- Source: Museum Popa Eyato
Museum Popa Eyato merupakan satu-satunya museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah di Provinsi Gorontalo. Mulai dari foto-foto peninggalan masa penjajahan, berbagai alat rumah tangga kuno, berbagai jenis senjata tajam, seperti tombak, parang dan badik, hingga bendera merah putih yang pertama yang dikibarkan, saat upacara kemerdekaan Gorontalo 23 Januari 1942.
Nama Museum Popa Eyato yang diambil dari dua nama raja berpengaruh yang pernah memimpin kerajaan yang ada di Gorontalo. Diresmikan pada bulan Januari 2015 berdasarkan peraturan Gubernur Gorontalo nomor 59 tahun 2014, namun pembangunan museum ini sudah berlangsung sejak 2010.
Museum Popa Eyato Provinsi Gorontalo ternyata hanya memajang 13 dari 78 koleksinya. Koleksi yang dipamerkan meliputi 10 jenis etnografika, 2 buah jenis historika dan 1 buah koleksi tanpa keterangan, namun diperkirakan jenis etnografika.
Museum yang berdiri tidak jauh dari Kantor Gubernur Gorontalo ini, hingga memasuki tahun 2020 kondisinya terbilang masih jauh dari harapan, jika dibandingkan dengan museum pada umumnya. Jumlah koleksi museum ini hanya 300 benda sejarah. Yang jika dilihat sekilas bukan lagi asli, tapi hanyalah duplikat saja.
Museum Purbakala Popa Eyato Provinsi Gorontalo tidak hanya memajang koleksi benda purbakala. Kini di tempat ini juga secara proaktif menjadi sarana pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar.
Tawaran belajar di museum ini sangat diminati pelajar Gorontalo, sejumlah sekolah berkunjung ke lokasi ini untuk mempelajari kebudayaan dan kesenian melalui program edukasi yang menggunakan pengalaman Nyata Belajar di Museum untuk siswa.
Koleksi
Secara mendetail museum purbakal Popa Eyato memiliki beberapa koleksi di dalamnya di antaranya:
Ketika memasuki bangunan, pelancong ditemui oleh patung pejuang asal Gorontali yaitu Nani Wartabone, figur pejuang kelahiran Gorontalo yang diberikan gelar Pejuang Nusantara Indonesia tahun 2003.
Patung lain menarik perhatian, yaitu replika tokoh pejuang intelektual H.B Jassin, seorang intelektual Gorontalo yang terkenal sebagai penulis, jurnalis dan kritikus sastra.
Di dalam gedung, terdapat sebuah rumah panggung berdimensi sekitar 20x20 meter dan tingginya sekitar 1,5 meter, terletak di sudut ruangan. Di bawah rumah panggung tersebut, beberapa koleksi dipajang, termasuk sepeda tua, lukisan, dan benda lainnya.
Selain itu, ada koleksi historika, yang mencakup peristiwa atau sejarah yang berkaitan dengan wilayah, bangsa, organisasi masyarakat, kelompok, dan individu. Salah satu contoh koleksi ini adalah speaker kolonial Belanda yang terbuat dari kuningan yang pernah digunakan oleh Alexander (Sander) Uno, pemimpin geng marsaoleh atau Kwandang.
Museum Popa Eyato mempunyai beragam sebaran, termasuk linguistik yang melibatkan dokumen manuskrip dan menggambarkan fenomena saat itu. Salah satu contohnya adalah manuskrip Me’eraji, karya gagasan dari penduduk yang dahulunya ditulis dengan aksara Pegon-Arab, namun juga dalam bahasa Gorontalo.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Museum Popa Eyato
- Museum Fatahillah
- Museum Nasional Indonesia
- Museum Negeri Mpu Tantular
- Museum Satria Mandala
- Daftar museum di Gorontalo
- Museum Sonobudoyo
- Museum Mulawarman
- Museum Ullen Sentalu
- Museum Kereta Api Ambarawa