- Source: Kabaret Bandung
Kabaret Bandung merupakan pertunjukan parodi modern yang berasal dari kota Bandung. Kabaret Bandung adalah jenis sebuah pertunjukan teater dalam bentuk audio playback (materi pertunjukan direkam dalam bentuk audio, baik dialog dan musiknya) yang mengandung unsur komedi dengan balutan komposisi panggung, tarian, artistik, dan musik sebagai dasar dari pertujukannya, para aktornya bermain peran secara lipsing. Cerita yang dibawakan dalam pertunjukan Kabaret Bandung dapat berupa sebuah cerita yang mengandung pesan dan nilai yang mendalam didalam pertunjukannya, atau bisa juga membentuk sebuah cerita yang absurd mengandung arti, dan juga bisa hanya sebuah hiburan semata, yang tujuan akhirnya menghibur para penontonnya. Para praktisi kabaret Bandung di kota Bandung menyebutnya sebuah pertunjukan kesenian modern baru yang berasal dari kota Bandung yang akan terus semakin berkembang seiring bertambahnya kreatifitas di setiap tahun ketahunnya, sehingga mereka namakan Kabaret Bandung. Bisa dibilang Kabaret Bandung adalah nama dari pertunjukan teater komedi yang terlahir di Kota Bandung walaupun sudah berkembang keluar Bandung, dan saat ini pertunjukan Kabaret Bandung adalah pertunjukan komedi modern yang mampu menampilkan kreatifitas dan mengandung parodi/komedi dan dapat menggabungkannya dengan segala jenis pertunjukan kedalam sebuah pentas yang dinamis.
Asal mula
Pada tahun 1994-1997, lahirlah berbagai kelompok kabaret di sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan masyarakat, kehadiran mereka tentu terjadi karena peran dari kelompok parodi Padhyangan sebagai bapak parodi Indonesia, serta beberapa aktifis teater, dan para aktifis kesenian pada zamannya yang turut ingin ikut serta dalam kesenian ini, sebut saja SMA Negeri 5 BANDUNG, SMA Puragabaya, SMA Negeri 11 Bandung, SMA Negeri 19 Bandung, SMA Negeri 6 Bandung, SMA Kartika Candra, SMA Negeri 1 Bandung, dan SMA Negeri 2 Bandung, sekolah-sekolah tersebut adalah sekolah yang pada zaman itu memiliki kelompok kabaret yang cukup dikenal, mereka biasa memperkenalkan kabaretnya di acara-acara sekolah seperti pentas seni sekolah (pensi), bazar sekolah, pekan olah raga sekolah (porak) dan berbagai macam kegiatan sekolah lainnya, dengan bermodalkan suara dubbingan pada sebuah kaset, yang dipadukan dengan potongan lagu dan parodi yang kental, mampu menunjukan eksistensinya di setiap sekolah dan kampus masing-masing. Hingga pada akhirnya kelompok-kelompok tersebut berani memperkenalkan diri di kegiatan luar atau masyarakat umum seperti acara off air Radio, perayaan tahun baru, promosi produk, dan lain-lain. Para Event Organizer, Radio, dan Unit Kegiatan Mahasiswa pun mengambil kesempatan ini untuk membuat acara mereka nge-hits pada zamannya, dengan mengadakan kompetisi Kabaret atau Festival Kabaret, hingga para kelompok tersebut pun menjadi sering bertemu satu sama lain pada acara di kompetisi tersebut.
