Kecerdasan burung berkaitan dengan definisi
Kecerdasan dan pengukurannya yang berlaku pada
burung. Secara tradisional,
burung telah dianggap lebih rendah dalam
Kecerdasan dibandingkan dengan mamalia, dan istilah yang merendahkan seperti otak
burung telah digunakan bahasa sehari-hari dalam beberapa kebudayaan. Persepsi tersebut tidak lagi dianggap benar secara ilmiah. Kesulitan mendefinisikan atau mengukur
Kecerdasan mahluk hidup selain manusia membuat subjek ini sulit untuk dikaji secara ilmiah. Secara anatomis,
burung memiliki otak yang relatif besar dibandingkan dengan ukuran kepalanya. Indra visual dan pendengaran berkembang dengan baik di sebagian besar spesies, sedangkan indra peraba dan penciuman yang baik hanya berkembang pada beberapa kelompok
burung.
burung bergerak dengan cara terbang dan menggunaan kaki pada sebagian besar spesies. Paruh dan kaki digunakan untuk memanipulasi makanan dan benda-benda lainnya.
burung dapat berkomunikasi menggunakan sinyal visual serta melalui penggunaan panggilan dan nyanyian. Karena itu pengujian
Kecerdasan didasarkan pada mempelajari tanggapan
burung terhadap rangsangan sensorik.
Penelitian
Kecerdasan burung telah dipelajari melalui beberapa atribut dan kemampuan. Banyak studi ini telah di dilakukan pada
burung seperti
burung puyuh, ayam dan merpati yang dipelihara di kandang. Hal ini, bagaimanapun, bidang penelitian cukup terbatas, tidak seperti kera.
burung dalam keluarga gagak dan
burung beo telah menunjukkan untuk hidup secara sosial, membutuhkan jangka waktu perkembangan yang lama, dan memiliki otak depan yang besar, dan dari sini dapat diharapkan kemungkinkan bahwa
burung mampu memiliki kemampuan kognitif yang lebih besar.
= Menghitung
=
Kemampuan menghitung dapat dianggap sebagai bukti
Kecerdasan. Anekdot pada tahun 60-an mengatakan bahwa
burung gagak dapat menghitung sampai 3. Para peneliti tentunya harus berhati-hati dan memastikan bahwa
burung memang memiliki kemampuan menghitung, bukan sekadar dugaan yang akurat. Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Universitas Negeri Moskwa mengemukakan bahwa
burung gagak memang kemungkinan memiliki kemampuan menghitung.
burung beo telah menunjukkan bahwa ia bisa menghitung sampai 6.
burung pecuk yang digunakan oleh para pencari ikan dari Tiongkok yang diberi umpan setelah menangkap delapan ikan telah terbukti mampu menghitung sampai delapan. E.H. Hoh menulis dalam majalah Natural History:
Pada tahun 1970-an, di sungai Li, Pamela Egremont mengamati nelayan yang memperbolehkan
burung-
burung untuk makan setelah menangkap delapan ikan. Ia melaporkan dalam tulisannya pada Biological Journal of the Linnean Society, bahwa setelah kuota tujuh ekor ikan terpenuhi,
burung-
burung tersebut "berkeras tidak mau bergerak lagi sampai cincin di leher mereka di kendurkan. Mereka mengabaikan perintah untuk menyelam dan bahkan menolak dorongan kasar atau ketukan, duduk murung dan tidak bergerak di tempatnya bertengger." Sementara itu,
burung lain yang belum memenuhi kuota mereka terus menangkap ikan seperti biasa. "Kita dipaksa untuk menyimpulkan bahwa
burung-
burung pandai tersebut dapat menghitung sampai tujuh," tulisnya.
Banyak
burung juga dapat mengetahui adanya perubahan jumlah telur dalam sarangnya.
burung parasit Cuculidae sering kali mengetahui untuk membuang satu buah telur dari sarang yang akan dititipinya sebelum meletakkan telurnya sendiri.
= Pembelajaran asosiatif
=
Sinyal visual atau pendengaran dan hubunganya dengan makanan serta manfaat lainnya telah diteliti dengan baik, dan
burung telah dilatih untuk mengenali dan membedakan bentuk kompleks. Hal ini dipercaya merupakan kemampuan penting yang membantu kelangsungan hidup mereka.
