Kepunahan Holosen (kadang-kadang disebut
Kepunahan massal keenam atau
Kepunahan antroposen) adalah istilah yang dipakai untuk merujuk pada peristiwa
Kepunahan massal yang mulai terjadi pada masa
Holosen (sejak tahun 10.000 SM hingga sekarang). Ada banyak spesies flora dan fauna yang punah, dan sebagian besar habitatnya berada di hutan hujan. 875
Kepunahan telah tercatat oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources dari tahun 1500 hingga 2009. Namun, sebagian besar
Kepunahan tidak tercatat sejarah. Menurut teori spesies-wilayah, tingkat
Kepunahan saat ini kira-kira sebesar 140.000 spesies per tahun.
Dalam artian luas, istilah
Kepunahan Holosen juga meliputi punahnya megafauna yang dimulai sekitar 11.500 tahun yang lalu karena perubahan iklim pada akhir zaman es.
Kepunahan tersebut juga dikaitkan oleh aktivitas manusia dan kadang-kadang disebut peristiwa
Kepunahan Kuartener atau
Kepunahan zaman es. Namun,
Kepunahan Holosen masih berlanjut hingga abad ke-21.
Ilmuwan masih berdebat perihal definisi, parameter dan hipotesis yang menyangkut
Kepunahan massal ini. Tidak ada kesepakatan umum mengenai
Kepunahan Holosen ini, entah apakah itu merupakan peristiwa
Kepunahan yang berbeda atau merupakan bagian dari peristiwa
Kepunahan Kuartener atau hanya serangkaian
Kepunahan alami yang biasa terjadi karena seleksi alam. Bahkan beberapa di antara mereka hanya menyalahkan perubahan iklim sebagai dalang
Kepunahan. Namun, secara keseluruhan dapat kita tarik garis kesimpulan bahwa
Kepunahan Holosen ini diakibatkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Bukti Sejarah
Tetapi memang penelitian terkini menunjukkan bahwa tingkat
Kepunahan terus meningkat. Beberapa catatan sejarah yang bisa digunakan sebagai bukti kuat yang mendukung hipotesis jika manusia benar-benar bertanggung jawab sebagai pelaku utama antara lain.
= Kepunahan Megafauna Australia
=
Kepunahan Diprotodon dan megafauna Australia lainnya seperti Thylacoleo, Protemnodon, Procoptodon, Dromornis dan banyak lainnya, mereka lenyap tepat ketika manusia mulai bermigrasi ke benua tersebut sekitar 45.000 tahun silam.
= Keberadaan Fauna Laut
=
Tidak ada catatan sejarah maupun bukti arkeologis yang menunjukkan terjadinya
Kepunahan besar-besaran pada biota di lautan sekitar 45.000 tahun yang lalu. Jika benar
Kepunahan massal keenam ini terjadi karena perubahan iklim, maka seharusnya ekosistem laut adalah pihak yang paling terkena dampaknya. Pada masa itu, teknologi pelayaran dan bahari manusia belum terlalu maju untuk bisa mengeksploitasi lautan, ini menjadi penjelasan yang logis kenapa biota laut selamat dari
Kepunahan.
= Kepunahan Megafauna Selandia Baru
=
Megafauna di Selandia Baru adalah salah satu dari beberapa yang beruntung karena berhasil bertahan melalui zaman es dan perubahan iklim yang terjadi 45.000 tahun yang lalu, mereka adalah elang haast dan burung moa. Tetapi tetap saja punah beberapa abad setelah kedatangan manusia (bangsa Maori) sekitar 800 tahun yang lalu.
= Kepunahan Mamut di Pulau Wrangel
=
Pulau Wrangel adalah pulau kecil di wilayah kutub utara dekat dengan lingkar arktik, yang menjadi habitat populasi Mamut terakhir setelah punah dari daratan utama sekitar 10.000 tahun yang lalu. Berdasarkan penanggalan karbon dan catatan fosil yang ditemukan, mamut di Pulau Wrangel terakhir kali tercatat punah sekitar 4.000 tahun yang lalu saat pemukiman manusia ada di pulau tersebut.
= Kepunahan Megafauna Amerika
=
Manusia (Homo sapiens) adalah spesies pertama dan satu-satunya dari genus Homo yang berhasil mencapai Benua Amerika, melalui jembatan darat Beringia (membuat Siberia terhubung dengan Alaska melalui jalur darat) yang terbentuk saat zaman es dan turunnya permukaan air laut sekitar 16.000 tahun yang lalu. Saat manusia menjamah benua baru, fauna-fauna besar terkenal seperti Mastodon, Mamut kolumbia, Glyptodon, Megatherium, Camelops (Unta Amerika) dan Smilodon semuanya lenyap tak bersisa.
Catatan kaki
Pranala luar
World facing 'extinction crisis' Diarsipkan 2021-02-19 di Wayback Machine. by Margaret Munro, Postmedia News October 27, 2010
Species Selection Maintains Self-Incompatibility by Goldberg et al. Science 22 October 2010: 493-49
The extinction risk for birds, mammals and amphibian by Ariel Zirulnick in The Christian Science Monitor
2010 may be the worst year ever for coral death in the Caribbean Science 22 October 2010:Vol. 330. no. 6003, p. 437
Early Warning for Endangered Species? Diarsipkan 2013-05-23 di Wayback Machine. by Erik Stokstad on 8 September 2010
Climate Change Causing Lizards to 'Wink Out of Existence' Diarsipkan 2013-05-14 di Wayback Machine. by Michael Price on 13 May 2010 Science (journal)
"NATIONAL SURVEY REVEALS BIODIVERSITY CRISIS - SCIENTIFIC EXPERTS BELIEVE WE ARE IN MIDST OF FASTEST MASS EXTINCTION IN EARTH'S HISTORY". Diakses tanggal 2008-08-03.
"An Interview with Dr. Peter Raven, director of the Missouri Botanical Garden". Diakses tanggal 2008-08-03.
"Mass Extinction underway". This web sitesiapa?], updated regularlybutuh rujukan] , provides many hundreds of links to articles in scientific journals and major news media about the current anthropogenic mass extinction. Diakses tanggal 2010-09-05.
Firestone RB, West A, Kennett JP; et al. (2007). "Evidence for an extraterrestrial impact 12,900 years ago that contributed to the megafaunal extinctions and the Younger Dryas cooling". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 104 (41): 16016–21. doi:10.1073/pnas.0706977104. PMC 1994902 . PMID 17901202. Pemeliharaan CS1: Penggunaan et al. yang eksplisit (link) Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)