Trilogi (sanggar umum), Smile Kabaret (SMA Kartika Candra), Stepu (Studio Teate dan Kabaret Puragabaya, SMA Puragabaya), Kasebel (Kabaret sembilan belas, sekarang Potret 19 SMA Negeri 19 Bandung), Kabaret Lima (SMA Negeri 5 Bandung), Terase 06 (Teater anak SMA Negeri 6, SMA Negeri 6 Bandung), Nuansa (Nurani Anak Sawelas) Sebuah Teater Di SMA Negeri 11 Bandung , dan Studio Kabaret (sanggar umum) adalah tim-tim yang konsisten dan mampu bersaing di ajang kompetisi di tahun 90an. Tim-tim tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing di setiap pertunjukannya, dan mereka juga pernah terpilih untuk terlibat sebuah project televisi untuk pertama kalinya karena berhasil menjadi yang terbaik di ajang kompetisi kabaret atau biasa di sebut Festival Kabaret. Karena semakin rutinnya Festival Kabaret, kelompok-kelompok kabaret lain pun turut berpartisipasi untuk mengikuti festival kabaret, seperti B’tops (SMA Negeri 9 Bandung), Pispot (SMA Negeri 2 Bandung), Teater Anak Hiji / AH (SMA Negeri 1 Bandung), Bengsas (SMA Negeri 10 Bandung), SMA Negeri 7 Bandung, SMA BPI Bandung, dan lain-lain, karena pada zaman itu kabaret menjadi candu dan sebuah tontonan parodi yang mengeksistensikan remaja saat itu, dan kabaret Bandung pun semakin menjamur dimasyarakat, menjadikan mereka tampil di Televisi (TVRI, TPI sekarang MNC, ANTV, dan lain-lain), acara-acara off air Radio, dan acara ngehits pada zamannya.
Seiring berjalannya waktu, para kelompok kabaret pun ada yang mampu bertahan dan masih produktif bahkan ada pula yang vacum bahkan menghilang sama sekali, tapi semakin hari semakin bertambah pula kelompok-kelompok kabaret baru yang meniru satu sama lain sebagai awal kedatangan mereka, bahkan mereka yang bertahan mampu menjalin silaturahmi hingga lahirlah Latihan Gabungan bersama dan tergagasnya membuat Pertunjukan / Pagelaran Bersama yang di prakarsai oleh pelatih Puragabaya sekaligus pendiri Anka Adika Production saat itu Kang Anton Yustian.
Bandung sangatlah kreatif, hingga saat ini gagasan gila dan pertunjukan yang atraktif semakin berkembang, dimana dengan kata kabaret, para pelakunya mampu mengeluarkan seluruh isi kreatifitasnya pada bidang ini, hampir ribuan grup kabaret di kota Bandung yang terbentuk, baik yang konsisten, maupun dadakan. Kabaret di Bandung, memiliki ciri dan keaneka ragaman bentuk yang berbeda di setiap kelompoknya, secara umum baik bentuk pertunjukan terutama dari audio mixing (musik). Mereka menggabungkan unsur dialog yang direkam, lagu, sound fx, potongan iklan, potongan dialog film, ilustrasi musik, dan lain-lain untuk menghasilkan sebuah audio untuk menyampaikan cerita dalam kemasan pertunjukan kabaret, terkadang ada juga yang live dialog, tapi kebanyakan dari mereka menggunakan gerak bibir mengikuti audio playback yang biasa kita sebut lipsync.
Sejarah
Kabaret telah lama berkembang di Eropa termasuk di negeri kincir angin Belanda. Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia membawa pertunjukan kabaret ke negara jajahannya. Salah satunya ke kota yang dijuluki Paris Van Java yaitu kota Bandung. Berdasarkan dari hasil riset yang telah dilakukan, seorang legenda musisi Indonesia bernama Harry Rusli adalah seorang seniman yang pertama kali membuat pertunjukan komedi parodi sejenis kabaret. Kemudian Desember 1982 saat itu sekelompok mahasiswa dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan mendirikan sebuah kelompok yang bernama Padhyangan, yang merupakan singkatan dari Pajajaran dan Parahyangan. Kelompok ini merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat dan ide-ide gila para anggotanya dalam bidang seni pertunjukan panggung. Seni pertunjukan panggung yang ditampilkan Padhyangan adalah sejenis parodi komedi yang mengandalkan musik dan mereka menampilkan pertunjukan kabaret, dari situlah kabaret mulai dikenal oleh khalayak di kota Bandung dan berkembang hingga acara-acara khusus sebagai hiburan dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Padhyangan sempat mengisi acara tetap di Radio OZ Bandung, dan seiring berjalannya waktu, grup Padhyangan berpisah satu sama lain menjadi Padyangan 6 dan P-Project dan mereka pun membentuk generasi baru seperti Project Pop.
