Kabupaten Klaten (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏ꧀ꦭꦛꦺꦤ꧀, Pegon: كلاتن, translit. Klaṭèn) adalah sebuah wilayah
Kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Kota
Klaten, yang merupakan gabungan dari 3 kecamatan
Klaten Utara,
Klaten Tengah,
Klaten Selatan, sekitar 36 km sebelah barat Kota Surakarta.
Kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.275.850 jiwa pada tahun 2022 dan mayoritas penduduknya merupakan etnis Jawa.
Geografi
Secara astronomis,
Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan.
Luas wilayah
Kabupaten Klaten mencapai 655,56 km². Di sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yakni wilayah Gunung Kidul Di sebelah barat berbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta yakni wilayah Sleman serta
Kabupaten Magelang dan di sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Boyolali.
Wilayah
Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran yakni Sebelah Utara Dataran Lereng Gunung Merapi, Sebelah Timur Membujur Dataran Rendah, sebelah Selatan Dataran Gunung Kapur.
Menurut topografi,
Kabupaten Klaten terletak di antara Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter di atas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar, dan wilayah berbukit di bagian selatan.
Jarak Kota
Klaten dengan kota lain se-Karesidenan Surakarta:
Kota
Klaten ke Boyolali: 38 km,
Kota
Klaten ke Wonogiri: 67 km,
Kota
Klaten ke Kota Surakarta: 36 km,
Kota
Klaten ke Karanganyar: 49 km,
Kota
Klaten ke Kota Sukoharjo: 47 km,
Kota
Klaten ke Sragen: 63 km.
Keadaan iklim
Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350 mm) dan curah hujan terendah bulan Juli (8 mm).
= Topografi
=
Wilayah
Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 (tiga) dataran:
Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara meliputi sebagian kecil sebelah utara wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom, dan Tulung.
Dataran rendah membujur di tengah meliputi seluruh wilayah kecamatan di
Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran lereng Gunung Merapi dan Gunung Kapur.
Dataran Gunung Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas.
Melihat keadaan alamnya yang sebagian besar adalah dataran rendah dan didukung dengan banyaknya sumber air maka daerah
Kabupaten Klaten merupakan daerah pertanian yang potensial disamping penghasil kapur, batu kali, dan pasir yang berasal dari Gunung Merapi.
Ketinggian daerah:
Sekitar 3,72% terletak di antara ketinggian 0–100 meter di atas permukaan laut.
Terbanyak 83,52% terletak di antara ketinggian 100–500 meter di atas permukaan laut.
Sisanya 12,76% terletak di antara ketinggian 500–2500 meter di atas permukaan laut.
= Geologi
=
Jenis tanah terdiri dari 5 (lima) macam:
Litosol: Bahan induk dari skis kristalin dan batu tulis terdapat di daerah Kecamatan Bayat.
Regosol Kelabu: Bahan induk abu dan pasir vulkanik termedier terdapat di Kecamatan Cawas, Trucuk,
Klaten Tengah, Kalikotes, Kebonarum,
Klaten Selatan, Karangnongko, Ngawen,
Klaten Utara, Ceper, Pedan, Karangdowo, Juwiring, Wonosari, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, Tulung dan Jatinom.
Grumusol Kelabu Tua: Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan interme-dier terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas sebelah selatan.
Kompleks Regosol Kelabu dan Kelabu Tua: Bahan induk berupa batuk apurnapal terdapat di daerah Kecamatan
Klaten Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.
Regosol Coklat Kekelabuan: Bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier terdapat di daerah Kecamatan Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan Wedi.
= Batas Wilayah
=
Batas-batas wilayah
Kabupaten Klaten sebagai berikut:
Sejarah
Sejarah
Klaten tersebar di berbagai catatan arsip-arsip kuno dan kolonial, arsip-arsip kuno dan manuskrip Jawa. Catatan itu seperti tertulis dalam Serat Perjanjian Dalem Nata, Serat Ebuk Anyar, Serat Siti Dusun, Sekar Nawala Pradata, Serat Angger Gunung, Serat Angger Sedasa dan Serat Angger Gladag. Dalam bundel arsip Karesidenan Surakarta, sejarah
Klaten tercantum dalam Soerakarta Brieven van Buiten Posten, Brieven van den Soesoehoenan 1784-1810, Daghregister van den Residentie Soerakarta 1819, Reporten 1787-1816, Rijksblad Soerakarta dan Staatblad van Nederlandsche Indie. Babad Giyanti, Babad Bedhahipun Karaton Negari Ing Ngayogyakarta, Babad Tanah Jawi dan Babad Sindula juga dapat menjadi sumber lain untuk menelusuri sejarah
Klaten. Sejarah
Klaten juga dapat ditelusuri dari keberadaan candi-candi Hindu, Buddha maupun barang-barang kuno. Asal muasal desa-desa kuno seperti Pulowatu, Gumulan, Wedihati, Mirah-mirah maupun Upit, juga menunjukan keterangan tepercaya. Peninggalan atau petilasan Ngupit bahkan secara jelas menyebutkan pertanda tanggal yang dimaknai 8 November 66 Masehi oleh Raden Rakai Kayuwangi.
