Sutoro Margono, (5 Juli 1950 – 4 Januari 2019) yang lebih dikenal dengan
Torro Margens, adalah seorang aktor, penulis naskah film dan sutradara Indonesia era tahun 1970-an dan 1980-an. Ia dikenal luas masyarakat Indonesia dengan perannya sebagai antagonis di berbagai judul film dan sinetron yang ia mainkan. Di antara film-film yang ia sutradarai, ia bekerjasama dengan berbagai aktor dan aktris seperti Piet Pagau, Hendra Cipta, Agus Kuncoro, dan Sutan Simatupang.
Biografi
Torro lahir pada 5 Juli 1950 dengan nama Sutoro Margono. Sejak kecil ia suka berakting. Dunia akting profesional dimulainya ketika mendirikan Teater Remaja Jakarta di Direktorat Kesenian dan Kebudayaan (Pemda DKI Jakarta) sekitar tahun 1969, setahun sebelum ia membentuk Sanggar Prakarya.
Karier
= Karier berakting
=
Pada tahun 1970-an, ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dari kampung halamannya di Paduraksa, Pemalang, Jawa Tengah untuk menjadi seorang aktor. Mimpinya itu akhirnya terwujud. Terhitung sejak tahun 1974,
Torro eksis di dunia seni peran.
Namun, di awal kariernya sebagai aktor,
Torro pernah berpindah profesi sebagai penerjemah. Namun karena ia tidak betah,
Torro memutuskan untuk keluar dan kembali ke seni peran. Ia kembali memulai kariernya di bidang tersebut dari nol–siang hari melakukan syuting film dan malam hari
Torro bahkan pernah mengecat trotoar untuk menyambung hidup.
Sejak tahun 1974,
Torro Margens sudah terlibat dalam berbagai film. Peran antagonis menjadi spesialiasinya. Beberapa dari puluhan judul film yang pernah dibintanginya antara lain: Ciuman Beracun (1976), Si Buta dari Gua Hantu (1977), Sirkuit Cinta (1978), Sirkuit Kemelut (1980), Perawan Rimba (1982), Ken Arok-Ken Dedes (1983), Tutur Tinular III (1992), Si Kabayan Mencari Jodoh (1994), Janus: Prajurit Terakhir (2003), 9 Naga (2006), Tendangan dari Langit (2011), Mencari Hilal (2014), hingga film terakhir yang ia perankan, Love for Sale (2018).
= Karier penyutradaraan
=
Torro juga pernah menjajal karier sebagai sutradara. Beberapa film yang pernah disutradarai olehnya antara lain: Bercinta dalam Duka (1984), Preman (1985), Yang Perkasa (1986), Pernikahan Berdarah (1987), Lukisan Berlumur Darah (1988) dan Cinta Berdarah (1989), Sepasang Mata Maut (1989), Prabu Anglingdarma (1990), Prabu Anglingdarma 2 (1990), Saur Sepuh V (Istana Atap Langit) (1992), Surgaku Nerakaku (1994) dan Kabut Asmara (1994). Selain menjadi sutradara, di antara beberapa film yang disebut di atas,
Torro pun bertindak sebagai pemain sekaligus penata skenario.
Saat perfilman Indonesia mengalami "mati suri",
Torro Margens hijrah ke sinetron demi kelangsungan ekonomi keluarganya. Cobaan kembali menghadang
Torro saat krisis ekonomi melanda Tanah Air di penghujung 1990-an. Ia tidak punya penghasilan karena tidak main sinetron untuk beberapa lama. Untuk menghidupi keluarganya, ia terpaksa menjadi sopir omprengan.
Setelah tahun 1999, perekonomian
Torro mulai bangkit. Banyak sinetron yang ia bintangi diantaranya Melangkah di Atas Awan, Balada Dangdut, Keluargaku Sorgaku, PadaMu Kubersimpuh, Serpihan Badai, Hidayah, Rahasia Ilahi, Tukang Bubur Naik Haji the Series dan Utusan Dari Surga.
= Karier pembawa acara
=
Dari tahun 2004 hingga 2006,
Torro juga sempat menjajal kemampuannya sebagai presenter Gentayangan, semacam program uji nyali yang pernah ditayangkan di stasiun televisi TPI.
= Karier politik
=
Pada Februari 2010,
Torro menyatakan akan maju sebagai calon wakil bupati Pemalang dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) yang akan berlangsung pada bulan Desember. Dia maju bersama calon bupati Iman Santoso melalui jalur perseorangan (independen). Menurut
Torro, dirinya sengaja mencalonkan diri melalui jalur independen dalam Pilkada Kabupaten Pemalang karena terpanggil untuk ikut membangun tanah kelahirannya.
Kontroversi
= Kasus hukum
=
Pada 4 Oktober 2016,
Torro Margens memenuhi panggilan pemeriksaan dari penyidik Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan sebagai saksi terkait kepemilikan senjata api Gatot Brajamusti. Hal ini disebabkan karena
Torro pernah terlibat dalam film DPO yang diproduseri oleh Gatot. Namun,
Torro akhirnya tidak terbukti terkait langsung perkara ini.
Kematian
Pada hari Jumat, 4 Januari 2019 dini hari,
Torro menghembuskan nafas terakhirnya di usia 68 tahun akibat infeksi lambung yang dideritanya. Kabar mengenai berpulangnya
Torro tersebut diketahui dari unggahan sang anak, Toma
Margens dalam akun Instagram miliknya. Jenazah
Torro Margens disemayamkan di kawasan Sukabumi, Jawa Barat.
Filmografi
= Film
=
Sebagai aktor
Sebagai pembuat film
= Televisi
=
Referensi
Pranala luar
Torro Margens di IMDb (dalam bahasa Inggris)
(Indonesia) Profil di KapanLagi.com