Kinarut adalah sebuah kota madya di negara bagian Sabah, Malaysia yang jaraknya sekitar 20 km sebelah selatan Kota Kinabalu.
Kinarut berada di bawah administrasi Distrik Papar.
Etimologi
Terdapat beberapa teori mengenai asal mula nama '
Kinarut' ini muncul. Salah satunya ialah nama tersebut merupakan sebuah jalan yang dahulu bernama China Road. Hal ini mengacu pada jalan yang biasa digunakan pedagang Tionghoa kala itu. Selain itu, teori lain mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari kata dalam bahasa Dusun, yakni 'kinorut' yang bermakna memotong dengan pisau.
Sejarah
Mulanya
Kinarut merupakan bagian dari Kesultanan Brunei.
Kinarut pernah digunakan sebagai pangkalan oleh Sultan Abdul Hakkul Mubin setelah meninggalkan Pulau Chermin ketika berlangsungnya Perang Sipil Brunei pada abad ke-17. Pangkalan yang dibuat itu terletak pada tempat yang strategis yang dilindungi oleh dua sungai. Sultan Abdul Hakkul Mubin menetap selama 10 tahun sebagai Sultan
Kinarut selagi insiden pembajakan di laut sekitarnya menurun secara signifikan. Dan ia pun mendapat bantuan dari orang Bajau dan Dusun untuk melawan serangan dari Sultan Muhyidin.
Demografi
Berdasarkan sensus terakhir, penduduk
Kinarut berjumlah 18.029 jiwa dan sebagian besar terdiri dari orang Melayu, Kadazan-Dusun, dan sejumlah besar orang Bajau serta orang Tionghoa. Selain itu, terdapat pula sebuah pemukiman luas pengungsi asal Filipina di
Kinarut. Akibatnya, telah dilaporkan bahwa terjadi ketegangan etnis terhadap penduduk setempat.
Pariwisata
Kinarut Mansion atau Rumah Besar
Kinarut merupakan salah satu dari beberapa rumah batu yang masih tersisa keberadaaanya di Sabah. Situs ini kemudian dimasukkan ke dalam daftar situs-situs bersejarah di Sabah pada 22 Agustus 1994.
Arsitektur historis
Kinarut berada di pantai barat Sabah yang perkembangan sejarahnya dimulai dari tahun 1910 hingga 1930 kemudian masih dilestarikan di beberapa bagian hingga saat ini. Bagian-bagian tersebut, di antaranya:
deretan sepuluh toko atau ruko di seberang stasiun kereta api yang dibangun antara tahun 1910 dan 1920;
pada sisi berikutnya dari sepuluh toko tersebut, kemudian dibangun sedikit yang melanjutkan deretan pertama ke arah barat daya; dan
sebuah sekolah dasar Tionghoa, gedung administrasi dan kuil Tionghoa, dan Kuil Buddha Tien Nam Shi juga dibangun di sekitar toko-toko tersebut.
Referensi
Daftar pustaka
Tregonning, K. G. 1965. A History Of Modern Sabah (North Borneo 1881-1963). ed. II. Kuala Lumpur: University of Malaya Press
Rutter, Owen. 1922.British North Borneo - An Account of its History, Ressources and Native Tribes. London: Constable & Company Ltd
Treacher, W. H. 1891.British Borneo - Sketches of Brunai, Sarawak, Labuan and North Borneo. Singapura: Government Print Department