Mejan Lebbuh Nusa adalah sebuah kebudayaan tradisi lisan,
Mejan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting bagi masyarakat suku Pakpak. Benda purbakala ini terbuat dari batu yang diukir menyerupai sosok manusia yang sedang menunggangi gajah atau kuda, dengan panjang sekitar 1,5 meter dan lebar 20 cm. Di sekitar
Mejan, terdapat berbagai ukiran batu lainnya, termasuk yang menyerupai atap rumah adat Pakpak, batu berbentuk memanjang yang disebut perabuen yang digunakan untuk membakar tulang-belulang, serta ukiran-ukiran lainnya dengan bentuk dan fungsi yang beragam.
Pada zaman dahulu,
Mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan. Konon, benda ini akan mengeluarkan suara ketika ada musuh yang mendekat atau ketika akan terjadi musibah, seperti tanah longsor. Sampai sekarang,
Mejan masih dipercaya memiliki unsur mistis, dan sesekali dianggap masih bisa berbunyi untuk memberikan peringatan tentang peristiwa yang akan datang.
Mejan biasanya ditemukan di kawasan perkampungan awal yang didirikan oleh kelompok masyarakat dengan marga tertentu, yang disebut
Lebbuh. Salah satu lokasi yang masih memiliki
Mejan lengkap adalah
Lebbuh Nusa di Desa Lae Langge, Kabupaten Pakpak Bharat. Untuk mencapai lokasi
Mejan di
Lebbuh Nusa, dibutuhkan perjalanan kaki sekitar 20 menit dari Desa Lae Langge, atau sekitar 50 menit dari ibu kota Kabupaten Pakpak Bharat, Salak.
Mejan tidak hanya simbol budaya yang melambangkan kebesaran suatu marga, tetapi juga kebanggaan bagi suku Pakpak secara keseluruhan. Saat ini,
Mejan masih dapat ditemukan di beberapa
Lebbuh lain, seperti
Lebbuh Marga Manik di Desa Sinderrung dan
Lebbuh Marga Solin di Desa Natam. Namun, beberapa
Mejan sudah tidak utuh, berbeda dengan
Mejan di
Lebbuh Nusa yang masih terawat dengan baik.
Referensi