasar pendidikan yang berlatar belakang seni
Forum
Adalah Kang Anton Yustian seorang praktisi Pertunjukan di era 80-an penggagas dari berdirinya gabungan tim-tim
Kabaret di awal di tahun 1996, Kang Anton Yustian merupakan tokoh budayawan teater gaul, pendiri Teater Bel dan Studio Teater
Kabaret Puragabaya (STEPU), beliau menjadi tokoh pemersatu tim-tim
Kabaret yang melahirkan pertunjukan gabungan antar tim-tim
Kabaret saat itu. Gagasan Forum
Kabaret Bandung pertama berdiri pada tahun 1999 yang didominasi oleh
Kabaret anak-anak dari Stepu [Studio
Kabaret Puragabaya] di antaranya Ozzol Ramdan, Agus Jackson, Tryana dan beberapa tim
Kabaret yang tergabung dalam Anka Adika Production (AAP), mengawali Forum
Kabaret Bandung pertama kalinya Tryana dipercaya sebagai Ketua saat itu, namun kesibukan tim-tim
Kabaret di sanggar/tim nya masing-masing membuat Forum
Kabaret Bandung harus non aktif dengan sendirinya.
Pada 10 Mei 2008, hampir 10 tahun berlalu sejak Forum
Kabaret Bandung (FKB) pertama didirikan, Kang Anton Yustian dan para senior
Kabaret saat itu merasa perlu membangkitkan kembali forum
Kabaret, karena wadah untuk bertukar pikiran dan silaturahmi menjadi alasan utama, agar dapat memajukan seni pertunjukan ini bersama. Perwakilan-perwakilan dari tim Stepu, Potret 19, Terase 06, Trilogi
Kabaret, Kabisa, Bosmat, Bengsas X, Emulasi, Teater Plastik, Jebew 808, Studio
Kabaret, Sensasi
Kabaret, Bakatuwla, dan lain-lain berkumpul di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House). Hingga akhirnya dipilihlah perwakilan yang selanjutnya dijadikan pengurus inti generasi Forum
Kabaret Bandung 2009, diantaranya Ihra Yanuar, Trismandiat, Risdhika, Fitri Odjo, dan Argin Hasta sebagai perwakilan tiap sudut kota
Bandung. Forum
Kabaret Bandung senantiasa berdedikasi dan konsiten sehingga pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya 2016 dari Pemkot
Bandung sebagai kelompok yang berdedikasi dan konsisten dalam menjaga budaya kota
Bandung.
Festival
Festival
Kabaret (
Kabaret Bandung) merupakan acara kompetisi
Kabaret Bandung yang rutin diadakan baik oleh event organizer, tim
Kabaret, dan Forum
Kabaret Bandung. Banyak festival
Kabaret yang sudah dilaksanakan guna kebutuhan mencari yang terbaik disetiap kompetisi, juga untuk mengasah materi kelompok/tim
Kabaret Bandung, dan untuk ajang produktifitas kelompok
Kabaret Bandung. Beberapa Festival
Kabaret bergengsi yang sudah dilaksanakan diantaranya,
Festival
Kabaret Audioland
Dezon Festival 1 sampai 2
April Mop Cabaret Fest 1 sampai 2, diselenggarakan oleh Luna Creation / Badalahor
Kabaret
Hangout Fest 1 sampai 8, diselenggarakan oleh Pad Pro Event
FESSKAL (Festival Seni
Kabaret Lampion), diselenggarakan oleh Teater Lampion
Festival
Kabaret Bahasa Sunda, diselenggarakan oleh Anka Adika Production
Festival
Kabaret Perang Warna 1 sampai 4, diselenggarakan oleh Potret 19
JBWCC (Jelema Belegug Wungkul Cabaret Competition), diselenggarakan oleh Teater Jebew 808
KABUKI Fest 1 sampai 3, diselenggarakan oleh Bosmat
Kabaret
Festival
Kabaret Perang Warna Mega Bintang, diselenggarakan oleh Potret 19
Dreamfest 1 sampai 3, diselenggarakan oleh Dejavoo Cabaret
Festival
Kabaret Wondeful of Indonesia, diselenggarakan oleh Forum
Kabaret Bandung
Festival
Kabaret Bandung, diselenggarakan oleh Forum
Kabaret Bandung
Festival
Kabaret Suar Marabahaya, diselenggarakan oleh Potret 19
Referensi