- Source: Koi... Mil Gaya
- Koi... Mil Gaya
- Koi Mil Gaya (Lagu)
- Daftar penghargaan dan nominasi yang diterima oleh Koi... Mil Gaya
- Rakesh Roshan
- Hrithik Roshan
- Anuj Pandit Sharma
- Rajat Bedi
- J Bole Toh Jadoo
- Krrish (waralaba)
- Penghargaan Film Nasional untuk Film Terbaik tentang Masalah Sosial Lainnya
- Koi... Mil Gaya
- Krrish (franchise)
- Krrish
- Koi... Mil Gaya (soundtrack)
- Krrish 3
- List of awards and nominations received by Hrithik Roshan
- 49th Filmfare Awards
- Rakesh Roshan
- Anuj Pandit Sharma
- Hrithik Roshan
Expend4bles (2023)
Atlantis: Milo’s Return (2003)
Milk (2024)
The Three Musketeers: Milady (2023)
Million Dollar Baby (2004)
How to Make Millions Before Grandma Dies (2024)
Mission: Impossible – Ghost Protocol (2011)
John Carter (2012)
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017)
Taken 2 (2012)
Taken 3 (2014)
Murder Mystery (2019)
The Return of the Living Dead (1985)
Triple Frontier (2019)
Forever (2023)
No More Posts Available.
No more pages to load.
Koi... Mil Gaya (bahasa Indonesia: Aku... Menemukan Seseorang) adalah sebuah film fiksi ilmiah berbahasa Hindi India tahun 2003 yang disutradarai, ditulis, dan diproduseri oleh Rakesh Roshan. Film tersebut menampilkan Hrithik Roshan sebagai Rohit, seorang laki-laki dengan kecacatan perkembangan yang melakukan kontak dengan alien setelah memain-mainkan komputer ayahnya.
Pengembangannya dimulai pada Juni 2001, ketika Rakesh mengumumkan film tersebut di Penghargaan IIFA ke-2. James Colmer dan Rocky Star dipekerjakan sebagai perancang kostum, sementara pengarahan seni dan penggubahan musiknya masing-masing ditangani oleh Sharmishta Roy dan Rajesh Roshan. Film tersebut menandai kolaborasi kedua antara Rakesh dengan anaknya Hrithik, setelah Kaho Naa... Pyaar Hai (2000). Pengambilan gambar utama—dikerjakan oleh Ravi K. Chandran dan Sameer Arya—dilakukan antara November 2001 dan Maret 2003, dengan mengambil beberapa tempat di India, Kanada, dan Selandia Baru. Setelah selesai, Sanjay Verma ditugaskan sebagai penyunting, dengan Marc Klobe dan Craig A. Mumma membuat efek visualnya.
Koi... Mil Gaya dirilis pada 8 Agustus 2003, dan menjadi film pertama dalam seri film Krrish. Film tersebut meraih ulasan positif para kritikus, yang kebanyakan mengarah pada penampilan Hrithik. Film tersebut membahas tema makhluk ekstraterestrial, autisme, dan disabilitas intelektual. Dibuat dengan anggaran sebesar ₹250–300 juta, Koi... Mil Gaya menghasilkan keuntungan sebesar ₹823,1 juta dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi kedua pada tahun tersebut. Film tersebut meraih beberapa penghargaan, termasuk tiga Penghargaan Film Nasional dan lima Penghargaan Filmfare.
Alur
Seorang ilmuwan, Sanjay Mehra, menciptakan sebuah komputer yang dapat mengirimkan sinyal ke luar angkasa, guna mendapatkan jawaban dari makhluk ekstraterestrial. Namun, penemuannya tidak dipedulikan oleh rekan-rekannya, dan ia diejek. Merasa kesal, ia lalu pergi kembali ke rumahnya bersama dengan istrinya yang tengah hamil, Sonia. Di tengah perjalanan, ketika berkendara, muncul sebuah piring terbang. Karena tidak fokus, ia kecelakaan dan meninggal, sementara istri dan bayinya mengalami cedera. Kecelakaan tersebut membuat anaknya, Rohit, mengalami kecacatan perkembangan.
Beranjak remaja, Rohit bertemu seorang perempuan, Nisha, ketika melakukan sebuah lelucon terapan. Itu membuat teman-teman Nisha bersekongkol untuk memberikan pelajaran kepada Rohit. Mengetahui kejadian tersebut, Sonia menjelaskan kepada Nisha bahwa lelucon tersebut tidak disengaja oleh Rohit, yang kemudian membuat Nisha sadar dan bersimpati. Setelahnya, Rohit dan Nisha berteman. Ketika mengacak-acak gudangnya, Rohit menemukan sebuah komputer tua Sanjay. Rohit memainkannya dan secara tidak sadar malah memanggil sekelompok alien. Alien-alien tersebut kemudian mengunjungi Bumi, dan meninggalkan salah satu di antara mereka, Jadoo, yang kemudian Rohit dan Nisha temui ketika mereka mengujungi sebuah hutan. Rohit sesudahnya menyembunyikan Jadoo di gudangnya.
