Kabupaten Kaimana adalah salah satu
Kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia.
Kabupaten Kaimana berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4245).
Ibukota
Kabupaten ini terletak di distrik
Kaimana. Luas wilayah darat dan laut
Kabupaten Kaimana adalah 36.000 km2, terdiri atas luas daratan mencapai 18.500 km2 dan Luas lautan/perairan ± 17.500 km2. Populasi
Kabupaten Kaimana pada akhir tahun 2023 berjumlah 64.252 jiwa, dan 67% penduduknya berada di ibukota
Kabupaten, yakni distrik
Kaimana, sekitar 43.154 jiwa.
Geografi
Secara morfologi
Kabupaten Kaimana meliputi wilayah datar hingga berbukit-bukit dan bahkan bergunung dengan kemiringan lereng bervariasi mulai dari < 2% hingga di atas 70% dan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 2.800 m di atas permukaan laut.
Kaimana berada di sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan bukit tinggi yang berbaris memanjang sejajar dengan pantai menjulang seperti yang terihat. Jadi pengembangan kota hanya mungkin mengikuti garis pantai. Sesuai dengan peta kondisi medan, morfologi
Kabupaten Kaimana dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu:
= Wilayah datar
=
Wilayah ini mempunyai relief datar dengan kemiringan lereng < 2% dengan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 50 m dpl. Daerah ini berada di sepanjang sungai, dataran bergambut dan sebagian kecil di daerah pesisir pantai. Kondisi penutupan lahan ini merupakan hutan rawa, hutan mangrove dan sebagian telah digunakan masyarakat berupa ladang. Luas wilayah areal ini mencapai 2.241 Km2 (12,11%) dengan penyebaran terluas di Kecamatan Teluk Etna.
= Wilayah bergelombang
=
Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng dominan berkisar antara 2 - 8% dan berada pada ketinggian tempat antara 0 – 150 m dpl. Kondisi penutupan lahan ini berupa hutan dataran rendah. Daerah ini tersebar di 4 kecamatan dengan luas areal 3.610 Km² (1,95%).
= Wilayah bergelombang hingga berbukit kecil
=
Wilayah ini menempati areal yang sangat sempit yang berada di Kecamatan Teluk Etna bagian utara, yaitu di sekitar Desa Urubika, Yapima dan Desa Ure. Kemiringan lereng daerah ini berkisar antara 9 – 15% (0,40%) dengan ketinggian tempat 20 – 800 m dpl, kondisi penutup lahan berupa kebun dan belukar.
= Wilayah berbukit
=
Wilayah ini berbukit-bukit dengan kondisi lahan terjal dan mempunyai kemiringan lereng antara 15 – 25% dan setempat hingga 40% dengan ketinggian tempat 5 – 600 m dpl. Daerah ini penyebarannya paling luas mulai dari bagian tenggara hingga barat daya, seperti di Kecamatan Buruway dan Kecamatan
Kaimana dengan luas areal 1503,9 Km² (8,61%) dengan penutupan lahan berupa hutan sekunder dan hutan primer.
= Wilayah berbukit hingga bergunung
=
Daerah ini mempunyai bentuk wilayah berbukit-bukit hingga bergunung dengan kemiringan lereng > 40% dan setempat bisa mencapai 70%. Ketinggian tempat 100 – 2.800 m dpl. Daerah seperti ini tersebar luas di bagian utara merupakan Gunung Wagura Kote dan sebelah barat merupakan pegunungan Kumawa dengan luas areal 14.415,8 Km² (77,92%).
Wilayah Kabupaten Kaimana sebagian besar berada pada kemiringan lereng > 40%.
Pemerintahan
= Bupati
=
= Dewan Perwakilan
=
= Distrik/Kecamatan
=
Luas wilayah tersebut secara administratif terbagai dalam distrik, kelurahan dan kampung sebagai berikut:
Distrik
Kaimana, Ibu Kota di
Kaimana terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan
Kaimana Kota dan Kelurahan Krooy serta 17 kampung;
Distrik Teluk Arguni Atas, Ibu Kota di Funiara dan terdiri dari 29 kampung;
Distrik Teluk Etna, Ibu Kota di Kiruru dan terdiri dan dari 5 kampung;
Distrik Buruway, Ibu Kota di Kambala dan terdiri 10 kampung;
Distrik Teluk Arguni Bawah, Ibu Kota di Tanusan dan terdiri dari 15 kampung;
Distrik Kambrauw, Ibu Kota di Waho terdiri dan terdiri dari 7 kampung; serta
Distrik Yamor, Ibu Kota di Urubika dan terdiri dari 6 kampung.
Kondisi geografis pada umumnya bebatuan, dengan ketinggian rata- rata 600 m di atas permukaan laut dan terletak diantara 02,90”- 04,20” Lintang Selatan dan 132,75” – 135,15” Bujur Timur, tepat di bawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. Di sebelah Utara
Kaimana berbatasan dengan
Kabupaten Teluk Bintuni dan
Kabupaten Teluk Wondama, di sebelah Timur dengan
Kabupaten Nabire,
Kabupaten Dogiyai dan
Kabupaten Mimika, di Selatan dengan Laut Arafura, dan di sebelah Barat dengan
Kabupaten Fakfak.
Demografi
= Suku bangsa
=
Saat ini, penduduk
Kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar
Kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia. Suku asli Papua yang berada di
Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambrauw, Miereh, Mairasi, Irarutu, Koiwai, Oburau, Madewana, dan Kuri. Sementara penduduk yang berasal dari suku pendatang asal Papua, yakni suku Sentani, Merauke, Serui, Nabire, Fakfak, Raja Ampat, Sorong dan Biak. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, dan asal Maluku seperti Ambon, Key, Tual, Dobo dan Ternate.