Seiring dengan berjalannya waktu, tim-tim kabaret di kota Bandung mulai bermunculan. Dengan banyaknya tim-tim kabaret di kota Bandung, para aktivis kabaret mulai memikirkan hal yang lebih besar agar kabaret terus berkembang, penggiat kabaret Bandung pun berinisiatif agar mempunyai perwakilan disetiap penjuru kota Bandung, bermula dari seringnya bertemu di festival seni dan perlombaan, sehingga mengakibatkan para penggiat Kabaret Bandung membentuk sebuah wadah silaturahmi bernama FKB (Forum Kabaret Bandung). Mereka pun membentuk suatu wadah bagi para praktisi dan seniman kabaret di kota Bandung yang bernama Forum Kabaret Bandung, yang saat itu Kabaret Bandung adalah sebuah seni pertunjukan yang sangat begitu berkembang pesat pada kaum remaja tingkat pendidikan menengah Kota Bandung, dan para praktisi dan seniman Bandung telah mengklaim bahwasanya Kabaret Bandung merupakan suatu bentuk kesenian baru. Melalui berbagai festival yang diadakan, para seniman kabaret mengeksplorasi inspirasi mereka agar memiliki sebuah karya yang dapat dipertunjukkan, tidak tanggung-tanggung, dalam setahun sebuah tim kabaret yang produktif dapat membuat, menggarap, memproses, dan mempertunjukkan setidaknya minimal 10 karya, sebuah produktivitas yang patut dibanggakan bagi dunia seni pertunjukan. Melalui Forum Kabaret Bandung mereka mencanangkan cita-cita yang tinggi, yaitu menasionalkannya Kabaret Bandung. Para pengurus Forum Kabaret Bandung sendiri tidak mau Kabaret Bandung disamakan dengan bentuk drama kabaret diluar Bandung/Indonesia sana, sehingga istilah kabaret dan kabaret Bandung di klaim sangat berbeda, walau ada unsur yang menyamakan mereka, yaitu ‘musik’ dan ‘tarian’.
Perkembangan
Perkembangan Kabaret Bandung dalam risetnya terdiri dari 3 Fase, periode awal (1982-1993), periode menengah (1994-2008), dan periode modern (2009-sekarang), yang secara ringkas dapat disimpulkan dengan penjelasan diantaranya:
= 1982-1993
=Periode ini diawali dengan berdirinya kelompok Padhyangan pada tahun 1982 sebagai cikal bakal kabaret Kota Bandung, dan diakhiri dengan pecahnya Padhyangan tahun 1994 menjadi Padhyangan 6 dan P-Project.