Jadoo menemukan Rohit tidak normal secara mental, pasca menguping pembicaraan Rohit dengan Sonia. Jadoo kemudian memakai kekuatannya untuk menyembuhkan kondisinya tersebut. Rohit setelahnya berangsur membaik, membuatnya dapat melepaskan kacamatanya dan menaikkan nilai sekolahnya. Ia kemudian menantang Raj, seorang teman yang menyukai Nisha dan sering merundung Rohit, dan teman-temannya untuk bermain bola basket. Dalam pertandingan, dengan menggunakan fisik barunya dan bantuan Jadoo, Rohit terus mencetak skor, yang kemudian mendorong tim lawannya untuk curang. Meski begitu, Rohit dan timnya menang.
Raj dengan kawan-kawannya tidak terima dengan kekalahan mereka, dan ingin untuk membalas dendam. Mereka bertemu dengan teman-teman Rohit, dan mengganggu mereka ketika bersepeda. Hal tersebut menyebabkan sebuah tas berisi Jadoo yang sedang dibawa terjatuh ke jurang, dan kemudian pihak berwenang menemukannya. Rohit bergegas untuk menyelamatkan Jadoo, tetapi ketika diperiksa, tas tersebut kosong, dan Rohit dicurigai. Polisi mendatangi rumahnya pada hari yang sama. Mereka mengecek rumah tersebut, dan menemukan Jadoo. Rohit berusaha untuk melindungi Jadoo, namun justru membuatnya dipukuli dan pingsan. Ketika sadar, Rohit langsung mencari Jadoo, dan sampai tepat waktu. Ia kemudian mengantar Jadoo ke pesawat luar angkasa, untuk kembali ke planetnya. Tetapi, kemampuannya tidak menghilang dan Rohit kemudian menikah dengan Nisha.
Pemeran
Produksi
= Pengembangan
=Setelah Kaho Naa... Pyaar Hai (2000), Rakesh Roshan berencana untuk kembali bekerja sama dengan anaknya Hrithik Roshan. Rakesh mendapatkan ide untuk film berikutnya ketika menghadiri pemutaran Lagaan pada 2001, di mana ia terdorong untuk membuat sebuah "film ... yang tidak biasa". Rakesh menghubungi Hrithik, yang sedang melakukan pemfilman untuk Yaadein (2001), untuk memberitahukan bahwa ia telah memikirkan sebuah cerita tentang "seorang anak laki-laki cacat yang ditindas [akibat fisiknya], dan bagaimana ia mendapatkan kekuatan dari seekor alien". Hrithik tertarik dengan kisah tersebut.
Film tersebut kemudian dinamai sebagai Koi... Mil Gaya, setelah sebelumnya mengalami tiga kali perubahan judul: Koi Aap Jaisa, Koi... Tumsa Nahin, dan Kaisa Jaadu Kiya. Koi... Mil Gaya diumumkan oleh Rakesh, ketika ia menerima penghargaan Sutradara Terbaik untuk Kaho Naa... Pyaar Hai di Penghargaan IIFA ke-2 pada Juni 2001, dan Hrithik dan Preity Zinta dikonfirmasikan sebagai pemeran utamanya. Rakesh menyutradarai, memproduseri, dan menulis cerita untuk film tersebut di bawah spanduknya Filmkraft Productions. Ia bersama dengan Sachin Bhowmick dan Honey Irani melakukan penulisan skenarionya selama 2–3 pekan, dan mereka kemudian berkolaborasi dengan Robin Bhatt dan Javed Siddiqui untuk menulis dialognya. Film tersebut diedarkan oleh Yash Raj Films.
= Pemilihan peran
=Hrithik dipilih untuk memerankan seorang laki-laki cacat dalam film tersebut. Untuk karakterisasi, Hrithik mengubah gaya rambutnya, menurunkan berat badan sebesar 8 kilogram (18 pon), dan mengenakan sebuah baju longgar untuk menutupi tubuh kekarnya. Ia juga menggunakan kacamata yang sama dari Kaho Naa... Pyaar Hai, dan mengambil inspirasi pemeranan dari musisi Amerika "Weird Al" Yankovic. Ia menyatakan bahwa persiapan peran tersebut adalah "hal terberat yang pernah saya lakukan sejauh ini", dan menambahkan, "Saya dapat menjalani masa kecil saya [lagi]. Saya dapat memakan cokelat semau saya. Saya menjadi seorang bayi dan semua orang sangat memperhatikan saya." Hrithik lebih lanjut menjelaskan jika, dengan Koi... Mil Gaya, ia "melakukan kembali gairah yang saya rasakan ketika membuat film pertama saya".