= Kemampuan ruang dan waktu
=
Sebuah tes
Kecerdasan yang umum dilakukan adalah tes dengan memberi penghalang kaca antara
burung dan item seperti makanan untuk mengetahui kemampuan
burung memutari kaca tersebut guna mengambil makanan. Kebanyakan mamalia gagal dalam tes ini. Ayam juga gagal dalam tes ini, namun banyak spesies dari keluarga gagak dengan mudah melalui tes ini.
burung pemakan buah-buahan besar di hutan tropis bergantung pada musim berbuah tanaman. Banyak spesies seperti merpati dan rangkong telah terbukti dapat memutuskan daerah mencari makan yang sesuai dengan waktu sepanjang tahun.
burung yang mempunyai kebiasaan menimbun makanan juga telah menunjukkan kemampuan untuk mengingat lokasi persediaan makanan.
burung penghisap nektar seperti kolibri juga mengoptimalkan pencarian makan mereka dengan melacak lokasi bunga yang baik dan buruk. Penelitian yang dilakukan Jays Scrub Barat juga menunjukkan bahwa
burung mungkin dapat merencanakan ke depan. Mereka menyimpan makanan sesuai dengan kebutuhan masa depan dan risiko tidak mampu menemukan makanan pada hari-hari berikutnya.
Banyak
burung mengikuti jadwal waktu yang ketat dalam kegiatan mereka. Hal ini sering bergantung pada isyarat lingkungan.
burung juga sensitif terhadap panjannya waktu siang hari, dan kesadaran ini sangat penting sebagai isyarat khususnya bagi spesies yang bermigrasi. Kemampuan untuk menyesuaikan diri selama migrasi ini dikaitkan dengan keunggulan
burung dalam bidang sensorik, daripada
Kecerdasan.
= Induksi ketukan
=
Penelitian yang dipublikasikan tahun 2008 yang dilakukan pada seekor kakatua eleonora yang diberi nama Snowball menunjukkan tanda bahwa
burung tersebut dapat mengidentifikasi ketukan musik buatan manusia, kemampuan yang dikenal dengan nama induksi ketukan.
= Penggunaan peralatan
=
Banyak
burung telah menunjukkan kemampuannya menggunakan peralatan. Definisi peralatan ini telah menjadi bahan perdebatan. Salah satu usul tentang definisi peralatan telah didefinisikan oleh T. B. Jones dan A. C Kamil tahun 1973 sebagai: Penggunaan benda fisik selain daripada anggota tubuh binatang atau pelengkapnya dengan maksud sebagai sarana untuk meningkatkan pengaruh fisik yang direalisasikan oleh hewan.
Dengan definisi ini, seekor hering berjanggut yang menjatuhkan tulang di atas batu tidak bisa dikatakan menggunakan peralatan karena batu tersebut tidak bisa dikatakan sebagai perpanjangan anggota tubuh. Namun penggunaan batu yang dicapit dengan paruh untuk memecahkan telur
burung unta seperti yang dilakukan oleh
burung hering mesir dapat dikatakan sebagai penggunaan alat. Banyak spesies lain termasuk
burung bayan, corvidae dan kelompok
burung pengicau telah dicatat sebagai
burung yang mampu menggunakan peralatan.
Gagak kaledonia baru telah diamati di alam liar menggunakan tongkat dengan paruh mereka untuk mengambil serangga dari batang kayu.
burung muda di alam liar biasanya mempelajari teknik ini dari induknya, sementara itu seekor gagak laboratorium bernama "Betty" melakukan improvisasi dengan membengkokkan kawat tanpa pengalaman sebelumnya.
