Korps
kavaleri (KAV) adalah unit pasukan
kavaleri Tentara Nasional Indonesia (TNI). Berbeda dengan
Batalyon Infanteri,
Batalyon Korps
kavaleri tidak selalu terdiri dari 600-1000 personel. Ukuran
Batalyon bagi Korps
kavaleri yang menggunakan Baret Hitam ini biasanya menggunakan jumlah kendaraan yang dimiliki, terdiri dari sekian tank atau sekian panser. Misalnya, pada
Batalyon kavaleri di lingkungan Kostrad, satu peleton
kavaleri terdiri atas 3 tank FV 101 Scorpion dan 1 tank Stormer APC. Lebih jauh, tiga peleton membentuk satu kompi, dan akhirnya tiga kompi membentuk satu
Batalyon.
kavaleri terkenal dengan kendaraan yang digunakan di dalam pertempuran yaitu kuda karena
kavaleri merupakan pasukan berkuda di dalam pertempuran aslinya. Mengikut perkembangan zaman, sekarang
kavaleri dibekali oleh kendaraan tempur seperti Tank, Panser, dll
Pembinaan Kesatuan
kavaleri berada dalam lingkup tugas Pussenkav TNI AD yang bertugas menyelenggarakan Pembinaan Fungsi Kesenjataan
kavaleri, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Pengembangbiakan Kuda Militer dilingkungan Angkatan Darat dalam rangka pembinaan kemampuan dan kekuatan kesenjataan
kavaleri serta pembinaan satuan
kavaleri.
Sejarah
Pertempuran di Surabaya pada bulan November 1945 yang melibatkan beberapa pemuda Indonesia diantaranya pemuda Subiantoro yang dikemudian hari menjabat sebagai Danpussenkav. Pada saat itu para pejuang telah menggunakan beberapa Ranpur Panser hasil rampasan dari Jepang, Belanda dan Inggris untuk melawan tentara Sekutu.
Kendaraan tempur hasil rampasan tersebut telah digunakan di beberapa daerah antara lain pada akhir Desember 1949 di Palembang dan awal tahun 1950 di Pulau Jawa dan Medan. Didorong oleh semangat, tekad dan cita-cita yang kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun hanya menggunakan alat peralatan yang serba terbatas, para pemuda menggabungkan Ranpur hasil rampasan perang untuk membentuk organisasi satuan berlapis baja.
Selanjutnya pimpinan Angkatan Darat pada saat itu mengeluarkan Surat Keputusan pembentukan organisasi satuan lapis baja, dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor: 5/KSAD/ PNTP/50 tanggal 9 Februari 1950 tentang pembentukan satuan Berlapis Baja. Untuk pengorganisasinya Panglima Divisi Kolonel Gatot Subroto memerintahkan kepada seorang Staf Divisi atas nama Lettu A.S Hassan untuk membentuk pasukan berlapis baja di Jawa Tengah. Dengan bermodalkan 16 orang personil beserta beberapa Tank dan Panser ex Belanda pada tanggal 4 April 1950, Lettu A.S Hassan berhasil membentuk Pasukan Berlapis Baja di Jawa Tengah dan diresmikan oleh Panglima Divisi III / Diponegoro Kolonel Gatot Subroto. Oleh karena itu maka pada tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari jadi
kavaleri.
Persenjataan
Unsur persenjataan utama Yonkav ada dua macam, yaitu tank dan panser. Ada Yonkav yang persenjataannya khusus panser (Yonkav Panser) atau khusus tank saja (Yonkav Tank), atau gabungan antara keduanya (Yonkav Serbu). Contoh Yonkav yang persenjataannya hanya tank: Yonkav 1/Tank Kostrad. Sedang khusus panser, contohnya Yonkav 7/Panser Khusus Kodam Jaya. Contoh yang gabungan: Yonkav 9/Serbu (Kodam Jaya), Yonkav 4/Serbu (Kodam III/Siliwangi). Meski demikian, Yonkav yang berunsur gabungan panser dan tank adalah bentuk yang paling umum. Selain itu masih terdapat juga satuan
kavaleri lain dalam bentuk kompi
kavaleri yang berdiri sendiri atau juga dalam bentuk detasemen
kavaleri di lingkungan TNI-AD.
Organisasi
Batalyon Kavaleri terdiri dari:
1 Kompi Markas (Ton Angkutan, Ton Kesehatan, Ton Perhubungan)
3 Kompi Kavaleri (Masing-masing kompi terdiri dari 3 Tonkav)
1 Kompi Pemeliharaan.
Dengan dilaksanakannya pengadaan Ranpur MBT, maka Orgas Yonkav akan dibedakan menjadi Orgas Yonkav bagi Satkav yang dilengkapi Ranpur kelas berat/
heavy armoured vehicle/Main Battle Tank (Berat > 40 ton) dengan awak Ranpur Kanon terdiri dari 4 orang personel dan Orgas Yonkav yang dilengkapi dengan Ranpur kelas kelas sedang/medium armoured vehicle (Berat >15 ton sampai <40 ton) dengan awak Ranpur Kanon terdiri dari 3 orang personel
Contoh untuk
Batalyon kavaleri 1/Badak Ceta Cakti milik Divisi 1/Kostrad merupakan salah satu yonkav yang dilengkapi Ranpur kelas berat berupa MBT jenis Leopard 2A4 & Leopard 2RI. Contoh lain
Batalyon kavaleri 2/Turangga Ceta milik Kodam IV/Diponegoro merupakan salah satu yonkav yang dilengkapi ranpur kelas medium-ringan berupa Tank AMX-13 76 & Tank AMX-13 105 Modernization.
Adapula
Batalyon kavaleri yang hanya dilengkapi ranpur jenis panser yaitu
Batalyon kavaleri 7/Pragosa Satya milik Kodam Jaya/Jayakarta.
Perbedaan yonkav tipe berat & medium-ringan selain berat ranpur yaitu penggunaan kaliber pada meriam ranpur. Ranpur dengan kaliber meriam 120mm keatas di katagorikan sebagai meriam untuk ranpur kelas berat. Sedangkan kaliber meriam dibawah 120mm (76mm & 105mm) dikatagorikan sebagai meriam untuk ranpur kelas medium-ringan.
Setelah adanya reorganisasi satuan
kavaleri, maka dibentuk juga Kompi
kavaleri(Kikav) berdiri sendiri dibawah komando langsung panglima kotama. Contoh Kikav 2/JRTR yang dahulu berada dibawah Yonkav 2/Serbu sekarang langsung dibawah Kodam IV/Diponegoro dikarenakan saat ini kompi
kavaleri yang sifatnya berdiri sendiri dilengkapi Ranpur berjenis panser hal ini untuk memudahkan dalam perawatan dan pengorganisasian satuan.
Perbedaan
kavaleri pada Korps Marinir TNI AL mempunyai ciri khas yang berbeda dari
kavaleri TNI AD. Yang mudah dilihat langsung adalah unsur
kavaleri Korps Marinir TNI AL mengunakan Baret Ungu, menyatu dengan unsur Infanteri, Artileri, Zeni dan Bantuan Tempur (Banpur) yang mengunakan warna baret serupa. Dalam struktur Korps Marinir TNI AL, hinga kini dibagi menjadi 2 Resimen
kavaleri (Menkav). Setiap Resimen
kavaleri terdiri dari 3
Batalyon, yakni
Batalyon Tank Amfibi (Tankfib),
Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib), dan
Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Kapa).
Satuan
Referensi
Pranala luar
Batalyon kavaleri