Keruntuhan koloni lebah adalah fenomena di mana
lebah pekerja pada
koloni lebah dari spesies Apis mellifera menghilang atau mati. Kejadian ini telah terjadi dalam sejarah apikultur di Eropa dan dikenal dengan berbagai nama seperti disappearing disease, spring dwindle, May disease, autumn collapse, dan fall dwindle disease. Fenomena ini dinamai colony collapse disorder pada akhir tahun 2006 karena terjadi peningkatan runtuhnya
koloni lebah di Amerika Utara. Fenomena yang sama terjadi di Belgia, Prancis, Belanda, Yunani, Italia, Portugal, Spanyol, dan Irlandia Utara. Kasus yang lebih ringan terjadi di Swiss dan Jerman.
Keruntuhan koloni lebah merupakan masalah ekonomi yang signifikan karena
lebah merupakan salah satu polinator tanaman pertanian yang menjadi komoditas perdagangan penting Eropa. Berdasarkan data FAO, kontribusi penyerbukan oleh
lebah di seluruh dunia mencapai 200 miliar USD pada tahun 2005. Kelangkaan
lebah telah menyebabkan meningkatnya biaya produksi tanaman pangan karena petani harus menyewa atau membawa polinator dari tempat lain.
Keruntuhan koloni lebah sepanjang sejarah telah terjadi karena berbagai hal, diantaranya karena penggunaan pestisida neonikotinoida, infeksi tungau Varroa dan Acarapis, malagizi, patogen, genetika, imunodefisiensi, pengrusakan habitat, perubahan pola pemeliharaan
lebah, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Neonicotinoida terbukti menjadi penyebab runtuhnya
koloni lebah sehingga dibutuhkan alternatif pestisida yang tidak menyebabkan dampak tersebut.
Referensi