Camarhynchus pallidus dari kepulauan galapagos juga menggunakan batang sederhana untuk membantu mendapatkan makanan. Dalam penangkaran, seekor
burung finch muda belajar untuk meniru perilaku ini dengan melihat
burung lain dari kandang yang berdekatan. Gagak di perkotaan Jepang telah melakukan inovasi teknik untuk memecahkan kacang bercangkang keras dengan menjatuhkannya ke penyeberangan jalan dan membiarkannya pecah tergilas oleh mobil. Kemudian mereka mengambil kacang yang sudah pecah saat mobil-mobil berhenti oleh lampu merah.
burung makaw telah menunjukkan kemampuan memanfaatkan tali guna mengambil barang-barang yang biasanya akan sulit untuk mencapai. Kokokan laut menggunakan umpan untuk menangkap ikan.
= Belajar melalui pengamatan
=
Pengujian
Kecerdasan yang dilakukan di laboratorium lebih sering menggunakan penghargaan makanan untuk meningkatkan respon. Namun, kemampuan hewan untuk belajar melalui pengamatan dan peniruan dianggap lebih signifikan. Gagak telah dicatat memiliki kemampuan untuk saling belajar antara satu dengan yang lainnya.
= Anatomi otak
=
Pada awal abad ke 20, para ilmuwan berpendapat bahwa
burung memiliki ganglion basal yang berkembang pesat, dengan struktur otak besar mirip mamalia yang kecil. Penelitian terbaru menolak pandangan ini. Ganglion basal hanya menempati sebagian kecil otak
burung. Sebaliknya, diperkirakan
burung menggunakan bagian lain dari otaknya, medio-rostral neostriatum/hyperstriatum ventrale sebagai pusat
Kecerdasan mereka, dan rasio ukuran otak terhadap tubuh
burung bayan dan gagak sebanding dengan primata yang lebih tinggi.
Penelitian dengan menggunakan
burung tangkaran telah memberikan wawasan mengenai
burung apa yang paling cerdas. Sementara
burung beo memiliki kemampuan meniru ucapan manusia, penelitian dengan bayan abu-abu Afrika telah menunjukkan bahwa beberapa
burung dapat mengasosiasikan kata-kata dengan makna dan bentuk kalimat sederhana. (lihat Alex). Beo dan keluarga corvidae, gagak dianggap
burung yang paling cerdas. Tidak mengherankan, penelitian telah menunjukkan bahwa spesies ini cenderung memiliki HVC terbesar. Dr Harvey J. Karten, seorang neuroscientist di Universitas Kalifornia, San Diego yang telah mempelajari fisiologi
burung, telah menemukan bahwa bagian bawah dari otak
burung menyerupai otak manusia.
= Perilaku sosial
=
Kehidupan sosial telah dianggap sebagai kekuatan pendorong terhadap evolusi intelijensi. Banyak
burung memiliki organisasi sosial. Banyak spesies dari keluarga corvidae terpisah menjadi kelompok-kelompok keluarga kecil untuk kegiatan seperti bersarang dan pertahanan teritorial.
burung-
burung tersebut kemudian berkumpul dalam kawanan besar terdiri dari spesies yang berbeda untuk tujuan migrasi. Beberapa
burung menggunakan kerja sama tim saat berburu.
burung predator yang berburu berpasangan telah diamati menggunakan teknik "umpan dan beralih", dimana salah satu
burung akan mengalihkan perhatian mangsanya sementara yang lainnya menyambar untuk membunuh.
Perilaku sosial memerlukan identifikasi individu, dan kebanyakan
burung tampaknya mampu mengenali pasangan, saudara dan anak. Perilaku lain seperti bermain dan kerjasama dalam berkembang biak juga dianggap indikator
Kecerdasan.
Ketika gagak sedang berburu makanan, mereka tampaknya sensitif dengan memperhatikan siapa yang mengawasi mereka menyembunyikan makanan. Mereka juga mencuri makanan tangkap
burung lain.
Pada beberapa cikrakperi seperti cikrakperi agung dan cikrakperi punggung merah
burung jantan memetik mahkota bunga dalam warna yang kontras dengan bulu perkawinan mereka dan menunjukkannya kepada
burung lain dalam spesies mereka, yang akan mengakui, memeriksa dan kadang-kadang memanipulasi kelopaknya.
Fungsi ini tampaknya tidak berhubungan dengan aktivitas seksual atau agresifitas jangka pendek dan menenngah sesudahnya, meskipun fungsi ini rupanya bukan agresifitas dan kemungkinan besar seksual.
