Legiun Romawi (Latin: legio, jamak legiones) adalah unit militer utama dalam angkatan bersenjata Kekaisaran
Romawi.
Legiun terdiri dari infanteri berat yang dilengkapi dengan senjata dan perisai, yang didukung oleh pasukan berkuda dan unit tambahan lainnya. Selama lebih dari seribu tahun, dari masa Republik
Romawi hingga akhir Kekaisaran
Romawi,
Legiun memainkan peran penting dalam ekspansi dan pertahanan wilayah
Romawi.
Periode Kerajaan
Romawi (753–509 SM): Selama masa Kerajaan
Romawi, tentara
Romawi masih dalam tahap perkembangan dan
Legiun belum terorganisir sepenuhnya seperti yang dikenal di kemudian hari. Pada periode ini,
Legiun lebih bersifat milisi kota yang dipimpin oleh raja
Romawi. Tugas utama mereka adalah mempertahankan Roma dari serangan luar.
Periode Republik
Romawi (509–27 SM): Pada masa Republik
Romawi,
Legiun berkembang menjadi unit yang lebih formal dan profesional. Setiap
Legiun terdiri dari sekitar 4.000 hingga 6.000 prajurit infanteri dan dilengkapi dengan sejumlah kecil pasukan berkuda. Struktur
Legiun mulai mengadopsi organisasi yang lebih baik dengan pembagian menjadi cohortes (kohort), centuriae (centuria), dan manipuli (manipulus). Prajurit
Legiun selama periode ini adalah warga negara
Romawi yang diwajibkan untuk bertugas dalam waktu tertentu.
Periode Kekaisaran
Romawi (27 SM–476 M): Pada masa Kekaisaran
Romawi,
Legiun berkembang menjadi pasukan yang lebih profesional dan permanen. Setiap
Legiun memiliki standar dan lambang sendiri yang mencerminkan identitas mereka. Pada masa Kaisar Augustus, jumlah
Legiun distabilkan pada sekitar 28
Legiun yang tersebar di seluruh kekaisaran.
Legiun bertugas tidak hanya dalam pertempuran tetapi juga dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan tembok pertahanan.
Ukuran dan Komposisi:
Legiun biasanya terdiri dari sekitar 5.000–6.000 prajurit infanteri berat. Struktur internalnya terdiri dari 10 kohort, yang masing-masing dibagi lagi menjadi 6 centuria. Setiap centuria dipimpin oleh seorang centurion, yang merupakan perwira paling penting di dalam
Legiun setelah komandan
Legiun. Selain infanteri, setiap
Legiun memiliki pasukan pendukung, termasuk unit kaveleri (ala) dan unit ringan yang dikenal sebagai velites.
Komando dan Panglima: Komando tertinggi
Legiun berada di tangan seorang legatus, yang biasanya merupakan orang yang dipilih oleh Kaisar
Romawi. Di bawahnya, ada tribuni yang bertanggung jawab atas administrasi dan pelatihan
Legiun. Centurion adalah tulang punggung dari
Legiun, yang memimpin pasukan di garis depan pertempuran dan bertanggung jawab atas disiplin di dalam pasukan.
Pelatihan dan Disiplin
Pelatihan prajurit
Legiun sangat intensif dan mencakup berbagai teknik pertempuran, latihan fisik, dan pelatihan membangun perkemahan militer. Disiplin sangat ditekankan dalam
Legiun, dengan hukuman berat bagi prajurit yang gagal dalam tugas mereka atau melanggar aturan. Salah satu bentuk hukuman paling terkenal adalah decimatio, di mana satu dari sepuluh prajurit dipilih untuk dieksekusi sebagai bentuk hukuman kolektif bagi unit yang dianggap gagal.
Senjata dan Peralatan
Prajurit
Legiun biasanya dipersenjatai dengan gladius (pedang pendek), pilum (tombak), dan dilengkapi dengan scutum (perisai besar). Mereka juga memakai lorica segmentata (baju zirah berlapis) dan helm besi. Selain itu, setiap prajurit membawa peralatan untuk membangun perkemahan, seperti cangkul, pasak tenda, dan alat-alat lainnya. Perlengkapan standar ini memungkinkan prajurit
Legiun untuk beroperasi secara mandiri dalam waktu lama di lapangan.
Taktik dan Formasi
Legiun Romawi terkenal karena fleksibilitas dan formasi pertempurannya yang efektif. Salah satu formasi paling terkenal adalah formasi testudo (kura-kura), di mana prajurit
Legiun membentuk barisan perisai yang saling melindungi dari serangan musuh, terutama serangan panah. Selain itu,
Legiun juga menggunakan formasi baris yang memungkinkan pergantian prajurit di garis depan selama pertempuran, menjaga stamina dan efisiensi tempur.
Legiun Romawi memainkan peran kunci dalam penaklukan dan ekspansi Kekaisaran
Romawi. Mereka tidak hanya bertempur di Eropa, tetapi juga di Afrika Utara dan Asia Barat. Kemenangan di bawah komando para jenderal seperti Julius Caesar di Galia, Scipio Africanus di Kartago, dan Trajan di Dacia membantu memperluas wilayah
Romawi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Seiring berjalannya waktu, terutama pada masa akhir Kekaisaran
Romawi Barat,
Legiun mulai mengalami kemunduran. Perekrutan semakin bergantung pada tentara bayaran non-
Romawi, dan profesionalisme pasukan menurun. Serangkaian invasi oleh suku-suku barbar dan krisis internal di Kekaisaran mempercepat keruntuhan
Legiun sebagai kekuatan tempur yang dominan. Pada abad ke-5 M,
Legiun Romawi secara efektif tidak lagi ada, meskipun bayangan dari struktur mereka tetap hidup dalam militer Bizantium.
Referensi
Goldsworthy, Adrian (2003). The Complete Roman Army. Thames & Hudson.
Keppie, Lawrence (1998). The Making of the Roman Army: From Republic to Empire. Barnes & Noble.
Webster, Graham (1998). The Roman Imperial Army. University of Oklahoma Press.
Pranala luar
Peralatan militer
Romawi kuno
Pasukan
Romawi Diarsipkan 2015-05-05 di Wayback Machine.
Militer
Romawi di UNRV
Pasukan
Romawi di Roman Empire
Legiun Romawi