- Source: Museum Wayang R. Boediardjo
Museum Wayang R. Boediardjo atau Museum Wayang Sasana Guna Rasa adalah museum yang terletak di Pondok Tingal, Jalan Balaputradewa Nomor 32, Dusun 1, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Fungsi khusus museum untuk mengoleksi beragam jenis wayang yang berasal dari kebudayaan Indonesia. Peresmian museum dilakukan oleh Sri Redjeki Boediardjo pada tangal 10 November 2001. Koleksi utama di dalam museum ini berupa wayang kulit dari berbagai daerah di pulau Jawa dan Bali. Jenis koleksi lainnya berupa wayang golek, wayang batu, wayang putihan, dan topeng. Beberapa koleksi lainnya merupakan jenis wayang yang berasal dari Tiongkok dan Jepang. Selain koleksi wayang, di dalam museum terdapat koleksi rekaman suara dan rekaman video pementasan wayang dalam bentuk kaset. Tanggal pembuatan rekaman mulai dari tahun 1970-an hingga 1990-an. Di dalam museum juga terdapat perpustakaan yang memberikan wawasan tentang wayang. Koleksi buku perpustakan hampir mencapai 700 buku dengan berbagai bahasa. Setiap bulan sekali, museum ini mengadakan pergelaran wayang pada malam minggu keempat. Pemetasan wayang dimulai pukul 20.00 WIB, dengan dalang di antaranya yaitu Ki Mantep Sudarsono, Ki Enthus Susmono, dan Ki Purbo Asmoro. Pengelola museum adalah keluarga Boediardjo. Museum ini berada di titik koordinat: 7°36’20.9” Lintang Selatan dan 110°12’57.8” Bujur Timur. Akses ke museum dapat dari Bandar Udara Adi Sutjipto (45 km), Stasiun Magelang Kota (18 km), atau Terminal Tidar (15 km).
Koleksi
Dengan luas mencapai 1.500 m2, museum ini mengoleksi wayang yang disimpan di dalam 12 kotak berukuran besar. Kotak tersebut terbuat dari kayu. Wayang yang dikoleksi terbuat dari kulit, kayu, bambu dan batu. Selain wayang, ada pula lukisan kaca tentang tokoh dunia pewayangan. Ada pula topeng kayu dan seperangkat gamelan baik slendro maupun pelog. Koleksi lainnya adalah buku-buku tentang wayang sedikitnya berjumlah 694 judul buku dalam berbagai bahasa. Selain itu, ada koleksi berupa 83 kaset yang direkam sejak tahun 1971 hingga 1994. Isinya berupa suara pewayangan. Terdapat juga 59 kaset video rekaman pergelaran wayang sejak tahun 1980 hingga 1990. Beberapa naskah lakon wayang yang kuni juga dikumpulkan dari para dalang yang menggelar pementasan secara rutin sebulan sekali.