Krisis konstitusional Spanyol 2017 adalah konflik politik yang sedang berlangsung antara Pemerintah
Spanyol dan Generalitat de Catalunya mengenai isu Referendum kemerdekaan Katalonia
2017, yang mulai setelah undang-undang yang bertujuan untuk mengizinkan referendum tersebut dikecam oleh pemerintah
Spanyol di bawah Perdana Menteri Mariano Rajoy dan kemudian ditangguhkan oleh Mahkamah Konstitusi sampai memutuskan masalah ini. Pemerintah Katalonia di bawah Presiden Katalonia Carles Puigdemont mengumumkan bahwa baik pihak berwenang pusat maupun mahkamah
Spanyol tidak dapat menghentikan rencana mereka dan bahwa dimaksudkan untuk terus menggelar pemungutan suara bagaimanapun juga, memicu reaksi hukum yang cepat menyebar dari pemerintah
Spanyol dan Katalonia ke Munisipalitas Katalonia—karena wali kota setempat didesak oleh Generalitat untuk memberikan dukungan logistik dan bantuan agar proses pemilihan dapat dilaksanakan—serta ke Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Tinggi Katalonia, dan jaksa negara bagian.
Pada 15 September, saat para pihak pro-kemerdekaan Katalonia mulai kampanye referendum mereka, pemerintah
Spanyol telah melancarkan suatu serangan hukum habis-habisan untuk menggagalkan pemungutan suara yang mendekat,
termasuk ancaman pengambilalihan keuangan sebagian besar anggaran Katalonia, polisi menyita poster pro-referendum, pamflet, dan selebaran yang dianggap sebagai ilegal dan memerintahkan penyelidikan kriminal kepada lebih dari 700 wali kota setempat yang telah secara terbuka menyetujui untuk membantu tahap referendum. Ketegangan antara kedua belah pihak mencapai titik kritis setelah polisi
Spanyol menggeledah kantor pusat pemerintah Katalonia di Barcelona pada 20 September, pada awal Operasi Anubis, dan menahan 13 pejabat senior Katalonia, dengan beberapa media internasional menggambarkan kejadian tersebut sebagai "salah satu
Krisis politik terburuk dalam sejarah
Spanyol modern". Referendum itu disebut sebagai "usaha kudeta terhadap demokrasi
Spanyol" dan "melawan Eropa" oleh beberapa politisi
Spanyol.
Referensi