Kematian Dale Earnhardt adalah salah satu peristiwa yang terjadi saat lomba Daytona 500 2001 di sirkuit oval Daytona International Speedway.
Ia tewas dalam tabrakan putaran final di Daytona 500 di Daytona International Speedway pada tanggal 18 Februari 2001, ketika ia menabrak dinding pembatas setelah bersentuhan dengan Sterling Marlin sebelum kemudian ditabrak oleh Ken Schrader.
Kematian Earnhardt secara resmi diumumkan di dekat Pusat Halifax Medis pada pukul 05:16 EST (21:16 UTC). Ia berumur 49 tahun saat terlibat kecelakaan fatal tersebut. Pemakamannya dilaksanakan empat hari kemudian di Gereja Kalvari di Charlotte, North Carolina.
Setelah
Kematian Earnhardt ini, NASCAR memulai fokus dengan intensif pada peningkatan standar keselamatan dengan fokus di area kepala dan leher dan juga mengawasi pemasangan SAFER Barrier untuk semua trek oval. NASCAR juga menetapkan aturan pemeriksaan baru yang amat ketat untuk kursi dan sabuk pengaman, mengembangkan sistem cara keluar pembalap dari kokpit ketika terjadi insiden, dan Car of Tomorrow, yang akhirnya mengarah pada pengembangan mobil balap generasi berikutnya dengan diprioritaskan ke keselamatan pengemudi.
Earnhardt adalah pembalap keempat yang tewas selama kompetisi NASCAR dalam waktu satu tahun, dimulai dengan kecelakaan Adam Petty pada Mei 2000. Sejak
Kematian Earnhardt, tidak ada lagi pembalap Seri Piala yang meninggal selama kompetisi sampai saat ini.
Kronologi kejadian
Lomba Daytona 500 merupakan acara puncak dari rangkaian Speedweek yang menjadi tradisi pembuka musim NASCAR Seri Piala. Di lomba ini
Earnhardt start dari posisi 7. Di pagi hari jelang lomba berlangsung ia tampak percaya diri dan tenang dalam menghadapi lomba. Pemenang lomba Daytona 500 edisi 1998 ini mampu maju ke barisan depan saat lomba berlangsung. Ia memimpin sebanyak 17 lap dan hanya dua caution terjadi di sepertiga awal lomba yaitu insiden Jeff Purvis di lap 49 dan insiden Kurt Busch di lap 157.
Jelang sepertiga akhir lomba tepatnya di lap 173,
Earnhardt berada di posisi 3. Di depannya dua mobil dari tim
Dale Earnhardt Inc. (DEI) yang dikelola oleh Teresa
Earnhardt, sang istri, saling berebut memimpin lomba yaitu mobil #15 Michael Waltrip dan mobil #8 yang dikendarai putranya sendiri
Dale Jr. Di lap itu juga terjadi insiden Big One yang lantas memakan 19 mobil. Restart dilakukan di lap 180 dan sebelumnya
Earnhardt sempat berkomunikasi dengan Andy Pilgrim, salah satu krunya mengenai saran dan strategi yang harus dilakukan. Komunikasi ini konon jadi komunikasi terakhir
Earnhardt di lomba tersebut.
Lomba dimulai lagi usai lap 180, Sterling Marlin kembali lakukan aksi slingshot dan merebut pimpinan lomba tapi hanya bertahan 3 lap saja sebelum diambil alih lagi Michael Waltrip dan
Dale Jr. Lap demi lap berlalu hingga akhirnya tibalah lap terakhir.
Earnhardt tampaknya sudah cukup senang melihat dua rekannya berebut kemenangan di Daytona 500 2001 sehingga ia memilih untuk mencoba memblok Sterling Marlin. Rusty Wallace dan Ken Schrader ikut meramaikan perebutan kemenangan di lap terakhir sampai area Turn 3.
