Masjid Ash Shulaha adalah sebuah
Masjid yang terletak di kelurahan Barabai Darat, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Masjid ini berlokasi di pinggir sungai Barabai dan tepat di turunan Jembatan
Shulaha atau di simpang empat Jalan Perintis Kemerdekaan menuju objek wisata Pagat Batu Benawa dan dibelah lagi dua jalan yakni Hevia dan Jalan Tri Kesuma.
Masjid ini memiliki gaya arsitektur campuran Banjar dan Demak. Hal ini terciri pada atapnya yang bertumpang tiga. Filosofinya adalah tingkat pertama bermakna syariat, kedua tarikat dan atap teratas adalah hakikat. Sekarang,
Masjid ini hanya memiliki satu kubah.
Sejarah
Masjid Ash Shulaha awalnya bernama
Masjid Jami yang kemudian berganti nama ketika dilakukan relokasi pada 1900an. Pada awal dibangun di tahun 1825 M,
Masjid ini hanya berfungsi sebagai tempat jema‘ah salat lima waktu saja. Kemudian pada 1820, seorang ulama bernama Muhammad Aqil atau Datu Aqil dikirim ke Barabai dan membuat
Masjid Jami bisa digunakan untuk salat jumat dan tempat belajar.
Awal 1900-an, ada seseorang yang mewakafkan tanah untuk didirikan bangunan
Masjid yang letaknya di seberang
Masjid yang lama dan pembangunan tersebut selesai pada 1928.
Selain menjadi tempat ibadah,
Masjid Ash Shulaha juga berfungsi sebagai tempat untuk menyusun strategi dan tempat para ulama berdakwah dalam menyerukan perlawanan terhadap penjajah.
= Masa revolusi
=
Pada masa revolusi fisik di tahun 1946,
Masjid ini menjadi tempat munculnya tiga orang yang berani memprovokasi warga. Hingga terjadilah peristiwa penyerangan markas Belanda di Barabai pada 19 Maret 1946 yang membuat tiga orang tersebut ditangkap pihak Belanda. Tiga orang tersebut dikenal sebagai Tri Kesuma atau Tiga Badingsanak, yaitu Muhammad Nawawi Arief, Norman Arief dan Al Hamdie Arif. Akhirnya Belanda memutuskan menembak mati Norman Arief dan memenjarakan Al Hamdie Arief dan Muhammad Nawawi Arief di Pulau Nusakambangan. Julukan ketiga bersaudara ini diabadikan menjadi nama jalan di kota Barabai.
= Banjir Barabai
=
Selama Banjir yang melanda kota Barabai di tahun 2021 dan 2023,
Masjid Ash Shulaha menjadi salah satu tempat pengungsian. Sebanyak 70 warga mengungsi ke lantai atas
Masjid Ash Shulaha, karena lantai dasar
Masjid sudah terendam air.
Arah kiblat
Pengukuran arah kiblat
Masjid ini menggunakan metode rubu‘ mujayyab dan bayang-bayang matahari. Hasil pengukuran arah kiblat
Masjid dengan menggunakan kompas dengan koreksi deklinasi magnetik dan segitiga siku-siku, didapatkan bahwa arah kiblat
Masjid Ash-
Shulaha Barabai kurang tepat, dan bergeser sebesar 1 ̊ ke arah Selatan dari arah kiblat yang semestinya.
Referensi