Aishwarya Rai Bachchan dan Kareena Kapoor awalnya dipilih untuk memainkan peran utama perempuan dalam film tersebut, namun, karena Bachchan lebih tua daripada Hrithik, dan Kapoor telah berkolaborasi dengannya dalam Yaadein dan Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001), pilihan kemudian jatuh kepada Zinta. Berbicara kepada Rediff.com, Zinta mengutip: "Penting bagi saya untuk tidak berperilaku seperti seorang wanita konvensional dalam film tersebut. Jika saya hanya berakting glamor-dan-cemberut, saya akan terlihat ... berbeda dan menghancurkan tekstur film ... tersebut. Rakesh berperan sebagai ayah dari karakter Hrithik, sebuah peran yang telah ditolak oleh Rishi Kapoor dan Anil Kapoor sebelumnya, dan Rekha ditampilkan sebagai istrinya.
Peran alien Jadoo dimainkan oleh Indravadan J Purohit. Sebelumnya telah ditawarkan kepada 30–40 orang, Purohit mendapatkan peran tersebut tanpa melakukan tes layar. Gagasan-gagasan mengenai peran tersebut dipikirkan dan direncanakan di Bimini Special Effects Studios oleh seniman Australia, James Colmer. Pengkostuman animatronikanya dilakukan olehnya, bersama Lara Denman, selama 8–12 bulan; kostum Jadoo dibuat dengan ukuran mata besar, tinggi 3 kaki (0,91 m), dan berat 15 kilogram (33 pon). Dalam masa persiapan, Purohit bergabung dengan sebuah pusat kebugaran dan melakukan diet ketat. Ia juga pergi ke Australia selama empat bulan, melakukan pengukuran wajah untuk bentuk topengnya. Colmer dan Denman juga ditugaskan untuk menjadi perancang piring terbang dalam film tersebut. Rocky Star menjadi perancang busana untuk pemeran-pemeran lainnya, dan pengarahan seninya dilakukan oleh Sharmishta Roy.
= Pengambilan gambar utama
=Pengambilan gambar utama Koi... Mil Gaya (ditangani oleh Ravi K. Chandran dan Sameer Arya) dimulai pada November 2001, dengan sebuah jadwal 14-hari awal di Film City. Film tersebut juga diambil gambar di Bali, Rajasthan, Bhimtal, Eropa Barat, Kanada, Kasauli, Nainital, dan Selandia Baru. Farah Khan, Raju Khan, dan Ganesh Hegde menjadi koreografer, sedangkan pengarah aksinya adalah Allan Amin dan Tinu Verma. Pada masa tersebut, Hrithik membagi waktunya dengan tiga film lainnya: Na Tum Jaano Na Hum (2002), Mujhse Dosti Karoge! (2002), dan Main Prem Ki Diwani Hoon (2003). Dalam melakukan peran Jadoo, Purohit menggunakan oksigen buatan untuk mencegahnya kehabisan napas.
Koi... Mil Gaya memakai potongan suara dari album 1977 Kraftwerk, Trans-Europe Express, untuk adegan ketika ilmuwan berkomunikasi dengan alien. Dalam perekaman adegan alien—karena tidak dapat dikerjakan dalam kondisi terang—Chandra menggunakan banyak asap dan bayangan. Ia menambahkan, "Saya juga memastikan untuk menjaga alien pada latar belakang dengan ... dedaunan, dan semak-semak pada latar depan." Beberapa adegan lainnya, termasuk di mana karakter Hrithik ditindas ketika bersepeda, dilaporkan diambil dari kejadian pada masa kecilnya.
Bagian penutup Koi... Mil Gaya direkam dalam dua alur berbeda; satu, menampilkan Rohit kehilangan kekuatan istimewanya setelah kepergian Jadoo, dan dua, menghilangkan bagian ketika Rohit kehilangan kekuatannya. Rakesh menunjukkan kedua adegan tersebut kepada beberapa sutradara, termasuk Aditya Chopra dan Yash Chopra, dan meminta pendapat mereka; Aditya beropini jika alur kedua akan lebih disukai oleh para penonton, namun Yash menyarankan untuk membuat alur lainnya. Rakesh kemudian memilih alur kedua. Pemfilman berakhir pada Maret 2003, dan film tersebut kemudian disunting oleh Sanjay Verma. Marc Klobe dan Craig A. Mumma, sebelumnya telah berkolaborasi dalam Independence Day (1996) dan Godzilla (1998), ditugaskan dalam efek visualnya, dan bagian tersebut menghabiskan ₹40 juta. Perancangan suaranya ditugaskan kepada Jitendra Chaudhary. Rajesh Roshan menggubah musik latar belakang.