Belum dapat diketahui secara jelas, kapan masuknya seni pertunjukan kabaret ke Indonesia dan siapa yang membawakan dan menyebarkannya di Indonesia khususnya di Kota Bandung, namun pada era 70an, cikal bakal pertunjukan kabaret sudah berkembang di masyarakat khususnya Jawa Barat. Pertunjukan kabaret yang dibungkus secara ringan dan memasyarakat ini hadir sebagai bentuk kesenian popular yang sering disebut sebagai komedi musikal. Pertunjukan ini sering muncul dan ditampilkan pada saat acara-acara kedaerahan seperti 17 Agustusan, dan hiburan rakyat lainnya. Perkembangan kabaret begitu pesat dengan segala bentuk perubahan dan kekuatannya menjadi kesenian popular di masyarakat hingga saat ini.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 1982-1993 :
Pada periode awal ini, tempo pertunjukan kabaret masih tergolong lambat (hampir sama dengan pertunjukan teater lainnya)
Sebagian cerita yang dimainkan merupakan hasil rekaman, dan sebagian lagi dimainkan secara Live. Konsep itu sering dikenal dengan istilah ‘Dua Warna’
Alat perekam yang digunakan dalam pertunjukan kabaret pada waktu itu masih berupa kaset dan radio/tape recorder
Pertunjukan kabaret pada periode ini sudah mulai menggunakan efek-efek digital dalam adegan-adegan. Seperti efek terjatuh, pukulan, dll meskipun belum dominan
Tata kostum lebih diperhatikan dibandingkan tata artistik lainnya, dalam hal ini adalah setting panggung yang cenderung dikesampingkan
Unsur Parodi, Komedi, dan Humor menjadi salah satu unsur penting yang harus ada dalam perkembangan kabaret pada periode ini. Karena itu pada masa ini kabaret dapat juga dikatakan sebagai “Komedi Musikal”
Cerita kabaret pada periode ini selalu disisipkan pemeran bencong/banci didalamnya. Dan humor-humor yang bersifat vulgar masih sering dipertontonkan
Dalam segi pemeranan para aktornya dapat dikategorikan sebagai acting yang hiperbola. Ekspresi wajah dan gerak tubuh sang actor cenderung ditampilkan secara berlebihan
= 1994-2008
=Pada periode menengah atau kedua ini, mulai bermunculan tim-tim kabaret selain Padhyangan yang menunjukan eksistensinya di Kota Bandung. Anton Yustian seorang seniman Teater mampu mengeksistensikan Kabaret Bandung dalam usahanya menjadi pemersatu tim-tim kabaret dalam sebuah pertunjukan bersama, dan diakhiri dengan terbentuknya Forum Kabaret Bandung.
Lain halnya dengan Padhyangan, justru titik balik dan goyangan dari eksistensi Padhyangan dalam pertunjukan kabaret terjadi pada tahun 1994 pasca terpecahnya Padhyangan menjadi beberapa kelompok. Hal ini dijadikan momentum bagi kelompok kabaret lainnya untuk menunjukan eksistensi mereka, setelah di awal tahun 90-an mereka harus mengakui bahwa Padhyangan merupakan kelompok kabaret terbesar di Kota Bandung. Tahun berikutnya pertunjukan kabaret sedikit demi sedikit mengalami perubahan, melalui idealisme pertunjukan yang dibawa oleh kelompok-kelompok baru, seperti STEPU (Studio teater dan kabaret Puragabaya), Kasebel (Kabaret SMA Negeri Sembilan Belas, sekarang Potret 19), Terase 06 (Teater anak SMA 6 Bandung), Smile Kabaret, Studio Kabaret, dan Trilogi Kabaret, di tahun 1995 kabaret menjadi suatu ajang eksistensi dan imej bahwa berkabaret adalah hal yang keren dan gaul, juga untuk menunjukan bahwa karya merekalah yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri pada periode ini konflik dan gesekan antar kelompok sering terjadi, persaingan di dalam maupun di luar panggung begitu terasa sehingga terjadi permusuhan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Dalam persaingan dan produktifitas pertunjukan dan perlombaanya, ada pula tim kabaret yang giat melakukan pendidikan dan latihan dasar bersama atau disebut latihan gabungan (latgab), demi meraih pertunjukan yang baik dan menambah keilmuan seni pertunjukan, seperti STEPU (Studio Teater dan Kabaret Puragabaya) dan Potret 19 (Pondok Teater dan Kabaret 19) yang dalam kepengurusan kepelatihannya sama-sama terdapat anggota Anka Adika Production, ada pula tim yang memanfaatkannya sebagai ajang pencarian sub-sub kelompok disekolah/kampus lainnya seperti Terase 06 dan SMILE Kabaret yang mulai melatih generasi junior di SMP (Sekolah Menengah Pertama) bahkan SD (Sekolah Dasar), begitupun Studio Kabaret dan Trilogi Kabaret mencari keanggotaannya melalui penjajakan ke sekolah-sekolah.
