Museum Perang Dunia II adalah
Museum yang berada di perbatasan Desa Pandanga dan Wawama (Pandawa), Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku Utara yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan
Perang Dunia II yang terjadi di pulau tersebut.
Museum Perang Dunia II berada di bawah pengelolaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pulau Morotai karena tercatat sebagai cagar budaya.
Sejarah
Pembangunan
Museum dilakukan pada 2012 saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun luas lahan pembangunan
Museum Perang Dunia II seluas 2 hektare dan alasan pembangunan di Pulau Morotai dikarenakan pernah menjadi tempat pendaratan pasukan sekutu dan tempat berlangsungnya upacara penyerahan atas kekalahan Jepang terhadap Sekutu AS pada tahun 1944.
Pada, 6 Januari 2022, PTUN Ambon memutuskan untuk memenangkan gugatan TNI AU atas sertifikat tanah yang di atasnya berdiri
Museum PD
II yang sebelumnya merupakan hak pakai atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pulau Morotai yang terletak di Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
Akses dan lokasi
Museum Perang Dunia II berada satu kawasan dengan
Museum Trikora di sisi Bandara Pitu ke arah laut.
Koleksi
Barang-barang peninggalan di dalam
Museum ini adalah bukti otentik yang dimiliki di Morotai seperti perlengkapan
Perang yang pernah digunakan pasukan Sekutu dan Jepang saat
Perang pada tahun 1944-1945 dan pakaian milik Jenderal Mc Arthur. Sebagian barang koleksi merupakan hasil restorasi dari perlengkapan yang diangkat dari perairan Morotai. Sedangkan di bagian luar
Museum terdapat tank peninggalan
Perang Dunia II.
Adapun koleksi
Museum terbagi ke dalam 45 jenis, diantaranya adalah Setrika, Sloki, Atribut, Sendok, Garpu, piring, mangko, cangkir, tempat parfum, peralatan personil, botol minuman, peluru jenggel, peluru 12,7, granat, senjata 12,7, magasen senjata, alat pendingin mesin pesawat, helm baja, sangkur, tempat minyak senjata, penggosok laras senjata.
Selain itu juga terdapat ujung meriam loncer, radio jepang, kompor masak, piring, tengki minyak, batu listrik, tempat obat nyamuk, furing mesin, doktek, koin, patung, masker Jepang, alat cukur, alat penerang lampu, lampu weser mobil jib sekutu, morfin dan obat suntikan tentara.
Referensi