Tema dan analisis
Makhluk luar angkasa, autisme, dan disabilitas intelektual menjadi tema utama dari Koi... Mil Gaya. Film tersebut sering dibandingkan dengan dan dianggap menjadi buat ulang dari film fiksi ilmiah Steven Spielberg E.T. the Extra-Terrestrial (1982). Tetapi, Rakesh membantah laporan buat ulang tersebut, menyatakan dalam sebuah wawancara, "... Kita tidak dapat menyebut film tersebut [sebagai] E.T. India." Analis juga mencatat alur Koi... Mil Gaya mirip dengan The Absent-Minded Professor (1961), Charly (1968) dan Close Encounters of the Third Kind (1977), dan Sudha Rai dari Universitas Rajasthan berpendapat bahwa itu merepresentasi bagaimana globalisasi sinema dunia dapat menciptakan sebuah pengaruh besar: "Koi... Mil Gaya ... adalah contoh ... proses di mana nilai-nilai sosial patriarki menggapai kembali inti film tentang [seorang] penderita gangguan mental."
Dalam sebuah ulasan dari Bollywood Hungama, Koi... Mil Gaya dianggap sebagai sebuah penggabungan antara E.T. the Extra-Terrestrial dan Mac and Me (1988). Pengulas tersebut mencatat penggambaran peran Hrithik memiliki keserupaan dengan film pahlawan super Spider-Man (2002), di mana dalam Spider-Man, karakter utamanya berubah menjadi kuat setelah terkena sebuah gigitan laba-laba. Kritikus Hindustan Times Saibal Chatterjee menguraikan kemiripan antara karakter Hrithik sebagai Rohit dengan Forrest Gump (diperankan oleh Tom Hanks) dalam film tituler. Dalam Koi... Mil Gaya, Rohit adalah seorang laki-laki berketerbelakangan mental, dan dalam film titulernya, Forrest Gump adalah seorang pria berkecerdasan intelektual sub-normal. Menanggapi hal tersebut, Hrithik tidak merasa adanya kemiripan antara kedua karakter tersebut, dan mengatakan, "Saya tidak menirunya."
Mengulas untuk Himal Southasian, Geneive Lakier (seorang profesor asisten Universitas Sekolah Hukum Chicago) menyebut, dalam hal alur, Koi... Mil Gaya lebih "kejam" dibandingkan dengan E.T. the Extra-Terrestrial. Sebagai contoh, dalam Koi... Mil Gaya, Rohit ditampilkan sebagai seorang laki-laki dengan kecacatan terhadap mentalnya dan ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan, sebaliknya, dalam E.T. the Extra-Terrestrial, karakter utama Elliott (diperankan oleh Henry Thomas) adalah seorang anak tengah biasa dan ketiadaan ayahnya tidak diceritakan secara jelas. Pernyataan Lakier juga termasuk hubungan antara keluarga dengan orang luar dan klimaks mereka. Di samping itu, ia membuat sebuah kesimpulan jika kedua film tersebut "menceritakan kerentanan laki-laki dalam menghadapi cinta sebagai ... kekuatan produktif dan generatif", menambahkan, "[Mereka] mendorong... kita untuk memberikan sebuah pengampunan kepada laki-laki—untuk kekerasan dan kebodohan ... yang mereka lawan [dan] hadapi." Dalam analisisnya, Shreelata Prasad menyatakan jika gagasan tentang disabilitas dalam Koi... Mil Gaya digunakan sebagai sebuah penghasil keuntungan dan popularitas bagi karakter protagonisnya Rohit, dibandingkan untuk memunculkan simpati kepada penyandang kecacatan dari para penontonnya.
Profesor Universitas Negara Bagian Stephen F. Austin Ericka Hoagland menggarisbawahi tema politik India dalam film tersebut, setelah menemukan penyiratan nasionalisme Hindu kuat, yang mana menunjukkan "sebuah rezim visual Hinduisme". Neelam Sidhar Wright dari Bollywood and Postmodernism kemudian menganalisis Koi... Mil Gaya, dan mencatat jika narasinya mengangkat tema persahabatan, keterasingan, dan kepolosan anak-anak. Ia juga membandingkan film tersebut dengan cerita rakyat mitologi Hindu, dan menurutnya bagian ketika Jadoo menyembuhkan Rohit dengan kekuatannya tidak disampaikan sebagai kemampuan super, melainkan "keajaiban ilahi". Wright berpikir jika itu menyiratkan "karya misterius dan magis Tuhan". Dalam film tersebut, suku kata religius om digunakan oleh Sanjay sebagai sebuah pesan untuk memanggil alien melalui komputernya. Wright beropini bahwa pemakaian simbol tersebut memiliki kaitan dengan isu-isu tentang modernisme dengan kemajuan teknis dan tradisi serta primitivisme dalam budaya India. Anustup Basu menambahkan jika penggunaan tersebut adalah contoh dari "tema-tema alien yang ter-Indianisasi." Lebih lanjut, Wright mencatat motif religius lainnya dari film tersebut; pelukisan simbolis pada piring terbang, dan penggunaan tema-tema seperti keimanan, doa, ibadah, dan pengorbanan diri.
