Tanjung Enim adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan
Lawang Kidul, Kabupaten
Muara Enim, Sumatera Selatan, Indonesia. Di kelurahan ini terdapat kantor pusat perusahaan pertambangan batu bara, yaitu PT. Bukit Asam.
Tanjung Enim merupakan penghasil batu bara sejak zaman kolonial Belanda. Hingga saat ini, batu bara tetap menjadi komoditas utama yang diproduksi di wilayah
Tanjung Enim.
Sejarah pertambangan batu bara di
Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya. Pada tahun 1923, pertambangan tersebut beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Saat ini pertambangan batu bara di
Tanjung Enim di kelola oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang merupakan Badan Usaha Milik Negara.
Fauna Dan Flora
Tanjung Enim
Menurut Arman Jhen Charles, fauna khas di
Tanjung Enim adalah burung siberian biru yang bisa di temukan di Tambang Banko, labi-labi di Sungai
Enim, ikan aji-aji, ikan seribu di selokan-selokan warga, dan ikan tapa. Sedangkan flora khas
Tanjung Enim adalah duku, bunga zenia, keladi putih, dan tumbuhan Kriminil.
Penduduk Asli
Tanjung Enim adalah Orang Desa Lingga dan Dusun
Tanjung Enim. Penduduk Desa Lingga leluhurnya bernama Puyang Rie Genti sedangkan Dusun
Tanjung Enim leluhurnya bernama Prabu Nata yang merupakan Puyang dari Ulu Tuban.
Templat:Fasilitas
Tanjung Enim memiliki 6 fasilitas olahraga