Insiden yang tidak diinginkan pun terjadi di Turn 4,
Earnhardt saling bersenggolan dengan Marlin dan kehilangan kontrol mobil. Ia lantas coba menyeimbangkan namun alur jalurnya tepat berada di depan Schrader yang pada akhirnya keduanya saling bertabrakan sampai akhirnya menghajar tembok pembatas dalam kecepatan sekitar 249 sampai 257 km/j. Setelah tabrakan terjadi, hood penutup kap mesin mobil
Earnhardt terbuka dan mengenai kaca depan mobil. Waltrip dan
Dale Jr. masuk finis di urutan 1-2. Schrader mampu keluar dari mobilnya dan langsung mengecek keadaan
Earnhardt. Mendapati
Earnhardt dalam keadaan tidak sadar, ia lantas panik memanggil tim medis. Dalam hasil akhir lomba meskipun
Earnhardt dan Schrader tidak masuk finis, keduanya dinyatakan menduduki posisi 12 dan 13.
Di garis finis,
Dale Jr. yang ikut panik melihat kecelakaan ayahnya langsung berlari menuju lokasi kecelakaan.
Earnhardt dilarikan ke rumah sakit terdekat ke Halifax Medical Center. Upaya untuk menghidupkan kembali
Earnhardt gagal dan kematiannya secara resmi diumumkan pada pukul 17:16 EST (21:16 UTC). Penyebab resmi
Kematian Earnhardt ini diberikan oleh kantor pemeriksa medis Volusia County sebagai dampak trauma tumpul ke kepalanya ditambah cedera lainnya.
Earnhardt juga menderita patah tulang tengkorak basilar fatal akibat insiden tersebut.
Kurang dari dua jam setelah kecelakaan itu, presiden NASCAR Mike Helton mengumumkan
Kematian Earnhardt secara resmi. ‘Sebuah penyelidikan kemudian mengungkapkan bahwa mobil
Earnhardt menghantam dinding penahan beton pada sudut kemiringan (sudut kendaraan diukur dari dinding muka ke garis pusat titik dampak mobil) antara 55-59°, dikombinasikan dengan sudut lintasan 13,6° (jalur kendaraan yang mendekat dinding) dan kecepatan diperkirakan antara 157 sampai 161 mph (253 sampai 259 km / jam).
Earnhardt mengalami dorongan kecelakaan sekitar 80 milidetik dalam durasi. Hasil dari insiden
Earnhardt saat menghantam dinding dan dampak dari mobil Schrader yang dikombinasikan menghasilkan perubahan dalam kecepatan sekitar 42-44 mph (68-71 km / jam). Gaya yang diberikan adalah setara dengan penurunan vertikal dari ketinggian 61,8 kaki (18,8 m). Kemudian pengujian kereta luncur dari sebuah kendaraan eksemplar menghasilkan gaya g-force mulai dari -68 ke -48 g, tergantung pada metode pengukuran variasi.
Paska kejadian
Kematian Earnhardt mengundang perhatian yang amat besar tidak hanya dari AS saja melainkan dari seluruh dunia. Media AS menyebut insiden Daytona 500 2001 sebagai "Black Sunday". Pembahasan kecelakaan
Earnhardt juga masuk dan jadi topik utama dalam majalah Time saat itu. Hampir semua saluran TV AS memutar video lomba dan insiden
Earnhardt di akhir lomba Daytona 500.
Layanan publik untuk penghormatan terakhir untuk pemakaman
Earnhardt diadakan pada 22 Februari 2001 di Gereja Kalvari di Charlotte, North Carolina. Kematiannya menyebabkan NASCAR mengubah kebijakan soal pengumuman detail insiden. Bekerjasama dengan tim kepolisian, NASCAR secara rutin mengumumkan hampir setiap detail dari hasil penyelidikan.
Beberapa hari setelah kecelakaan, Sterling Marlin menerima surat kebencian dan ancaman pembunuhan dari fans yang menyalahkannya atas
Kematian Earnhardt ini.
Dale Jr. lantas turun tangan untuk menyelesaikan hal ini dan meminta semua orang yang mencintai ayahnya untuk berhenti menyalahkan Marlin sebagai penyebab kecelakaan yang menewaskan ayahnya.