Luluk Hanikmah menjadikan Koi... Mil Gaya—beserta Joker (2012) dan PK (2014)—untuk The Blue Alien in Koi Mil Gaya Film. Ia melakukan analisis terhadap piring terbang dalam Koi... Mil Gaya, dan mencatat kemiripan pada bentuknya dengan wilmana, sebuah kereta terbang dari mitologi India. Ia menyebut jika hal tersebut dapat membuktikan sebuah kolerasi antara alien dari film tersebut dengan peradaban India kuno. Contoh lainnya adalah bahwa piring terbangnya digambarkan sebagai sebuah segitiga. Menggunakan laporan wartawan B. Vike, Hanikmah meyakini jika bentuk tersebut dipengaruhi oleh sebuah berita tentang kemunculan sebuah objek terbang tidak teridentifikasi di Bengaluru pada Mei 2001.
Hanikmah kemudian melihat kemiripan antara karakter Jadoo dengan dewa Kresna menurut dahi, warna kulit, dan pemakaian sinar matahari sebagai sumber energi mereka. Wright juga menemukan lambang tilaka pada karakter tersebut, dan Masood Ashraf Raja (menulis dalam The Postnational Fantasy) menambahkan bagaimana Jadoo terlihat seperti dewa Ganesha berdasarkan pada fitur tubuhnya. Raja menyebut Jadoo sebagai seorang dewa yang sedang turun, dengan berpendapat jika kekuatannya—telekinesis, penyembuhan magis, dan levitasi—lebih terlihat layaknya mistis daripada teknologi, dan menyatakan: "Koi... Mil Gaya dengan demikian mencoba untuk merasionalisasi [sesuatu bersifat] ilahi dan magis melalui fantasi alien yang belum sepenuhnya menyingkirkan ilmu pengetahuan empiris." Penulis Irlandia Carolyn Jess-Cooke mencatat pula beberapa elemen Hinduisme lainnya pada karakter tersebut; menurutnya, kulit biru Jadoo mewakili warna dari dewa Wisnu, dan kemudian menambahkan bahwa warna tersebut merepresentasikan makhluk yang "mampu untuk melawan kejahatan".
Menurut Jess-Cooke, Rakesh menggunakan sejumlah ikonografi-ikonografi umum untuk mengomersialkan dan mengontekstualisasikan film tersebut dan penggunaan genre fiksi ilmiah adalah sebuah bagian untuk menyuarakan identitas dan ideologi India.
Musik
Jalur suara Koi... Mil Gaya digubah oleh Rajesh Roshan, dan menampilkan sembilan penyanyi: Udit Narayan, K. S. Chithra, Alka Yagnik, Tarsame Singh Saini, Shaan, Kavita Krishnamurti, Baby Sneha, Adnan Sami, dan Preeti Uttam Singh. Komposisi lirikalnya seluruhnya ditulis oleh Ibrahim Ashk, kecuali untuk "En Panchhiyon" dan "Haila Haila" yang masing-masing oleh Nasir Faraaz dan Dev Kohli. Film tersebut menampilkan total delapan lagu, dan dirilis oleh Saregama pada 11 Juni 2003.
Dengan penjualan 2,1 juta unit, jalur suara Koi... Mil Gaya menjadi yang terlaris keempat pada tahun tersebut, namun ulasan dari para kritikus terpecah belah. Mengulas untuk Mid Day, Narendra Kusnur memberikan penilaian tiga setengah dari lima, beropini jika "Haila Haila" terasa "sumbang", dan menurutnya lagu tersebut mengakibatkan jalur suara Koi... Mil Gaya "kehilangan konsistensi". Menulis untuk Planet Bollywood, Anish Khanna memberikan penilaian sebesar 5/10, memuji "Jaadoo Jaadoo" dan "En Panchhiyon". Joginder Tuteja dari Bollywood Hungama, dalam sebuah ulasan dengan penilaian dua setengah dari lima, menyebut jalur suaranya "tidak mengecewakan". Skor film tersebut juga disambut secara hangat, dan dianggap sebagai "salah satu skor terbaik".
Farah meraih Penghargaan Film Nasional dan Penghargaan Filmfare untuk Koreografi Terbaik atas karyanya dalam "Idhar Chala Mein Udhar Chala". Koi... Mil Gaya juga dinominasikan untuk tiga nominasi lainnya di Filmfare—Sutradara Musik Terbaik (Rajesh, untuk semua musik), Penyanyi Playback Laki-laki Terbaik (Narayan, untuk "Idhar Chala Mein Udhar Chala"), dan Penyanyi Playback Perempuan Terbaik (Chithra, untuk "Koi Mil Gaya"). Berikut adalah daftar musiknya.