= Bahasa
=
burung berkomunikasi dengan kawanannya dengan nyanyian, panggilan, dan bahasa tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa nyanyian tetitorial yang rumit dari beberapa jenis
burung harus dipelajari sejak usia muda, dan bahwa ingatan akan nyanyian tersebut akan dipakai oleh
burung tersebut sepanjang hidupnya. Beberapa spesies
burung dapat berkomunikasi dalam berbagai dialek. Sebagai contoh, philesturnus carunculatus Selandia Baru akan belajar lagu dari "dialek" marga yang berbeda dalam spesies mereka sendiri, sama seperti manusia dapat mempelajari beberapa dialek dari daerah yang berbeda. Saat
burung jantan penguasa suatu daerah mati, seekor jantan muda akan segera mengambil alih daerah tersebut, bernyanyi untuk mencari pasangan dalam dialek yang sesuai dengan daerah tersebut.
Penelitian terakhir mengindikasikan bahwa beberapa
burung memiliki kemampuan memahami struktur gramatikal.
= Kemampuan konseptual
=
Bukti bahwa
burung dapat membentuk konsep-konsep abstrak seperti "sama lawan berbeda" telah ditunjukkan oleh Alex, bayan abu-abu Afrika. Alex dilatih oleh psikolog hewan Irene Pepperberg untuk menyebutkan lebih dari 100 benda dengan warna dan bentuk yang berbeda dan yang terbuat dari bahan yang berbeda. Alex juga bisa meminta atau menolak benda-benda ('Saya ingin X') dan mengkuantifikasi jumlah benda tersebut.
burung makaw telah terbukti memahami konsep "kiri" dan "kanan."
= Objek tetap
=
burung makaw telah dibuktikan untuk sepenuhnya memahami konsep ketetapan suatu benda dalam usia muda. Mereka bahkan akan menyangkal "Kesalahan A-bukan-B". Jika mereka ditunjukkan benda, terutama benda yang sudah mereka kenali - mereka akan mencari secara logis dimana benda itu mungkin ditempatkan. Sebuah tes untuk YouTube dilakukan sebagai berikut: seekor macaw ditunjukkan sebuah benda, benda tersebut kemudian disembunyikan di belakang punggung pelatih dan ditempatkan dalam sebuah wadah. Wadah tempat benda tadi diletakkan bersama dengan wadah lain dan beberapa objek, diletakkan tersebar di atas meja secara bersamaan tanpa sepengetahuan
burung. Wadah khusus tempat benda tadi disimpan tanpa sepengetahuan
burung merupakan objek yang belum pernah diamati oleh
burung itu sebelumnya.
burung tadi mencari benda itu, kemudian mencari di beberapa wadah lain, kemudian kembali untuk membuka wadah yang tepat. Hal ini menunjukkan pengetahuan dan kemampuan
burung dalam mencari benda.
= Teori pikiran
=
Penelitian pada kirik-kirik hijau (Merops orientalis) menunjukkan bahwa
burung kemungkinan dapat melihat dari sudut pandang predator. Gagak leher cokelat (Corvus ruficollis) telah diamati berburu kadal melakukan kerja sama yang kompleks dengan gagak lainnya, menunjukkan pemahaman yang baik tentang perilaku mangsa. Aphelocoma californica menyembunyikan persediaan makanan dan kemudian akan kembali menyembunyikan makanan itu jika ada
burung lain yang melihatnya, tetapi ia melakukan itu hanya jika persediaan makanannya pernah dicuri sebelumnya. Hal ini dapat dianggap sebagai teori pikiran, walaupun bisa jadi ada penjelasan lain dalam tingkat yang lebih rendah. Kemampuan untuk melihat dari sudut pandang individu lain sebelumnya hanya dikaitkan dengan hominid dan kadang-kadang gajah. Kemampuan tersebut membentuk dasar rasa empati.
Lihat juga
Penglihatan
burung
Anatomi
burung
Referensi
Pranala luar
(Inggris) An overview of the brain at the Life of Birds website, pbs.org
(Inggris) The anatomy of a bird brain, earthlife.net