dr.
Karolin Margret Natasa (lahir 12 Maret 1982) adalah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, mantan anggota DPR RI periode 2009–2014 dan 2014–2019 dari daerah pemilihan Kalimantan Barat, mantan Bupati kabupaten Landak periode 2017–2022. Dia menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua Umum dalam organisasi Orang Muda Katolik.
Keluarga
Dokter
Karolin Margret Natasa yang dikenal dengan nama panggilan "
Karolin" ini merupakan anak dari mantan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, M.H. serta Frederika, S.Pd., yang merupakan guru di Sekolah Dasar Negeri 2 Ngabang. Suami dia adalah Andreas Quinn.
Anggota DPR-MPR
= Pemilu Legislatif 2009
=
Karolin menjadi anggota DPR RI periode 2009–2014 melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ia maju di daerah pemilihan Kalimantan Barat yang meliputi seluruh kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas, Bengkayang, Pontianak, Landak, Kubu Raya, Ketapang, Sanggau, Sekadau, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Kota Pontianak, dan Singakwang. Pada Pemilu 2009 itu,
Karolin meraih 222.021 suara, yaitu peringkat ketiga terbanyak nasional. Ia kemudian ditempatkan di Komisi IX yang membidangi Kependudukan, Kesehatan, serta Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Selain menjadi anggota DPR-RI, dia juga menjabat sebagai anggota MPR-RI.
= Pemilu Legislatif 2014
=
Pada Pemilu Legislatif 2014,
Karolin kembali maju sebagai bakal calon anggola legislatif (bacaleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di daerah pemilihan Kalimantan Barat. Ia ditempatkan dinomor urut 2 setelah Dolfie O.F.P. Dalam Pemilu 2014 itu, dia meraih 397.481 suara sah yang menempatkan dia di peringkat pertama caleg (calon legislatif) dengan raihan suara terbanyak se Indonesia.
Bupati Landak
Karolin ikut dalam Pemilihan umum Bupati Landak 2017, dimana ia merupakan calon tunggal. Total,
Karolin memperoleh 226.378 suara (96.62 persen) sementara sisanya memilih kotak kosong.
= Pilkada 2018
=
Pada tahun 2018,
Karolin bersaing dalam Pemilihan umum Gubernur Kalimantan Barat 2018.
Karolin beroleh 1,08 juta suara (41.8 persen), pada akhirnya dikalahkan oleh wali kota Pontianak Sutarmidji.
Referensi