Miruku Munari (ミルクムナリ) adalah nama lagu eisa Okinawa yang populer di Jepang maupun di komunitas-komunitas seni tari Okinawa di berbagai negara. Nama lagu ini secara harafiah berarti "
Miruku yang Menari", berasal dari paduan kata bahasa Okinawa
Miruku (Maitreya) dan kata bahasa Indonesia Menari. Liriknya berasal dari bahasa Okinawa dialek Pulau Kohama, Kepulauan Yaeyama yang aslinya adalah doa memohon kelimpahan pertanian dan hasil panen lewat berkah sang dewa. Jadi
Miruku Munari dapat berarti pula "Dewa Yang Menari".
Makna dan komposisi lagu
Komposisi lagu ini dikerjakan oleh musisi asal Pulau Taketomi bernama Hidekatsu Kamei atau yang lebih dikenal dengan nama Hidekatsu (日出克). Hidekatsu merilis lagu
Miruku Munari pada tahun 1993 yang kemudian populer digunakan sebagai lagu Eisa.
Hidekatsu menjelaskan pada awalnya lagu
Miruku Munari memasukkan elemen genderang bambu Andes asal Amerika Selatan sehingga ia menyebutnya sebagai "musik dunia". Suara genderang yang digunakan dalam versi asli kemudian dikira oleh teman-teman Okinawanya sebagai suara genderang khas Okinawa seperti dalam pertunjukkan Eisa. Lagu ini kemudian dijadikan latar tari Eisa oleh Ryukoku Matsuri Daiko dan menjadi salah satu lagu tentang Okinawa yang terkenal.
Dengan bantuan Daiichi Hirata (平田大一), teman asal Pulau Kohama, Hidekatasu memutuskan untuk memasukkan unsur budaya Okinawa ke dalam lagu berupa syair-syair ritual Kohama Kuduchi yang biasanya dinyanyikan di Perayaan Ketsugan-sai, Kohama.
Lagu ini sempat menjadi kontroversi karena ditentang oleh orang-orang Kohama yang menganggap syair ritual sakral tidak pantas dijadikan lagu yang didengar masyarakat luas. Hal ini mengakibatkan Hidekatsu tidak dapat mengunjungi Kohama selama beberapa tahun.
Walaupun lirik syair itu memang diciptakan penduduk Pulau Kohama, berbagai pulau dan desa lain di Okinawa juga mempunyai syair serupa (syair kuduchi) yang nyatanya berasal dari pulau utama Jepang. Namun begitu, penggunaan lirik itu dalam lagu pop
Miruku Munari menimbulkan penolakan keras masyarakat Kohama, karena kehidupan sosial masyarakat pulau itu masih lebih tertutup dibandingkan daerah lainnya di Okinawa.
Lirik
Syair : Kohama Kuduchi.
Romanisasi bahasa Yaeyama : Matt Gillan.
Kutushi Miriku nu, yugafu dushi sami (Tahun ini adalah tahun yang berkelimpahan)
Miriku ganashi nu, urui misōchi (
Miruku telah memberkahi kita dengan kedatangannya)
Gukuku munu dani, utabimimisetasa (Kita telah diberikan benih untuk panen)
Yadu nu yadu kaji, chine nu chine kaji (Tiap rumah, tiap rumah tangga)
Kaji mata sandōnicchai (Cukup untuk setiap orang)
Kutushi ini nu muitachi (Padi pada tahun ini)
Sunchā Manchā manman mansaku (telah tumbuh menjadi panen yang berlimpah)
Nī dikiduti, (sesuai dengan doa-doa kita)
Ari ga uhachi ya, kōten ganashi ni, (Pertama, akan kita persembahkan untuk dewata)
Kahei usagiti, usagiti yu nukui, (sisanya)
Kura ni chinchiki, asagi ni chinchiki chin, (akan kita kumpulkan di dalam gudang, kumpulkan dalam lumbung)
Amasōti tu, washita wakamunu, (Apakah masih ada yang tersisa? Kami para pemuda)
Amazaki Karazaki taririduti,(akan membuat banyak sake)
Nudē ashibusa (meminumnya dan berpesta)
Grup Tari Ryukyu Budan Shoryu Matsuri Daiko asal Okinawa memadukan permainan taiko (genderang), unsur-unsur karate Okinawa, serta Bo-jutsu (seni senjata tradisional Okinawa) untuk menciptakan berbagai perpaduan unsur-unsur budaya Okinawa.
Lihat juga
Musik Yaeyama
Kuduchi
Pranala luar
Lagu dan Tari
Miruku Munari
Referensi