Kesadaran merek (bahasa Inggris: brand awareness) adalah kesanggupan calon pembeli mengenali, mengingat kembali suatu
merek sebagai bagian dari suatu kategori produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat
Kesadaran merek yang dimiliki konsumen terhadap suatu
merek, kian besar pula potensi
merek tersebut dibeli dan digunakan konsumen.
Selama bertahun-tahun, banyak perusahaan telah menggunakan strategi periklanan dan pemasaran yang telah meningkatkan
Kesadaran merek di kalangan konsumen, dan secara langsung diterjemahkan ke dalam penjualan yang lebih tinggi.
Tingkatan
Kesadaran merek secara berurutan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi sebagai berikut:
a. Tidak Menyadari
merek (Unware of Brand)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida
Kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu
merek.
b. Pengenalan
merek (Brand Recognition)
Tingkat minimal dari
Kesadaran merek. Hal ini penting pada saat pembeli memilih suatu
merek pada saat melakukan Penggunaan jasa.
c. Pengingatan Kembali Terhadap
merek (Brand Recall)
Pengingatan kembali terhadap
merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan
merek tertentu dalam suatu kelas produk.
d. Puncak Pikiran (Top of Mind).
Apabila seseorang bertanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan ia dapat menyebutkan suatu nama
merek, maka
merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran.
Kesadaran merek terdiri dari dua komponen, ingatan
merek (brand recall) dan pengenalan
merek (brand recognition). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kedua komponen ini beroperasi dengan cara yang berbeda dimana ingatan
merek dikaitkan dengan pengambilan memori, sementara pengenalan
merek melibatkan pengenalan objek. Ingatan
merek dan pengenalan
merek memainkan peran penting dalam proses keputusan pembelian konsumen serta dalam komunikasi pemasaran.
Kesadaran merek berkorelasi erat dengan keputusan pembelian. Konsumen diyakini memiliki antara tiga dan tujuh
merek dalam pertimbangan di berbagai kategori produk. Konsumen biasanya membeli salah satu dari tiga
merek teratas dalam pertimbangan karena mereka hanya membeli
merek-
merek yang dikenal dan sudah mapan.
Di dunia di mana konsumen mengandalkan penelitian ekstensif dan pendapat orang lain sebelum melakukan pembelian, kepercayaan
merek adalah segalanya. Setelah konsumen terikat dengan sebuah
merek, mereka cenderung melakukan pembelian berulang dengan sedikit atau tanpa pemikiran sebelumnya — yang kemudian menjembatani kesenjangan antara kepercayaan dan loyalitas.
merek memiliki fungsi yang memberikan berbagai manfaat bagi produsen, termasuk:
1. Sebagai sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian, sediaan dan pencataan akuntansi.
2. Untuk proteksi terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
3. Sebagai signal tingkat kualitas, bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan muda untuk memilih dan membelinya lagi di lain waktu
4. Sebagai sarana menciptakan asosiasi dan makna yang unik yang membedakan produk dari pesaing.
5. Sebagai sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam
benak konsumen.
6. Sebagai sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Referensi