- Source: Kapal induk anti-tenggelam
Kapal induk anti-tenggelam adalah pulau fisik (geografis) atau pulau kiasan (politis) yang dimanfaatkan sebuah kekuatan militer (negara) untuk memperluas proyeksi kekuasaannya. Karena pulau bisa dijadikan pangkalan udara dan tanah fisik sulit dihancurkan, sebuah pulau bisa dikatakan kapal induk yang tidak dapat ditenggelamkan.
Istilah ini pertama kali muncul pada Perang Dunia II untuk menyebut kepulauan dan atol di Samudra Pasifik yang memiliki kepentingan strategis sebagai pangkalan udara pesawat pengebom Amerika Serikat dalam perang lintas laut melawan Kekaisaran Jepang. Militer AS melancarkan serangkaian operasi lompat pulau untuk mengusir pasukan Jepang dari pulau-pulau tersebut; pasukan Seabee Angkatan Laut AS langsung membangun pangkalan udara dari nol — kadang-kadang mencakup seluruh wilayah atol — dalam waktu singkat untuk mendukung operasi udara melawan Jepang.
Malta dan Islandia kadang disebut sebagai kapal induk anti-tenggelam semasa Perang Dunia II; Malta pun menjadi target negara-negara Poros. Konon, militer AS pernah mempertimbangkan Taiwan sebagai kapal induk anti-tenggelam sejak Perang Saudara Tiongkok beserta Kepulauan Britania dan Jepang pada masa Perang Dingin. Pada tahun 1983, Perdana Menteri Jepang Yasuhiro Nakasone berjanji akan menjadikan Jepang "kapal induk anti-tenggelam di Pasifik" dan membantu AS melawan ancaman pesawat pengebom Soviet. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Jenderal Alexander Haig, menggambarkan Israel sebagai "kapal induk AS terbesar di dunia yang tidak bisa ditenggelamkan". Sebagai bentuk penolakan terhadap pembuatan kapal induk CVA-01, Angkatan Udara Kerajaan mengklaim bahwa seluruh benua Australia merupakan kapal induk dan membuat peta palsu yang meletakkan Australia 400 mil di sebelah barat lokasi sebenarnya.
Saat Perang Dunia Kedua, Britania Raya benar-benar mmepertimbangkan pembuatan kapal induk anti-tenggelam yang terbuat dari campuran es dan serbuk kayu gergaji (Proyek Habakkuk). Pemerintah kemudian membuat miniatur beserta rancangannya. Kapal ini akan memiliki bobot 2,2 juta ton dan dapat menampung 150 pesawat pengebom dwimesin, tetapi pada akhirnya tidak jadi diproduksi.
Lihat pula
Pulau Ascension
Proyeksi kekuasaan
Diego Garcia
Pangkalan udara lepas pantai bergerak
Geografi strategis
Sengketa Kepulauan Spratly
Tinian dalam Perang Dunia II
Sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan
Proyek Habakkuk
Referensi
Hanson, Richard (2004-02-07). "'Unsinkable aircraft carrier' steams to Iraq". Asia Times. Hong Kong, ZH. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-05. Diakses tanggal 2007-12-18.
Kata Kunci Pencarian:
- Kapal induk anti-tenggelam
- Kapal induk Jepang Kaga
- Kapal induk Jepang Sōryū
- Kapal induk Jepang Hiryū
- Kapal induk Jepang Taihō
- Kapal induk Jepang Hiyō
- Kapal induk Jepang Shōhō
- Kapal induk kelas Shōkaku
- Kapal induk Jepang Taiyō
- Kapal induk Jepang Unryū