Daerah
Kabupaten Klaten pada mulanya adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu
Kabupaten. Setiap
Kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa
Kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri
Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik
Kabupaten 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir. Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), serta Kajineman (15 orang).
Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di
Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua provinsi dibagi atas
Kabupaten-
Kabupaten,
Kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono. Pada tahun 1847, bentuk
Kabupaten diubah menjadi
Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan
Kabupaten Pulisi adalah di samping
Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasaan wilayahnya.
Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadilakhir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan:
“……………… Kraton Dalem Surakarta Adiningrat Nganakake
Kabupaten cacah enem.……………….”
“………………
Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro,
Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.……………….”
“……………… Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha ke bawah marang Raden Adipati.……………….”
= Asal nama
=
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klathèn.
mengatakan bahwa
Klaten berasal dari kata kelathi atau buah bibir. Kata kelathi ini kemudian mengalami disimilasi menjadi
Klaten.
Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.
menyebutkan
Klaten berasal dari kata Melati (bahasa Jawa: Mlathi) yang berubah menjadi kata Klathi, sehingga memudahkan ucapan kata Klathi berubah menjadi kata Klathen. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orang tua sebagaimana dikutip dalam buku
Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II
Klaten Tahun 1992/1993.
Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Abdi dalem Kraton Mataram ini ditugaskan oleh raja untuk menyerahkan bunga Melati dan buah Joho untuk menghitamkan gigi para putri kraton (Serat Narpawada, 1919:1921).
Guna memenuhi kebutuhan bunga Melati untuk raja, Kyai dan Nyai Mlati menanami sawah milik Raden Ayu Mangunkusuma, istri Raden Tumenggung Mangunkusuma yang saat itu menjabat sebagai Bupati Pulisi
Klaten, yang kemudian dipindah tugaskan istana menjadi Wakil Patih Pringgalaya di Surakarta. Tidak ditemukan sumber sejarah tentang akhir riwayat Kyai dan Nyai Melati. Silsilah Kyai dan Nyai Melati juga tidak diketahui. Bahkan penduduk
Klaten tidak ada yang mengakui sebagai keturunan dua sosok penting ini.Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi
Klaten yang sekarang.
Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.
Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.
Sampai sekarang sejarah kota
Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota
Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang
Klaten diambil dari hari jadi pemerintah
Kabupaten Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.
= Hari jadi
=
Berdirinya Benteng atau loji
Klaten di masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV mempunyai arti penting dalam sejarah
Klaten. Pendirian benteng tersebut peletakan batu pertamanya dimulai pada hari sabtu Kliwon, 12 rabiulakir, Langkir, Alit 1731 atau sengkala RUPA MANTRI SWARANING JALAK atau dimaknai sebagai tanggal 28 Juli 1804. Sumber sejarah ini dapat ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sepehi. Catatan sejarah ini oleh pemerintah
Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2007 sebagai Hari Jadi
Kabupaten Klaten yang diperingati setiap tahun.
= Perubahan luas daerah
=
Luas daerah
Kabupaten Klaten mengalami beberapa kali perubahan.
Klaten pada mulanya adalah tanpa kecamatan Jatinom dan Polanharjo. Kedua kecamatan semula merupakan wilayah
Kabupaten Boyolali, dan baru digabungkan tanggal 11 Oktober 1895.
= Kelurahan
=
Semenjak terbentuknya onderdistrik, daerah onderdistrik terdiri dari beberapa dukuh. Sebagian dukuh-dukuh itu merupakan daerah kekuasaan seorang Demang. Gaji seorang Demang berupa tanah pituas.
Luas tanah pituas antara Demang yang satu dan yang lainnya berbeda-beda, sesuai dengan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada Kasunanan. Penerima terkecil dinamakan Bekel, kemudian Demang, Ronggo, dan terbesar disebut Ngabei.