Penerimaan
= Perilisan dan penghasilan
=Dipromosikan dengan menggunakan slogan, "Film fiksi ilmiah pertama India dan, mungkin, musikal fiksi ilmiah pertama di dunia", Koi... Mil Gaya menjadi salah satu film India paling diantisipasi pada 2003. Penyensoran film tersebut selesai pada 25 Juli 2003 dan mendapatkan sertifikasi U oleh Badan Sertifikasi Film Pusat. Dibuat dengan sebuah anggaran sebesar ₹250–300 juta, film tersebut diputar secara khusus untuk Perdana Menteri Atal Bihari Vajpayee dan rombongannya pada 3 Agustus; mereka menyukai filmnya, dan memberikan sambutan terhadap kinerja Hrithik. Film tersebut kemudian dirilis secara teatrikal di 450 teater enam hari selanjutnya, dan menghasilkan ₹22,5 juta pada pembukaannya. Juga pada hari tersebut, Filmkraft memperdagangkan mainan lunak berbentuk Jadoo. Koi... Mil Gaya kemudian diputar di Festival Film Yerusalem dan Festival NatFilm, dan menjadi bagian dari seksi Panorama India di Festival Film Internasional India ke-35. Film tersebut memakai judul Sternenkind untuk alih bahasa Jerman-nya, dan versi tersebut dirilis di Jerman, Austria dan Swiss pada Natal 2005.
Film tersebut menghadapi persaingan dalam perilisan teatrikalnya dengan Tere Naam. Secara domestik, pada akhir pekan pertamanya, Koi... Mil Gaya meraup ₹64,5 juta, dan pasca minggu pertamanya, menghasilkan ₹124,5 juta. Film tersebut meraup penghasilan total domestik ₹582 juta, dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi 2003. Analis perdagangan dan kritikus Taran Adarsh memperkirakan total keuntungan tersebut dapat mengalahkan rekor-rekor Kabhi Khushi Kabhie Gham... (2001) dan Devdas (2002). Disamping itu, Koi... Mil Gaya juga meraup ₹32 juta di Amerika Serikat dan ₹48 juta di Britania Raya, dan total penghasilan luar negerinya adalah ₹98,4 juta. Melansir dari Box Office India, jumlah pendapatan film tersebut (dari domestik dan mancanegara) adalah ₹823,2 juta, menjadikannya film India berkeuntungan tertinggi kedua pada tahun tersebut, setelah Kal Ho Naa Ho.
Koi... Mil Gaya dirilis dalam blu-ray bertepatan dengan pemutaran perdana teatrikalnya. Hak cipta penyiaran televisi film tersebut dibeli oleh Sony Entertainment Television pada Februari 2004, dan penayangannya kemudian dilakukan pada 24 Oktober. Per Juni 2004, versi VCD film tersebut telah terjual sebanyak 150 ribu dan DVD-nya sebanyak 15 ribu; film tersebut menghasilkan keuntungan sebesar ₹40 juta. Koi... Mil Gaya dikonversikan ke dalam bentuk video pada 30 November 2016, dan tersedia di Netflix dan Prime Video. Film tersebut juga memiliki versi CD yang diperjualbelikan oleh Amazon.
= Sambutan kritis
=Koi... Mil Gaya meraih sambutan positif oleh para kritikus, yang kebanyakan tertuju pada penampilan Hrithik. Film tersebut mendapatkan penilaian sebesar 75 persen dalam situs web agregator pengulas Rotten Tomatoes berdasarkan pada delapan ulasan, dengan penilaian rata-rata sebesar 5,4/10. Mengulas film tersebut untuk portal hiburan Bollywood Hungama, Adarsh memberikan dua setengah dari lima bintang, dan memuji Hrithik dalam penguasaan perannya: "[Ia] mendominasi pertunjukan ... dalam sebuah penampilan yang penuh kekuatan." Ia juga menyambut kinerja Zinta, dan menyebutnya "unggul dalam peran yang tidak benar-benar membutuhkan latihan, tetapi membutuhkan kepercayaan diri untuk menjalankan peran tersebut dengan meyakinkan". Sebaliknya, Adarsh justru melihat wujud Jadoo "dibuat-buat" dan "kosong", dan menyayangkan karakter tersebut tidak ditampilkan secara "menonjol". Vijay Venkataramanan, dalam sebuah ulasan dari Planet Bollywood berpenilaian sebesar sembilan dari sepuluh, melabeli film tersebut "sebuah tunggangan menyenangkan yang didorong oleh sebuah penampilan luar biasa dari bintangnya". Ia kemudian menulis bagaimana perpaduan akting antara Hrithik dengan Rekha "menghasilkan momen-momen yang ... istimewa dalam layar".
