- Source: Kertas manila
Kertas Manila adalah jenis kertas yang relatif murah, umumnya dibuat melalui proses yang kurang halus dibandingkan jenis kertas lainnya, dan biasanya dibuat dari serat kayu semi-berwarna. Jenis kertas ini sama kuatnya dengan kertas kraft, memiliki kualitas cetak yang lebih baik, dan memiliki retensi pigmen yang lebih kuat. Kertas manila berwarna mengkilap dan serat kertasnya biasanya terlihat dengan mata telanjang.
Kertas manila paling sering digunakan untuk membuat map berkas dan amplop, biasanya disebut stopmap Manila atau amplop Manila. Beberapa sekolah mode dan orang-orang di industri mode seringkali menggunakan gulungan besar Manila untuk membuat pola pakaian akhir. Karena kertas ini umumnya tidak mahal, kertas ini biasanya diberikan kepada anak-anak untuk membuat karya seni.
Kertas Manila awalnya terbuat dari tali rami Manila tua yang banyak digunakan di kapal untuk menggantikan rami asli. Seratnya terbuat dari rami Manila (juga disebut abacá), serat ini dihasilkan dari tumbuhan Musa textilis, yang tumbuh di Filipina; yang juga menjadi asal-muasal dari nama kertas ini. Abaca termasuk jenis serat yang sangat kuat, saat ini digunakan sebagai bahan dasar kertas khusus seperti tisu kantong teh. Kertas ini juga sangat mahal, beberapa kali lebih mahal daripada bubur kayu, oleh karena itu kertas Manila yang dijual di pasaran kadang-kadang tidak benar-benar terbuat dari serat manila meskipun masih dinamai "kertas manila". Beberapa produsen kertas juga mungkin mencampurnya dengan serat daur ulang lain. Map yang terbuat dari rami Manila asli bisanya akan jauh lebih keras dan tahan lama daripada map berkas dari bahan kertas lain.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Kertas manila
- Kertas saring
- Manila (disambiguasi)
- Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara
- Majapahit
- Alexander Andries Maramis
- Benigno Aquino Jr.
- Pisang abaka
- Peso Filipina
- Klub tari telanjang
- Manila conflict (1769)
- Omar Ali Saifuddin I
- John Iremil Teodoro
- Tausūg people
- Diponegoro University
- Military of the Bruneian Sultanate
- Luhut Binsar Pandjaitan
- History of Asian art
- Majapahit
- Sjafruddin Prawiranegara