Pada tahun 1914 dibentuk kelurahan, yang merupakan penggabungan dari beberapa dukuh. Tanah pituas yang semula untuk gaji Bekel, Demang, Ronggo, dan Ngabei, diberikan pada kelurahan sebagai milik desa yang kemudian menjadi lungguh pamong desa. Struktur organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Kamituwa, Carik, Kebayan, Modin, dan Ulu-ulu.
Pada tahun 1957, beberapa kelurahan digabungkan, atas ketentuan kasunanan bahwa setiap Kelurahan paling sedikit harus berpenduduk 1300 orang. Peristiwa itu dikenal sebagai masa kompleks.
Sebelumnya, di
Klaten telah dilakukan penggabungan karena alasan lain. Masa kompleks di
Klaten telah terjadi sejak tahun 1917. di beberapa onderdistrik, penggabungan Kelurahan dilakukan karena beberapa Kelurahan tidak mempunyai tanah untuk kas desa maupun untuk lungguh pada pegawainya.
Pemerintahan
= Daftar Bupati
=
Bupati yang menjabat di
Kabupaten Klaten saat ini yakni Sri Mulyani, didampingi wakil bupati Yoga Hardaya.
= Dewan Perwakilan
=
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD
Kabupaten Klaten dalam tiga periode terakhir.
= Kecamatan
=
Ibu kota
Kabupaten ini berada di Kota
Klaten, yang terdiri atas tiga kecamatan yaitu
Klaten Utara,
Klaten Tengah, dan
Klaten Selatan. Kota
Klaten dulunya merupakan kota administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif
Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah
Kabupaten Klaten.
Kabupaten Klaten terdiri dari 26 kecamatan, 10 kelurahan, dan 391 desa. Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 1.275.850
jiwa dengan luas wilayah 658,22 km² dan sebaran penduduk 1.792 Jiwa/Km²
jiwa/km².
Daftar kecamatan dan kelurahan di
Kabupaten Klaten, adalah sebagai berikut:
= Lambang daerah
=
Mahkota Kerajaan: Melambangkan kebesaran/keagungan cita-cita.
Orang Yang Bersemedi dengan Rambut Terurai, Kaki Berbentuk Pita Bertuliskan
Klaten: Orang dengan tekad yang teguh dan suci menuju cita-cita Kab
Klaten.
Perisai Warna Kuning Emas dengan Bingkai Segi Lima Warna Putih: Menggambarkan perlindungan rakyat menuju zaman keemasan “Toto Tentrem Kerto Raharjo” dengan prinsip kebajikan, kejujuran, keadilan dan kebenaran.
Padi dan Kapas: Mencerminkan sandang dan pangan dari hasil pertanian dan perkebunan padi warna kuning emas jumlah 28 kapas warna putih jumlah 10
Tulisan Menyerupai Huruf Jawa: “Tumengo Toto Anggotro Raharjo “ artinya 0591 (1950) Hari jadi Pemerintah Kab
Klaten (ditanah jawa) 28-10-1950
Gunungan Warna Biru Muda: Gunungan berarti pembukaan, sedangkan Warna biru muda berarti warna cerah, tenang dan tenteram, yaitu tanda pembukaan berdirinya Pemerintah Kab
Klaten dan membuka keadaan baru yang tenang dan tenteram.
Rantai Warna Kuning Melingkar Dibatang Pada dan Kapas: Menggambarkan persatuan dan kegotong royongan rakyat.
Bambu Runcing dan Api: Merupakan simbul perjuangan yang berkobar dan menyala menuju cita-cita yang suci dan mulia.
Tugu Warna Putih: Diartikan sebagai peringatan dari perjuangan yang suci
Pohon Beringin Beserta Akarnya Berwarna Hijau: Simbol pengayoman dan perlindungan rakyat menuju keadaan sosial ekonomi yang merata, adil dan makmur.
Warna Hitam Pada Dasar Lambang: Hitam berarti kuat, tegas, kekal. Maksudnya lambang ini bersifat kuat, tegas dan kekal, baik isi maupun tujuannya.
Pariwisata
Berikut beberapa pariwisata yang terdapat di
Kabupaten Klaten
= Wisata alam
=
Rowo Jombor
Deles Indah
Wisata Air Cokro
Wisata Air Janti
Menara Air
Klaten
Umbul Ponggok
Wisata Air Water Gong Polanharjo
Kolam Renang Pluneng, Kebonarum
Kolam Renang Umbul Susuhan, Jatinom
Umbul Sigedang
Umbul Siblarak
Umbul Gedaren, Jatinom
Umbul Jolotundo, Jatinom
Umbul Manten, Polanharjo
Umbul Asri, Polanharjo
= Wisata sejarah
=
Candi Sewu
Candi Plaosan
Candi Bubrah
Candi Merak
Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk,
Klaten bersemayam pujangga dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan
Klaten–Yogyakarta.