Pengulas film Omar Ahmed dari Empire memberikan penilaian sebesar empat dari lima, menyebut Koi... Mil Gaya sebagai "film Bollywood paling tidak biasa tahun ini". Dalam sebuah ulasan tiga setengah dari lima bintang, Udita Jhunjhunwala dari Mid Day memuji perpaduan akting antara Zinta dan Hrithik, menyebut mereka "sebuah pasangan dalam layar menawan". Menulis untuk The Hindu, kritikus Chitra Mahesh menyambut kinerja Hrithik dan pemeran-pemeran ciliknya, namun berpikir jika pesawat luar angkasa dan alienya terlihat "amatir". Derek Elley dari Variety menulis, "Dimainkan secara ringan ... Zinta sangat bagus sebagai pemeran utama percintaan yang lebih adalah teman daripada kekasih bagi pemeran laki-laki [dengan] keterbelakangan kita." BBC memberikan sambutan campuran untuk film tersebut. Pengulas tersebut memuji Hrithik, menyebutnya "luar biasa", menambahkan, "Penampilan [tersebut] pasti akan bertahan dalam industri tersebut selama bertahun-tahun mendatang, dan tentu saja menjadi film paling berharganya hingga sekarang." Tetapi, ia memberikan tanggapan campuran kepada Zinta, melihatnya "biasa-biasa saja [dan] tidak banyak berpengaruh", namun menyambut kemampuannya dalam "menciptakan suasana yang dibutuhkan untuk banyak adegan emosional". Ia lebih lanjut menjelaskan jika perancangan dan kostum untuk aliennya terkesan "norak".
Maitland McDonagh, pengulas TV Guide, memberikan penilaian sebesar dua dari empat bintang, memberikan pujian pada rupa karakter Jadoo. Lata Khubchandani dari Sify menemukan Hrithik "begitu tulus dalam kinerjanya", menambahkan, "Ia mengilhami penampilannya [sebanyak] 200 persen." Ia juga menanggapi secara positif senyum "menarik" dan rupa "menghibur" Zinta: "Ia unggul di antara [pemeran lainnya] ... dengan mudah." Omar Qureshi dari The Times of India menggambarkan penampilan Zinta "segar dan menginspirasi". Omar menemukan Zinta membawa "empati" terhadap perannya, dan kemudian menyerukan, "Ini adalah sebuah penampilan kredibel." Pengulas tersebut menambahkan jika penampilan Hrithik "luar biasa menyentuh". Menulis untuk Rediff.com, kritikus R. Swaminathan menggambarkan Hrithik sebagai "jet turbo yang mendorong film tersebut menuju dunia luar biasa". Tetapi kemudian, ia mengkritik secara negatif kualitas produksinya, dan melabeli pakaian Zinta "sangat minim".
Subhash K. Jha, melalui bukunya The Essential Guide to Bollywood, menulis bagaimana Hrithik "mengendalikan secara bagus" emosi karakternya. Kritikus Radio Times David Parkinson memberikan tiga dari lima bintang, dan menyebut film tersebut sebuah "hiburan cerdik dan sentimental".
= Penghargaan dan nominasi
=Film tersebut meraih tiga penghargaan, termasuk Film Terbaik tentang Masalah Sosial Lainnya (Rakesh) dan Koreografi Terbaik (Khan), di Penghargaan Film Nasional ke-51. Di Penghargaan Filmfare ke-49, Hrithik menjadi pemeran laki-laki pertama yang memenangkan Aktor Terbaik dan Aktor Terbaik – Kritikus atas penampilannya. Film tersebut meraih tiga penghargaan lainnya—Film Terbaik (Rakesh), Sutradara Terbaik (Rakesh), dan Koreografi Terbaik (Farah)—dan dinominasikan untuk enam kategori tambahan, termasuk Aktris Terbaik (Zinta) dan Aktris Pendukung Terbaik (Rekha), di upacara tersebut. Koi... Mil Gaya juga meraih enam Penghargaan Film Bollywood, masing-masing lima Penghargaan Akademi Film India Internasional, Screen Awards, dan Penghargaan Zee Cine, empat Producers Guild Film Awards, dan dua Penghargaan Stardust.
