- Source: Noordin Mohammad Top
Noordin Mohammad Top (11 Agustus 1968 – 17 September 2009) adalah seorang warga kelahiran Malaysia berlatar belakang suku Jawa-Melayu Malaysia yang dianggap bertanggung jawab atas serentetan serangan teror di Indonesia, diantaranya Bom Malam Natal 2000, Bom Bali 2002, Bom JW Marriott 2003, Bom Kedubes Australia 2004, dan Bom Bali 2005.
Latar belakang
Noordin merupakan anak bungsu dari 13 bersaudara yang menghabiskan masa kecil hingga remaja di kota kecil yang kental dengan budaya Jawa di Pontian, Johor, Malaysia, sebelum melanjutkan pendidikannya di kota besar Johor Bahru. Noordin yang berlatar pendidikan akuntansi dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
= Terpapar radikalisme
=Saat sedang mengambil gelar sarjana di tahun 1995, Noordin bersama dengan Dr. Azahari menjadi murid dari Abu Bakar Baasyir, tokoh organisasi Majelis Mujahidin Indonesia dan pendiri Pondok Pesantren Al Mu'min, Ngruki, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Noordin pernah mengajar di Madrasah Luqmanul Hakim yang didirikan Abdullah Sungkar asal Jawa Tengah pada tahun 1992. Madrasah yang telah ditutup pada tahun 2001 silam karena menjadi basis gerakan bawah tanah Jemaah Islamiyah (JI) untuk cabang 3 negara Melayu yakni Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura.
Jemaah Islamiyah (JI) merupakan suatu organisasi asal Indonesia yang digolongkan teroris oleh PBB yang bercita-cita mendirikan negara berdasarkan Islam (daulat Islamiyah) di Asia Tenggara. Organisasi ini pada gilirannya menginduk pada Al-Qaeda. Pada tahun 2003, Noordin memisahkan diri dari induk organisasi dan menyatakan diri sebagai Qa'id (pemimpin) Tandzim (cabang) Al-Qaeda untuk Asia Tenggara. Ia dikenal oleh kalangan intelijen sebagai orang yang memiliki kemampuan perekrutan dan indoktrinasi yang baik, selain cerdas dan licin.
Jejak pelarian
Sikap represif pemerintah Malaysia terhadap JI, membuat petinggi dan kader JI, Noordin bersama Azahari meninggalkan Malaysia setelah pemerintah negara jiran itu melakukan serangkaian operasi pembersihan teroris di negaranya, menyusul serangan yang menyebabkan hancurnya World Trade Center, New York, oleh Al Qaeda pada tanggal 11 September 2001.
Untuk menyelamatkan diri, Noordin yang merupakan salah seorang petinggi JI melarikan diri ke Riau, Indonesia, kampung halaman istrinya, Siti Rahmah yang berasal dari Desa Pendekar Bahar, Bangko, Rokan Hilir, Riau. Siti Rahmah adalah adik Mohammad Rois, anggota Jamaah Islamiyah asal Riau yang pernah mengajar madrasah di Johor, Malaysia. Di bawah perlindungan orang-orang JI ia merancang aksi pembalasan dengan agenda pertama adalah pengeboman dua klub malam di Kuta, Badung, Bali, setelah didahului oleh beberapa pengeboman berskala kecil.
Penangkapan
Semenjak peristiwa Pengeboman Bali 2002, Noordin, Azahari, dan anggota JI lainnya (termasuk Imam Samudera, Amrozi dan Mukhlas) menjadi sasaran pencarian utama Polri. Di mata FBI ia menempati urutan ketiga sebagai orang yang paling dicari pada tahun 2006. Dalam penyergapan oleh satuan khusus anti-terorisme Densus 88 di Batu, Malang, tanggal 9 November 2005 yang menewaskan Azahari, Noordin dapat melarikan diri. Dalam suatu penggerebekan di Weleri, Kendal pada 2007, Noordin dikabarkan kembali lolos. Seusai Pengeboman Mega Kuningan, Jakarta, 2009, polisi kembali mengintensifkan pengejaran. Ia sempat diduga sebagai salah satu korban tewas dalam penyergapan di Temanggung, Jawa Tengah, oleh Densus 88 pada 8 Agustus 2009, namun empat hari kemudian Polri menyatakan bahwa yang tewas adalah Ibrohim. Baru pada tanggal 17 September 2009, Noordin akhirnya benar-benar tewas dalam penyergapan di Kampung Kepuhsari, Mojosongo, Jebres, Surakarta, bersama-sama dengan tiga orang lain, termasuk Bagus Budi Pranoto (perakit bom peledakan Kedubes Australia di Jakarta pada 2004) dan Ario Sudarso, keduanya ahli perakitan bom didikan Azahari.
Selama dalam pelarian itu, Noordin beberapa kali melakukan pernikahan dengan perempuan di tempat ia tinggal, diperkirakan sebagai sarana untuk mengelabui petugas. Sebelumnya meninggalkan Malaysia, ia telah menikah dengan seorang perempuan kelahiran Indonesia dan memiliki tiga orang anak. Paling tidak ada tiga perempuan yang diketahui pernah dinikahinya di Jawa, salah seorang di antaranya sempat dipenjara selama dua tahun (2005–2007) karena terbukti membantu menyembunyikan Noordin. Dari tiga orang ini, dua di antaranya juga memberikan keturunan.
Lihat pula
Abu Dujana (Jemaah Islamiyah)
Adam Salih
Al-Ma'unah
Ali Kalora
Aman Abdurrahman
Amein Mohamed
Amrozi bin Nurhasyim
Asmar Latin Sani
Azahari Husin
Bahrun Naim
Daeng Koro
Dani Dwi Permana
Dulmatin
Farid Ahmad Okbah
Hemeid H. Algamdi
Heri Kurniawan
Ibrohim
Imam Samudera
Mehdat Abdul Salam Shabana
Mohammed Jamal Khalifa
Mohammad Jibril
Mohammad Syahrif
Mohamad Syahrir
Muhammad Basri (teroris)
Mukhlas
Omar Abu Omar
Ramzi Yousef
Riduan Isamuddin
Rois
Rusman Gunawan
Santoso (teroris)
Syaifuddin Jaelani
Syaiful Anam
Umar Patek
Yono Sayur
Zarkasih
Referensi
Pranala luar
Profil Noordin Mohamed Top di (BBC)
Rewards for Justice
FBI Most Wanted Terrorists currently listed web page Diarsipkan 2008-06-11 di Wayback Machine.
Kata Kunci Pencarian:
- Noordin Mohammad Top
- Azahari Husin
- Mukhlas
- Bom Bali 2002
- Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000
- Asmar Latin Sani
- 17 September
- September 2009
- Jemaah Islamiyah
- 11 Agustus
- Noordin Mohammad Top
- Top
- Azahari Husin
- Tanzim Qaedat al-Jihad
- Jamaah Ansharut Tauhid
- Detachment 88
- Top (surname)
- Terrorism in Indonesia
- Nur al-Din
- Zulkifli Abdhir