Pada periode ini Anka Adika Production (AAP) yang merupakan kelompok/sanggar yang tergagas oleh tim-tim kabaret diawal keterbentuknya (1996) merajai pertunjukan industri, dimana kelompok AAP ini mampu memiliki pasarnya sendiri dalam memperjual belikan tiket pertunjukannya.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 1994-2008 :
Tempo pertunjukan kabaret pada periode ini mengalami beberapa perubahan, kelompok kabaret mulai bermain dengan tempo pertunjukan yang variatif. Ada yang cepat, adapula yang lambat
Pada periode ini kebanyakan kelompok kabaret tidak lagi memainkan kabaret Dua Warna. Melainkan keseluruhan cerita sudah full menggunakan rekaman
Pada awal tahun 2000, mulai diperkenalkan alat pembuat rekaman baru dengan menggunakan aplikasi di komputer
Penggunaan effect-effect digital dan pembuatannya pada periode ini mulai meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi
Artistik dan Setting panggung mulai diperhatikan sebagai salah satu komponen penting dalam pertunjukan kabaret.
Masih sama seperti periode sebelumnya. Unsur Parodi, Komedi, dan Humor merupakan kewajiban yang harus ada dalam perkembangan kabaret pada periode ini. Tetapi memang sedikit berkurang takarannya.
Eksistensi kabaret tidak lagi dikuasai oleh satu grup kelompok, melainkan eksistensi beberapa kelompok muncul secara bergantian
Pemeran/Aktor kabaret pada periode ini didominasi oleh pelajar, khususnya siswa tingkat SMA
Setiap tim kabaret memiliki ciri khasnya masing-masing, sehingga bentuk pertunjukan akan identik sesuai dengan masing-masing ciri khas tim kabaret, begitupun dengan komedi yang dibuat oleh masing-masing tim, sesuai kepribadian dan budaya masing-masing penggarap.
Penerapan keilmuan seni mulai diterapkan di beberapa kelompok kabaret. Tetapi memang belum merata dan menyeluruh
= 2008-Sekarang
=Periode modern terjadi pasca terbentuknya Forum Kabaret Bandung, yang juga merupakan periode ketiga dalam pembabakan sejarah kabaret. Kegiatan berkabaret semakin masiv dengan terselenggaranya banyak event dan massa yang semakin banyak.
Pertunjukan kabaret Bandung di kota Bandung berkembang melalui jalan kreatif anak muda Bandung. Sehingga diminati oleh penontonnya yang juga didominasi oleh anak muda, walau pada kenyataannya perlu banyak strategi untuk membangun minat penonton menjadikan kabaret sebagai alternatif hiburan visualnya. Kabaret yang pada gilirannya menjadi sebuah aliran drama musikal yang diakui di kota Bandung. Kini telah memiliki tempat di hati penonton khususnya kaum muda yang masih berstatus sebagai pelajar ataupun mahasiswa. Penonton kabaret sudah mampu di manajemen oleh kelompok-kelompok kabaret di Bandung sehingga kelompok-kelompok kabaret di kota Bandung tidak akan lagi sulit mencari penonton dalam pertunjukannya hal tersebut terbentuk karena adanya Sinergi antara sajian pertunjukan yang disuguhkan oleh kelompok kabaret dan manajemen penontonnya sinergisitas kelompok kabaret di kota Bandung mampu berkembang dengan pesat. Pada periode ini beberapa ekstrakulikuler kabaret berubah dan berkembang menjadi sebuah aliansi manajemen yang sering dikenal istilah “Sanggar Kabaret”, hingga mereka pun berinisiasi untuk menjadikan Anka Adika Production sebagai poros dalam pertunjukan industri untuk ikut menjual tiket kepada penonton secara terstruktur sesuai pasarnya masing-masing, tak bisa dipungkiri terkadang gesekan dalam bersaing mendapatkan penonton yang notabene adalah instansi/sekolahan terjadi. Aliansi beberapa tim kabaret diperiode ini terjadi karena bentuk dari keinginan bersama antar ekstrakulikuler kabaret di sekolah yang memiliki visi bersama dengan tujuan untuk memajukan kabaret mereka secara bersamaan, melalui sanggar kabaret para anggota ini bisa saling mengenal dan bersilaturahmi meskipun mereka berasal dari sekolah yang berbeda. Konsep beraliansi ini merupakan salah satu ciri khas perkembangan kabaret pada masa sekarang, selain itu terbentuknya Forum Kabaret Bandung membuat kultur dunia perkabaretan menjadi lebih kondusif dan terarah, dikarenakan Forum Kabaret Bandung merupakan wadah aspirasi untuk menjalin tali silaturahmi antar kelompok kabaret di Kota Bandung dan sekitarnya, sehingga melalui FKB pertentangan dan konflik sedikit demi sedikit bisa diredam dan diminimalisir.