Di kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan objek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (berbayar), Umbul Penganten (berbayar), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambal khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari Kota Surakarta, Semarang dan Jogja.
Di Kecamatan Bayat,
Klaten, tepatnya di kelurahan Paseban, Bayat,
Klaten terdapat Makam Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran atau Sunan Tembayat yang memiliki desain arsitektur gerbang gapura Majapahit. Sunan Tembayat ini dahulu dikenal sebelum menjadi Sunan, dia adalah Bupati Semarang yang kemudian berkelana dalam hal keagamaan. Makam ini menjadi salah satu tempat wisata ziarah Para Wali. Pengunjung dapat memarkir kendaraan di areal parkir serta halaman Kelurahan yang cukup luas. Setelah mendaki sekitar 250 anak tangga, akan ditemui pelataran dan Masjid. Pemandangan dari pelataran akan tampak sangat indah di pagi hari.
= Kuliner khas
=
Sebagai kota yang kaya akan sejarah kuliner lezat,
Klaten memiliki beberapa makanan kuliner yang akan memanjakan lidah, di antaranya:
Ayam Bakar Khas
Klaten
Ayam Panggang Khas
Klaten
Sop Ayam Pecok asli
Klaten
Ayam Goreng Trancam
Nasi Tumpang Lethok
Soto Bebek dan Bebek Bacem
Garang Asem
Soto Kwali
Klaten
Bubur Tumpang
Ada beberapa rumah makan legendaris di
Klaten yang menjaga resep kuliner secara turun-temurun, sehingga pengunjung akan mendapatkan sajian kuliner yang otentik saat kuliner di
Klaten.
Oleh-oleh
Oleh-oleh khas
Klaten, adalah:
Durian Bagong
Jenang Ayu
Serambi
Kepelan asli Pedan (Camilan)
Keripik Cakar, Belut, dan Paru (Camilan)
Ekonomi
Produk
Klaten yang berpotensi, yaitu:
Sentra Industri Konveksi–Wedi
Karung Goni–Delanggu
Gerabah–Krakitan, Bayat
Lurik–Desa Mlese, Ds Tlingsing, Cawas
Kerajinan Wayang–Omah Wayang
Klaten (danguran
Klaten Selatan)
Payung Kertas–Juwiring
Meubel/ kerajinan kayu–Sajen
Handycraft–Karanganom
Pusat makanan Ringan(snack) -Gondangan, Jogonalan
Transportasi
= Layanan kereta api
=
Antarkota
Lintas selatan Jawa
Sancaka: Yogyakarta–Surabaya Gubeng
Lodaya: Bandung–Solo Balapan
Sri Tanjung: Lempuyangan–Surabaya Kota–Ketapang
Pasundan: Kiaracondong–Surabaya Gubeng
Kahuripan: Kiaracondong–Blitar
Malabar: Bandung–Malang
Wijayakusuma: Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
Lintas tengah Jawa
Kertanegara dan Malioboro Ekspres: Purwokerto–Malang
Jaka Tingkir dan Bengawan: Pasar Senen–Purwosari
Fajar–Senja Utama Solo dan Mataram: Pasar Senen–Solo Balapan
Argo Lawu, Argo Dwipangga, dan Manahan: Gambir–Solo Balapan
Logawa: Purwokerto–Surabaya Gubeng–Jember
Bangunkarta: Pasar Senen–Jombang
Ranggajati: Cirebon–Surabaya Gubeng–Jember
Gaya Baru Malam Selatan dan Jayakarta: Pasar Senen–Surabaya Gubeng
Singasari: Pasar Senen–Blitar
Aglomerasi
JS Joglosemarkerto
Kereta api bandara
AS Kereta bandara BIAS
Komuter
Y Commuter Line Yogyakarta
= Stasiun kereta api
=
Lintas selatan–tengah Jawa
Stasiun Prambanan
Stasiun Srowot
Stasiun
Klaten
Stasiun Ceper
Stasiun Delanggu
= Terminal
=
Terminal Bus Ir. Soekarno
Klaten
Terminal Bus Buntalan
Klaten
Terminal Bus Delanggu
Klaten
Terminal Bus Penggung
Klaten
Terminal Bus Cawas
Klaten
Terminal Bus Teloyo
Klaten
Terminal Bus Tulung
Klaten
Terminal Bus Bendogantungan
Klaten
Pendidikan
Referensi
Pranala luar
Situs resmi
BPS Kab
Klaten