Persebaran suku Irarutu terdapat di daerah Selatan kelurahan
Kaimana kota dan suku ini berasal dari Distrik Teluk Arguni. Suku Maerasi berasal dari pedalaman bagian Timur
Kaimana dan tersebar di pesisir pantai Utara Timur Distrik
Kaimana. Suku Kambrau berasal dari Distrik Teluk Kambrau,Distrik
Kaimana dan daerah Teluk Arguni dan tersebar di pesisir pantai selatan dan Utara distrik
Kaimana Kota. Suku Koiwai berasal dari daerah Barat Distrik Buruway dan daerah Utara Distrik
Kaimana suku ini hampir sebagian besar mendiami daerah-daerah kepulauan.
Penduduk distrik
Kaimana lebih beragam suku dan bangsa. Di wilayah kelurahan
Kaimana kota, seperti kampung Seram dan Kaki Air, penduduk dari luar
Kaimana atau Papua di dua kampung ini merupakan migrasi penduduk dari daerah Maluku dan Sulawesi Selatan serta pulau Jawa, yang kemudian bermukim di kawasan ini.
Adat istiadat di
Kabupaten Kaimana telah mendapat pengaruh budaya dari luar, sehingga nilai-nilai adat asli daerah ini telah terakulturasi oleh nilai-nilai budaya sekitar. Sementara penduduk yang bermukim di daerah pegunungan pedalaman belum banyak dipengaruhi oleh interaksi dari luar, sedangkan penduduk daerah pesisir telah banyak mendapat pengaruh tersebut melalui perkawinan, seni musik dan tari maupun cara berbusana.
= Agama
=
Persentasi pemeluk agama di
Kabupaten Kaimana terlihat cukup beragam, yakni Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha. Kondisi kerukunan dan toleransi antar umat beragama berjalan cukup baik. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri tahun 2023, per tanggal 31 Desember 2023, mayoritas penduduk beragama Kekristenan yakni 59,53% dimana Protestan sebanyak 50,52% dan Katolik sebanyak 9,01% yang pada dasarnya adalah penduduk asli Papua dan pendatang dari Maluku, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Toraja, Minahasa dan Batak. Kemudian yang beragama Islam yakni 40,38% (umumnya adalah penduduk pesisir dan pendatang dari luar Papua ), sementara pemeluk agama Hindu 0,08% dan beragama Budha serta Konghucu 0,01%.
Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi penduduk wilayah
Kabupaten Kaimana umumnya bergerak dalam bidang perikanan dan pertanian yang sifatnya subsistem, perkebunan tradisional, buruh bangunan dan buruh pelabuhan. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal bugis, jawa dan Warga Negaran Indonesia keturunan. Dengan berhembusnya arus reformasi maka telah pula diberdayakan sejumlah putra daerah asli
Kaimana untuk menekuni bidang leveransir dan developer.
Kondisi ekonomi penduduk di kampung-kampung maupun di kota
Kabupaten Kaimana bersifat usb-sistem, yaitu sebagai petani maupun nelayan, artinya hasil produksi pertanian maupun perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas dan konsumtif, sebagian kecil penduduk lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai PNS, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.
Mata pencaharian penduduk di wilayah
Kabupaten Kaimana umumnya pada sektor pertanian, perikanan, perdagangan, jasa. Sektor pertanian dan perikanan masih bersifat tradisional. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal Bugis, Jawa dan Warga Negara Indonesia Keturunan. Dewasa ini telah diberdayakan sejumlah putera daerah untuk menekuni bidang leveransir dan developer.
kondisi ekonomi penduduk pedesaan hingga saat ini masih bersifat tradisional (pertanian dan perikanan), artinya hasil produksi pertanian dan perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas, sedangkan penduduk perkotaan di
Kabupaten Kaimana sebagian lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.
Transportasi
Saat ini untuk mencapai
Kaimana, dapat dilakukan melalui jalur laut dan udara. Kapal Penumpang Nggapulu dengan kapasitas 2000 penumpang berlayar dari Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar), Baubau, Ambon, Banda, Tual, Dobo,
Kaimana, Fakfak dua kali dalam sebulan. Sementara maskapai penerbangan yang singgah di
Kaimana yaitu: Lion (wings) air dengan pesawat ATR-72 pada hari: Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu; Ekspress Air dengan pesawat Dornier Torbo Prop pada tiap hari kecuali hari minggu; Merpati dengan Twin Otter pada hari Rabu dan Sabtu; Trigana Air dengan Pesawat Twin Otter pada hari Selasa. Seluruh penerbangan telah terkoneksi dengan pesawat berbadan lebar untuk melanjutkan penerbangan ke kota-kota lain di Indonesia.
Pariwisata
Objek pariwisata di
Kaimana antara lain:
Pulau Venu (pantai, diving, sunset, melihat langsung penyu bertelur)
Pulau Kilimala (pantai, diving)
Pulau Karawatu (spot diving)
Tanjung Kinara (bird watching, sunset view, diving)
Pulau Adi (agrowisata)
Teluk Triton (wisata menyelam)
Tanjung Bicari (lukisan kuno di tebing, wisata Hiu Paus)
Jembatan KM 14 (bird watching)
Pantai Bantemi (sunset view)
Air Terjun Kiti-kiti
Air Terjun Karawawi
Air Terjun Werifi
Jembatan Usaha Mina (pancing mania, sunset view)
Suasana hari Raya Lebaran (hadrat pesta rebana)
DLL.
Referensi
Lihat pula
Kerajaan
Kaimana
Pranala luar
Situs web resmi