Warisan
Koi... Mil Gaya dikenal secara luas sebagai "film Hindi pertama yang menampilkan alien", namun beberapa penulis menentang anggapan tersebut, menemukan bahwa Wahan Ke Log (1967), sebuah film garapan Nisar Ahmad Ansari tentang sekelompok makhluk Mars yang melakukan invasi di Bumi, lebih dulu berdasarkan pada genre serupa. Koi... Mil Gaya juga disebut-sebut dalam beberapa tulisan. Dalam sebuah majalah edisi 2003, India Today menyebut film tersebut sebagai "sebuah peristiwa penting dalam rentetan produksi beranggaran besar industri film India". Anupama Chopra, menulis untuk The New York Times pada 2006, menyebut film tersebut sebagai "film fiksi ilmiah utama pertama sinema Hindi". Pada 2014, BBC menamai Koi... Mil Gaya "tonggak sejarah dalam reformasi komersial sinema India". Kemudian pada tahun tersebut, Aaron Marcus (menulis dalam Design, User Experience, and Usability) menyerukan jika film tersebut adalah "film fiksi ilmiah Bollywood paling terkenal". Pada 2020, Siddharth Iyer dari Republic TV melabeli Koi... Mil Gaya sebagai "salah satu film paling berpengaruh" dan "pencipta ulang genre fiksi ilmiah" Bollywood, menambahkan, "Film tersebut menciptakan sebuah standar baru untuk efek khusus dalam film India."
Koi... Mil Gaya memberikan sebuah dorongan besar dalam karier Hrithik, dan penulis menyebut film tersebut sebagai "film yang penting" baginya. Pada 2010, penampilannya dipilih dalam daftar "80 Penampilan Ikonik" oleh Filmfare. Pemasangan dalam layar Hrithik dan Zinta—telah berkolaborasi sebelumnya dengan Mission Kashmir (2000)—menjadi populer sesudah Koi... Mil Gaya, dan The Times of India menyebut mereka sebagai "sebuah pasangan ... spektakuler". Hrithik dan Zinta bekerja sama kembali dalam Lakshya (2004), yang berhasil secara kritis tetapi tidak meraih sambutan baik secara keuangan.
Film tersebut menjadi penempatan produk untuk sejumlah merek: Avon Products, Bournvita, Coca-Cola, Emami, Hero MotoCorp, dan Kokuyo Camlin. Setelah sukses, Koi... Mil Gaya diadaptasi dalam sinetron 2003 Indonesia Si Yoyo. Karakter alien Jadoo juga menjadi populer pasca keberhasilan film tersebut, dan J Bole Toh Jadoo—sebuah seri televisi sempalan tahun 2004—menampilkan karakter tersebut. Pada 2020, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat merilis sebuah rekaman mentah mengenai sebuah objek terbang tidak terindetifikasi. Penggemar mengaitkan rekaman tersebut dengan Koi... Mil Gaya, dan meme internet mengenai film tersebut banyak bermunculan; sebagian besarnya menggunakan adegan di mana Rohit secara tidak sengaja memanggil alien menggunakan komputer ayahnya.
Sekuel
Koi... Mil Gaya menjadi film pertama dalam waralaba Krrish. Pada 2004, Rakesh mengumumkan film tersebut akan memiliki sebuah sekuel, berjudul Krrish. Berbeda dari pendahulunya, sekuel tersebut memakai genre pahlawan super, pertama kali untuk sebuah film India. Hrithik dan Rekha mengulangi perannya, tetapi posisi Zinta sebagai pemeran utama digantikan oleh Priyanka Chopra; Zinta hanya memainkan peran kameo. Pengambilan gambarnya dilakukan pada Maret–November 2005, dan menjadi film India pertama yang mengambil tempat di Singapura. Dibuat dengan anggaran sebesar ₹450 juta, Krrish dirilis pada 2006 dan muncul sebagai sebuah kesukesan komersial, meraup ₹1,27 miliar. Kritikus mengulasnya secara positif, dan film tersebut dinominasikan untuk kategori Film Terbaik di beberapa penghargaan.
Sebuah sekuel, Krrish 3, diumumkan pada Juli 2011. Hrithik dan Chopra mengulangi peran mereka, sementara karakter Rekha dan Zinta dihilangkan. Pengambilan gambar utamanya dilakukan dari Desember 2011 hingga Juni 2012, dan menghabiskan anggaran sebesar ₹1–1,5 miliar. Film tersebut dirilis lima bulan kemudian, dan menjadi film India berkeuntungan tertinggi keempat pada tahun tersebut, menghasilkan keuntungan sebesar ₹2,9 miliar. Krrish 3 juga mendapatkan sambutan campuran secara kritis, dan mendapatkan empat nominasi di Penghargaan Filmfare ke-59. Setelah kesuksesannya, pada 2016, Rakesh mengumumkan film tersebut akan memiliki sebuah penerus, Krrish 4. Sekuelnya direncanakan untuk dirilis pada 2018, tetapi diundur hingga 2020, dan kembali tertunda sekali lagi akibat pandemi COVID-19.
Catatan
Referensi
Sumber
Pranala luar
Situs web resmi
Koi... Mil Gaya di IMDb (dalam bahasa Inggris)
(Inggris) Koi... Mil Gaya di AllMovie
(Inggris) Koi... Mil Gaya di Bollywood Hungama
Koi... Mil Gaya di Rotten Tomatoes (dalam bahasa Inggris)
(Inggris) Koi... Mil Gaya di TCM Movie Database