Museum Kapal Apung PLTD Apung terletak di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda
Aceh,
Aceh, Indonesia.
Museum ini merupakan salah satu saksi bisu dari dahsyatnya bencana tsunami yang melanda
Aceh pada 26 Desember 2004.
Kapal ini menjadi ikon penting untuk mengenang peristiwa tersebut.
Sejarah
PLTD Apung (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Apung) adalah sebuah
Kapal pembangkit listrik yang memiliki berat sekitar 2.600 ton.
Kapal ini sebelumnya beroperasi di laut untuk menyediakan listrik bagi wilayah sekitarnya. Pada saat tsunami terjadi,
Kapal ini sedang dalam proses untuk melabuh ke Pelabuhan Ulee Lheue, namun saat tsunami terjadi,
Kapal ini terseret oleh gelombang dahsyat sejauh 5 kilometer dari pantai hingga terdampar di tengah pemukiman warga.
PLTD Apung sebelumnya bertugas sebagai pembangkit listrik di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk Pontianak dan Bali, sebelum akhirnya ditempatkan di
Aceh pada tahun 2003 untuk mengatasi krisis listrik. Setelah bencana tsunami,
Kapal ini diubah menjadi
Museum sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengenang peristiwa tragis tersebut dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana
Peristiwa ini menjadikan
PLTD Apung sebagai saksi bisu 20 tahun silam, kekuatan dan kedahsyatan bencana tsunami yang terjadi.
Kapal ini kemudian dijadikan sebuah objek wisata dan bagian dalam
Kapal Apung dijadikan
Museum untuk merangkum bagaimana pra dan pasca tragedi yang menewaskan lebih dari 230.000 orang di 14 negara tersebut, dengan
Aceh sebagai daerah yang parah terdampak.
Koleksi dan Fasilitas
Museum Kapal Apung PLTD Apung menyimpan berbagai artefak dan dokumentasi terkait bencana tsunami 2004. Di dalam
Museum, pengunjung dapat melihat foto-foto, video, ruang audio visual dan barang-barang yang ditemukan setelah tsunami. Pameran ini memberikan gambaran jelas tentang dampak bencana serta usaha rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-tsunami.
Selain itu,
Museum ini juga dilengkapi dengan ruang pameran yang memamerkan teknologi pembangkit listrik tenaga diesel, memberikan pengunjung wawasan tentang bagaimana
Kapal ini berfungsi sebagai pembangkit listrik. Pengunjung dapat belajar tentang teknologi pembangkit listrik tenaga diesel Pengunjung dapat belajar tentang teknologi pembangkit listrik tenaga diesel dan pemandu wisata tersedia untuk memberikan informasi lebih lanjut dan menjawab pertanyaan pengunjung tentang sejarah dan teknologi yang dipamerkan.
Arsitektur dan Tata Letak
Kapal PLTD Apung dibiarkan berada di lokasi terdamparnya sebagai monumen. Area sekitar
Kapal telah dikembangkan menjadi taman dan area publik yang nyaman untuk dikunjungi. Infrastruktur pendukung seperti jalan setapak, area parkir, dan fasilitas informasi juga disediakan untuk memudahkan akses pengunjung.
Edukasi Akan Kesadaran Bencana
Selain sebagai taman,
Museum Kapal Apung PLTD Apung berfungsi sebagai pusat edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana. Berbagai program pendidikan dan kegiatan komunitas sering diadakan di sini, termasuk seminar, lokakarya, dan latihan evakuasi bencana. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan tanggap dalam menghadapi kemungkinan bencana di masa depan.
Transformasi Menjadi Museum
Setelah bencana tsunami, pemerintah
Aceh dan masyarakat setempat memutuskan untuk mempertahankan keberadaan
Kapal ini sebagai monumen peringatan. Pada tahun 2012,
Kapal ini diresmikan sebagai
Museum dengan tujuan untuk edukasi dan wisata sejarah.
Museum ini tidak hanya menampilkan
Kapal itu sendiri tetapi juga berfungsi sebagai pusat informasi tentang bencana tsunami, proses evakuasi, dan upaya rekonstruksi pasca-bencana.
Trivia
Museum ini juga berfungsi sebagai tempat penghormatan bagi para korban tsunami. Di sekitar
Kapal, terdapat monumen dan prasasti yang mencantumkan nama-nama korban yang meninggal dunia. Tempat ini menjadi lokasi untuk berdoa dan mengenang mereka yang telah tiada. Selain
Kapal Apung PLTD, terdapat mesjid Subulussalam yang juga menjadi saksi bisu kejadian tsunami.
Akses dan Lokasi
Museum Kapal Apung PLTD Apung terletak di pusat kota Banda
Aceh, sehingga mudah diakses oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Lokasinya yang strategis menjadikannya salah satu destinasi wisata sejarah dan edukasi yang penting di
Aceh.
Museum ini terbuka untuk umum setiap hari dan tidak dikenakan biaya masuk, meskipun sumbangan sukarela diterima untuk pemeliharaan dan pengembangan fasilitas.
Referensi