Selang satu minggu setelah kecelakaan itu, Bill Simpson, pemilik perusahaan -Simpson Performance Products- yang membuat perangkat keamanan sabuk pengaman untuk mobil
Earnhardt, juga melaporkan bahwa ia juga menerima ancaman pembunuhan dari fans yang marah. Ketika ditanya tentang hal ini, Darrell Waltrip menyatakan bahwa "NASCAR adalah olahraga emosi dan bahwa semua fans amat mencintai pembalap yang mereka dukung jadi ketika sesuatu seperti ini terjadi, hubungan emosional yang erat ke pembalap membuat Anda ingin menyalahkan seseorang dan bahwa seseorang harus terlibat dan sayangnya menyalahkan orang belum tentu tepat dan malah akan jadi sebuah kesalahan besar bagi setiap fans."
Dampak dari
Kematian Earnhardt, tim Richard Childress Racing lantas menarik masuk Kevin Harvick untuk membalap di kursi yang ditinggalkan
Earnhardt. Nomor #3 yang biasa dipakai
Earnhardt digantikan dengan nomor #29 untuk dipakai Harvick. Nomor #3 lantas muncul lagi di Seri Piala di musim 2014 untuk Austin Dillon.
Earnhardt jadi pembalap keempat yang tewas dalam insiden di periode 2000-2001. Melihat hal ini NASCAR bergerak cepat melakukan beberapa perubahan untuk standar keamanan diantaranya pemakaian sabuk pengaman enam titik, pemakaian HANS (Head and Neck Support), upgrade fasilitas keamanan sirkuit dengan instalasi SAFER Barrier (soft wall) dan pemakaian helm full face (
Earnhardt jadi pembalap terakhir yang mengenakan helm semi full face ala pereli WRC).
Dalam hal perbaikan keamanan mobil, NASCAR lantas mengembangkan mobil Car of Tomorrow yang mulai di uji coba di musim 2007. Mobil CoT ini lantas di upgrade lagi menjadi mobil Gen-6 yang dipakai sejak musim 2013 sampai saat ini.
Dale Earnhardt menjadi pembalap terakhir Seri Piala yang meninggal sampai saat ini. Kematiannya membuat beberapa pembalap diantaranya Eddie Cheever menyamakannya dengan sosok Ayrton Senna dari ajang F1 yang juga meninggal secara tragis akibat kecelakaan di lomba GP San Marino 1994.
Brad Keselowski kemudian membandingkan
Kematian Earnhardt dengan
Kematian Ayrton Senna. Keselowski, yang saat itu berusia 10 tahun ketika legenda Formula 1 Brasil meninggal dunia dalam kecelakaan fatal di Putaran ke-7 Grand Prix San Marino 1994 di Autodromo Enzo e Dino Ferrari di Imola, Italia, mengatakan, "Bagi saya pribadi (
Kematian Senna) banyak mengingatkan saya ketika
Dale Earnhardt meninggal dalam arti semacam suasana hati dan suasana umum dalam rumah tangga keluarga saya sendiri. Ayah dan saudara lelaki saya biasanya bangun pagi-pagi dan menonton balapan Formula Satu dan saya baru berusia sembilan atau 10 tahun tapi aku ingat ayahku penggemar berat Senna, dan aku bisa ingat bahwa dia bukan tipe pemandu sorak yang keras, tapi aku bisa mengingatnya lebih dari itu daripada apa pun yang pernah kulihat, yang selalu unik bagiku. Saya hanya ingat nada suram dalam rumah tangga." Winston Select 500 berlangsung di Talladega pada hari yang sama dengan Grand Prix, dan ketika
Earnhardt menang, dia telah membayar upeti kepada Senna dari Victory Lane.
Lihat pula
Kematian Ayrton Senna – Kejadian kecelakaan balap mobil yang hampir serupa dengan
Dale Sr. yang terjadi dalam Grand Prix San Marino 1994
Blink of an Eye, film dokumenter tahun 2019
Referensi
Pranala luar
NASCAR's official report on the accident Diarsipkan 2007-02-12 di Wayback Machine.