FKB pun giat melakukan pendidikan dan mentoring seperti workshop ke luar kota Bandung, yang diawal workshopnya para pemberi materinya adalah oleh Nanang ID (Potret 19) dan Tarmidzi (Badalohor/Terase 06) sebagai mentor sutradara dan kepelatihan, Trismandiat (Potret 19) dan Risdhika (Badalohor/Terminal) sebagai mentor pembuatan audio materi kabaret (audio mixing) dan cerita, serta Ihra Yanuar (Stepu) dan Imam Raisman (Stepu) sebagai mentor keaktoran, mulai dari kota Sukabumi, Karawang, Garut, Bogor dan kota-kota lainnya dijajaki oleh FKB sebagai upaya melestarikan dan menyamakan visi dan misi dalam seni pertunjukan Kabaret Bandung ini, dan pada akhirnya beragam kelompok baru di luar kota Bandung bermunculan dan mulai mengeksitensikan dirinya di berbagai Festival Kabaret, baik yang diadakan di kota Bandung maupun diluar kota Bandung.
Berikut ini merupakan ciri khas pertunjukan kabaret di Kota Bandung sekitar tahun 2008-2015 :
Tempo pertunjukan kabaret pada periode ini dominan dengan tempo pertunjukan yang cepat
Pertunjukan kabaret dimainkan secara Full Audio Playback atau adegan naskahnya merupakan hasil rekaman seluruhnya
Secara keseluruhan proses pembuatan Audio Mixing tidak lagi menggunakan Tape Recorder, melainkan dengan software komputer
Penggunaan Effect Digital sangat dominan, dan cenderung variatif
Pertunjukan kabaret secara tidak disadari berkiblat kepada perkembangan kearah film dari segi pemilihan cerita, bentuk pertunjukan, dan pemeranannya
Konsep Artistik dan Setting diatas panggung sengaja dibuat secara real /tidak simbolik. Agar lebih memberikan kesan yang megah dan mewah.
Unsur Parodi, Komedi, dan Humor bukan lagi menjadi unsur utama dalam pertunjukan kabaret. Melainkan unsur tersebut sudah bukan lagi menjadi keharusan, dan berubah menjadi genre. Dalam hal ini, kabaret bergenre komedi/parodi
Eksistensi kabaret tidak lagi dikuasai oleh beberapa ekskul sekolah. Melainkan di dominasi oleh sanggar/manajemen kabaret (aliansi)
Pemeranan aktor tidak lagi hiperbolis/dilebih-lebihkan seperti dulu, melainkan dominan lebih natural sesuai dengan takaran acting.
Sangat memperhatikan penerapan keilmuan seni di beberapa kelompok kabaret. Meskipun masih sangat sedikit anggota yang memiliki dasar pendidikan yang berlatar belakang seni
Forum
Adalah Kang Anton Yustian seorang praktisi Pertunjukan di era 80-an penggagas dari berdirinya gabungan tim-tim kabaret di awal di tahun 1996, Kang Anton Yustian merupakan tokoh budayawan teater gaul, pendiri Teater Bel dan Studio Teater Kabaret Puragabaya (STEPU), beliau menjadi tokoh pemersatu tim-tim kabaret yang melahirkan pertunjukan gabungan antar tim-tim kabaret saat itu. Gagasan Forum Kabaret Bandung pertama berdiri pada tahun 1999 yang didominasi oleh kabaret anak-anak dari Stepu [Studio Kabaret Puragabaya] di antaranya Ozzol Ramdan, Agus Jackson, Tryana dan beberapa tim kabaret yang tergabung dalam Anka Adika Production (AAP), mengawali Forum Kabaret Bandung pertama kalinya Tryana dipercaya sebagai Ketua saat itu, namun kesibukan tim-tim kabaret di sanggar/tim nya masing-masing membuat Forum Kabaret Bandung harus non aktif dengan sendirinya.
