Lintasan
satwa liar atau
Koridor satwa liar ,
Koridor habitat , atau
Koridor hijau (Bahasa Inggris: wildlife corridor) adalah wilayah habitat yang menghubungkan populasi
satwa liar yang dipisahkan oleh aktivitas atau struktur manusia (seperti jalan, pembangunan, atau penebangan). Hal ini memungkinkan pertukaran individu antar populasi, yang dapat membantu mencegah efek negatif perkawinan sekerabat, yaitu mengurangi keragaman genetik melalui hanyutan genetik dalam populasi terisolasi. Lintasan
satwa liar juga dapat membantu memfasilitasi pembentukan kembali populasi yang telah berkurang atau dihilangkan karena kejadian acak (seperti kebakaran atau penyakit). Hal ini berpotensi memoderasi beberapa efek terburuk dari fragmentasi habitat , di mana urbanisasi dapat memecah area habitat, menyebabkan hewan kehilangan habitat aslinya dan kemampuan untuk berpindah antar wilayah untuk menggunakan semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup. Fragmentasi habitat akibat pembangunan manusia merupakan ancaman yang terus meningkat terhadap keanekaragaman hayati dan lintasan
satwa liar adalah mitigasi yang mungkin dilakukan.
Tujuan
Tujuan utama penerapan
Koridor satwa liar adalah untuk meningkatkan keanekaragaman hayati. Ketika wilayah daratan dipecah oleh campur tangan manusia, jumlah populasi menjadi tidak stabil dan banyak spesies hewan dan tumbuhan menjadi terancam punah. Dengan menghubungkan kembali fragmen tersebut, fluktuasi populasi dapat menurun drastis.
Koridor dapat berkontribusi pada tiga faktor yang menstabilkan populasi antara lain:
Kolonisasi—hewan dapat berpindah dan menempati area baru ketika sumber makanan atau sumber daya alam lainnya kurang di habitat intinya.
Migrasi—spesies yang berpindah secara musiman dapat melakukannya dengan lebih aman dan efektif bila tidak mengganggu hambatan pembangunan manusia.
Perkawinan sekerabat—hewan dapat menemukan pasangan baru di daerah tetangga, meningkatkan keragaman genetik.
Rosenberg dkk. (1995) adalah yang pertama kali merumuskan konsep
Koridor satwa liar. Pada masa awal penelitian tentang
Koridor, definisi "
Koridor biologis" seringkali samar dan tidak konsisten, mengakibatkan kebingungan mengenai bentuk dan fungsi yang tepat. Melalui upaya mereka, Rosenberg dkk. mengembangkan sebuah model konseptual yang menyoroti peran
Koridor satwa liar sebagai jalur yang memfasilitasi pergerakan hewan, tanpa harus terpaku pada persyaratan vegetasi asli atau karakteristik habitat tertentu.
Bahan bacaan
Beier, P., Noss, R.F. (December 1998). "Do Habitat Corridors Provide Connectivity?". Conservation Biology. 12 (6): 1241–1252. doi:10.1111/j.1523-1739.1998.98036.x.
Bennett, A.F. 1999. Linkages in the Landscape: The Role of Corridors and Connectivity in Wildlife Conservation. The World Conservation Union, Gland, Switzerland.
De Chant, T. 2007. A Future of Conservation. Northfield Habitat Corridors Community Plan, Northfield, Minnesota.
Department of Environment and Conservation (DEC). 2004. Wildlife Corridors. DEC, New South Wales.
Dole, J.W., Ng, S.J., Sauvajot, R.M. 2004. Use of Highway Undercrossings by Wildlife in Southern California. Biology Conservation, 115 (3):499-507. &Foreman, Dave. Rewilding North America: a Vision for Conservation in the 21st Century. Washington: Island, 2004.
Fleury, A.M.; Brown, R.D. (1997). "A Framework for the Design of Wildlife Conservation Corridors with Specific Application to Southwestern Ontario". Landscape and Urban Planning. 37 (8): 163–186. doi:10.1016/S0169-2046(97)80002-3. hdl:10214/4617 .
M., S. 2002. Ecology: Insects, Pollen, Seeds, Travel Wildlife Corridors. Science News, 162 (10):269.
Mech, S.G.; Hallett, J.G. (2001). "Evaluating the Effectiveness of Corridors: a Genetic Approach". Conservation Biology. 15 (2): 467–474. doi:10.1046/j.1523-1739.2001.015002467.x.
Roach, J. 2006. First Evidence that Wildlife Corridors Boost Biodiversity, Study Says. National Geographic Society, Washington, D.C.
Rosenberg, D.K.; Noon, B.R.; Meslow, E.C. (1997). "Biological Corridors: Form, Function, and Efficacy". BioScience. 47 (10): 667–687. doi:10.2307/1313208 . JSTOR 1313208.
Simberloff, D.; Farr, J.A.; Cox, J.; Mehlman, D.W. (1992). "Movement Corridors: Conservation Bargains or Poor Investments?". Conservation Biology. 6 (4): 492–504. doi:10.1046/j.1523-1739.1992.06040493.x.
Sutcliffe, O.L.; Thomas, C.D. (1996). "Open Corridors Appear to Facilitate Dispersal by Ringlet Butterflies (Aphantopus hyperantus) between Woodland Clearings". Conservation Biology. 10 (5): 1359–1365. doi:10.1046/j.1523-1739.1996.10051359.x.
Tewksbury, J.J.; Levey, D.J.; Haddad, N.M.; Sargent, S.; Orrock, J.L.; Weldon, A.; Danielson, B.J.; Brinkerhoff, J.; Damschen, E.I.; Townsend, P. (2002). "Corridors Affect Plants, Animals, and Their Interactions in Fragmented Landscapes". PNAS. 99 (20): 12923–12926. Bibcode:2002PNAS...9912923T. doi:10.1073/pnas.202242699 . PMC 130561 . PMID 12239344.
Referensi
Link eksternal
Templat:Kategori umum
Defragmentasi di Belgia (Flanders) - Menghubungkan alam, menghubungkan orang. Diakses: 22 Januari 2009
Wildlife Corridors Proyek Regenerasi
Jalur
satwa liar - De-Fragmentasi di Belanda - Bagaimana mengevaluasi keefektifannya? Diakses: 22 Januari 2009
CorridorDesign.org - Alat GIS untuk merancang
Koridor satwa liar Diakses: 9 Maret 2010
ConservationCorridor.org - informasi, alat, dan tautan untuk menghubungkan ilmu
Koridor bentang alam dengan praktik konservasi. Diakses: 14 September 2012