- Source: Koke Bale
Koke Bale atau Korke merupakan rumah adat suku Lamaholot di Nusa Tenggara Timur. Istilah Koke Bale sendiri terdiri atas dua kata yakni koke atau boke yang memiliki arti titik pusat dan bale yang berarti tempat tinggal atau rumah. Sehingga, Koke Bale dapat bermakna rumah induk, rumah asal, atau rumah leluhur.
Bentuk Bangunan
Koke Bale merupakan satu dari tiga bagian penting dalam kepercayaan masyarakat Lamaholot. Adapun tiga unsur penting terserbut adalah koke bale, nama atau namang, dan nabanara atau nubanara. Dalam proses pembangunannya, ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Koke Bale umumnya berbentuk panggung. Di dalam Koke Bale terdapat sebuah tiang suci yang disebut rie lima lanang. Tiang tersebut merupakan lambang dari Rera Wulan Tana Ekan atau Yang Maha Kuasa. Selain itu, Koke Bale dilengkapi dengan berbagai macam benda purbakala dan peninggalan leluhur yang diyakini memiliki kekuatan gaib oleh masyarakat Lamaholot. Di halaman depan Koke Bale terdapat sebuah pelataran yang memiliki ukuran 500-1.000 meter persegi. Pelataran tersebut digunakan oleh masyarakat sebagai tempat untuk menampilkan pertunjukkan tradisional khas Lamaholot, seperti tarian hedung, hamang, dolo-dolo, uah, tandak, dan pencak silat tradisional. Pelataran ini juga digunakan sebagai tempat persembahan. Adapun pelataran tersebut disebut sebagai Nama atau namang.
Di tengah-tengah pelataran atau Nama terdapat sebuah batu kecil berbentuk bundar yang disebut Nubanara. Nubanara atau Naba nara merupakan bangunan megalitik yang memilki fungsi sebagai tempat persembahan kepada Yang Maha Kuasa. Selain itu, di halaman Koke Bale terdapat sebuah menhir yang diletakkan di atas bangunan pagar batu.
Upacara
Proses pembangunan Koke Bale dimulai dengan upacara adat berupa penebangan pohon yang kayunya akan dijadikan sebagai tiang-tiang rumah. Orang Lamaholot yang ditugaskan untuk melakukan penebangan pohon harus membawa persembahan untuk para Nitu yang mendiami pohon-pohon itu. Upacara ini bertujuan agar para Nitu dapat merelakan pohon-pohonnya untuk ditebang. Kerelaan para Nitu, diharapkan akan membuat kayu yang dihasilkan pohon tersebut tidak mudah lapuk atau termakan ngengat sehingga Koke Bale tidak mudah rusak.
Makna
Koke Bale yang berarti rumah leluhur memiliki hubungan erat dengan kepercayaan masyarakat Lamaholot terhadap arwah nenek moyang atau leluhur mereka. Bagi masyarakat Lamaholot, arwah leluhur memiliki peran yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka. Koko Bale sebagai rumah leluhur dianggap sebagai tempat yang menjadi cikal bakal leluhur desa yang disebut Kewokot. Koke Bale dipercaya sebagai pusat hidup warisan dari Kewokot tersebut. Para leluhur atau Kewokot ini memiliki peran sebagai utusan dari Rera Wulan atau Lera Wulan. Lera Wulan yang berarti matahari dan bulan dipercaya sebagai penguasa tertinggi masyarakat. Kewokot diberi tugas oleh Lera Wulan untuk memberikan perlindungan kepada tiap-tiap keturunannya. Koke Bale bagi masyarakat Lamoholot dianggap sebagai jiwa, pusat hidup, dan nyawa dari semua anggota masyarakat suku Lamaholot yang tinggal di desa. Karena kepercayaan itulah, pada saat upacara adat setiap warga desa turut aktif berkontribusi. Suku Lamaholot selalu memberikan upeti tahunan kepada Kewokot di rumah Koke Bale berupa hewan kurban yang khusus disiapkan. Hewan kuban yang dijadikan sesaji biasanya adalah hewan seperti ayam jantan, kambing jantan, dan babi jantan. Hewan berjenis jantan yang dikurbankan tersebut dalam kepercayaan suku Lamaholot menyimbolkan kekuatan dan kekuasaan. Dalam beberapa upacara persembahan lain di Koke Bale, sesaji dapat berupa telur ayam, tembakau, daun lontar yang dijadikan kertas pembungkus tembakau untuk rokok, buah pinang, tuak, beras merah, kelapa aren, golok dan pisau.
Arti penting Koke Bale bagi masyarakat Lamaholot dapat terlihat dari bagaimana mereka memposisikan rumah tersebut dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Permasalahan kepemilikan status tanah, pembangunan relasi perkawinan dengan etnis atau suku lain, dan juga keperluan pembukaan ladang semua dilakukan melalui berbagai upacara yang diadakan di Koke Bale. Dalam upacara-upacara adat tersebut, di dalam Koke Bale pertama akan dilakukan tradisi lisan dengan menceritakan berbagai kisah kepahlawanan dari para leluhur. Selanjutnya, diadakan pagelaran tarian adat di namang sambil melakukan ritual pengorbanan hewan di altar persembahan yang disebut nabanara tersebut. Terakhir, hewan yang dikurbankan tersebut akan dimakan secara bersama-sama oleh masyarakat Lamaholot.
Daftar Pustaka
Kata Kunci Pencarian:
- Koke Bale
- Rumah adat Lewokluok
- Liga Champions UEFA
- Final Liga Champions UEFA 2014
- Piala Super Spanyol 2014
- Liga Champions UEFA 2015–2016
- Ballon d'Or 2016
- Final Liga Champions UEFA 2016
- Babak gugur Kejuaraan Eropa UEFA 2020
- Piala Super UEFA 2018
- 2013–14 Real Madrid CF season
- 2018–19 Real Madrid CF season
- 2014 UEFA Champions League final
- 2016 Ballon d'Or
- 2014–15 Real Madrid CF season
- 2016–17 Real Madrid CF season
- 2017–18 Real Madrid CF season
- 2016 UEFA Champions League final
- 2014 Supercopa de España
- Sergio Ramos