Pada 10 Mei 2008, hampir 10 tahun berlalu sejak Forum Kabaret Bandung (FKB) pertama didirikan, Kang Anton Yustian dan para senior kabaret saat itu merasa perlu membangkitkan kembali forum kabaret, karena wadah untuk bertukar pikiran dan silaturahmi menjadi alasan utama, agar dapat memajukan seni pertunjukan ini bersama. Perwakilan-perwakilan dari tim Stepu, Potret 19, Terase 06, Trilogi Kabaret, Kabisa, Bosmat, Bengsas X, Emulasi, Teater Plastik, Jebew 808, Studio Kabaret, Sensasi Kabaret, Bakatuwla, dan lain-lain berkumpul di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat (Dago Tea House). Hingga akhirnya dipilihlah perwakilan yang selanjutnya dijadikan pengurus inti generasi Forum Kabaret Bandung 2009, diantaranya Ihra Yanuar, Trismandiat, Risdhika, Fitri Odjo, dan Argin Hasta sebagai perwakilan tiap sudut kota Bandung. Forum Kabaret Bandung senantiasa berdedikasi dan konsiten sehingga pernah mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya 2016 dari Pemkot Bandung sebagai kelompok yang berdedikasi dan konsisten dalam menjaga budaya kota Bandung.
Festival
Festival Kabaret (Kabaret Bandung) merupakan acara kompetisi kabaret Bandung yang rutin diadakan baik oleh event organizer, tim kabaret, dan Forum Kabaret Bandung. Banyak festival kabaret yang sudah dilaksanakan guna kebutuhan mencari yang terbaik disetiap kompetisi, juga untuk mengasah materi kelompok/tim kabaret Bandung, dan untuk ajang produktifitas kelompok kabaret Bandung. Beberapa Festival Kabaret bergengsi yang sudah dilaksanakan diantaranya,
Festival Kabaret Audioland
Dezon Festival 1 sampai 2
April Mop Cabaret Fest 1 sampai 2, diselenggarakan oleh Luna Creation / Badalahor Kabaret
Hangout Fest 1 sampai 8, diselenggarakan oleh Pad Pro Event
FESSKAL (Festival Seni Kabaret Lampion), diselenggarakan oleh Teater Lampion
Festival Kabaret Bahasa Sunda, diselenggarakan oleh Anka Adika Production
Festival Kabaret Perang Warna 1 sampai 4, diselenggarakan oleh Potret 19
JBWCC (Jelema Belegug Wungkul Cabaret Competition), diselenggarakan oleh Teater Jebew 808
KABUKI Fest 1 sampai 3, diselenggarakan oleh Bosmat Kabaret
Festival Kabaret Perang Warna Mega Bintang, diselenggarakan oleh Potret 19
Dreamfest 1 sampai 3, diselenggarakan oleh Dejavoo Cabaret
Festival Kabaret Wondeful of Indonesia, diselenggarakan oleh Forum Kabaret Bandung
Festival Kabaret Bandung, diselenggarakan oleh Forum Kabaret Bandung
Festival Kabaret Suar Marabahaya, diselenggarakan oleh Potret 19
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kabaret
- Kabaret Bandung
- Aming
- Padhyangan
- Anton Yustian
- Meisya Siregar
- Donne Maula
- SMA Negeri 20 Bandung
- Chantal Della Concetta
- Kota Cimahi