- Source: Operator logika
Dalam logika, operator logika atau perangkai logika merupakan simbol logika yang dipakai untuk menghubungkan rumus-rumus logika. Sebagai contoh, dalam sintaks logika proposisional, operasi biner
∨
{\displaystyle \lor }
dapat dipakai untuk menggabungkan dua rumus atomik
P
{\displaystyle P}
dan
Q
{\displaystyle Q}
, memberikan rumus kompleks
P
∨
Q
{\displaystyle P\lor Q}
.
Operator logika pada umumnya meliputi negasi, disjungsi, konjungsi, implikasi dan kesetaraan . Dalam sistem logika klasik yang standar, operator-operator tersebut dipandang sebagai fungsi kebenaran, yakni fungsi yang menerima suatu nilai kebenaran (benar atau salah) dan menghasilkan nilai kebenaran yang baru. Sedangkan dalam logika non-klasik ada beberapa interpretasi berbeda terkait definisi dari operator-operator tersebut. Interpretasi klasik dari setiap operator tersebut mirip dengan ungkapan "tidak", "atau", "dan", dan "jika" dalam bahasa alami seperti Bahasa Indonesia, walau tidak identik.
Pendahuluan
Dalam bahasa formal, fungsi-fungsi kebenaran dinyatakan lewat simbol-simbol yang tak ambigu. Hal ini memungkinkan pernyataan logika dapat dipahami dalam cara yang tidak ambigu. Simbol-simbol ini selanjutnya disebut operator logika atau perangkai logika.
Operator logika dapat digunakan untuk menghubungkan nol atau lebih pernyataan-pernyataan, memungkinkan seorang membahas operator logika n-ary. Konstanta Boolean Benar dan Salah dapat dianggap sebagai operator 0-ary, negasi sebagai operator 1-ary, dan seterusnya.
= Daftar operator logika yang umum
=Berikut adalah daftar beberapa operator logika yang umum, simbol, dan popularitasnya:
Negasi (tidak):
¬
{\displaystyle \neg }
,
∼
{\displaystyle \sim }
,
N
{\displaystyle N}
(prefiks), dengan
¬
{\displaystyle \neg }
adalah bentuk yang paling modern dan umum digunakan, dan
∼
{\displaystyle \sim }
masih digunakan oleh banyak orang;
Konjungsi (dan):
∧
{\displaystyle \wedge }
,
&
{\displaystyle \&}
,
K
{\displaystyle K}
(prefiks), dengan
∧
{\displaystyle \wedge }
adalah bentuk yang paling modern dan umum digunakan;
Disjungsi (atau):
∨
{\displaystyle \vee }
,
A
{\displaystyle A}
(prefiks), dengan
∨
{\displaystyle \vee }
adalah bentuk yang paling modern dan umum digunakan;
Implikasi (jika...maka...):
→
{\displaystyle \to }
,
⊃
{\displaystyle \supset }
,
⇒
{\displaystyle \Rightarrow }
,
C
{\displaystyle C}
(prefiks), dengan
→
{\displaystyle \to }
adalah bentuk yang paling modern dan umum digunakan, dan
⊃
{\displaystyle \supset }
masih digunakan oleh banyak orang;
Kesetaraan (jika dan hanya jika):
↔
{\displaystyle \leftrightarrow }
,
⊂
⊃
{\displaystyle \subset \!\!\!\supset }
,
⇔
{\displaystyle \Leftrightarrow }
,
≡
{\displaystyle \equiv }
,
E
{\displaystyle E}
(prefiks), dengan
↔
{\displaystyle \leftrightarrow }
adalah bentuk yang paling modern dan umum digunakan, dan
⊂
⊃
{\displaystyle \subset \!\!\!\supset }
dapat menjadi pasangan yang cocok ketika menggunakan simbol implikasi
⊃
{\displaystyle \supset }
, seperti
↔
{\displaystyle \leftrightarrow }
ketika menggunakan
→
{\displaystyle \to }
.
Makna hubungan [antar] pernyataan dapat berubah ketika dibubuhi operator-operator tersebut. Sebagai contoh, pernyataan hari ini hujan (disimbolkan dengan
p
{\displaystyle p}
) dan saya ada di dalam ruangan (disimbolkan dengan
q
{\displaystyle q}
) dapat berubah menjadi:
Hari ini tidak hujan (
¬
p
{\displaystyle \neg p}
);
Hari ini hujan dan saya ada di dalam ruangan (
p
∧
q
{\displaystyle p\wedge q}
);
Hari ini hujan atau saya ada di dalam ruangan (
p
∨
q
{\displaystyle p\lor q}
);
Jika hari ini hujan, maka saya ada di dalam ruangan (
p
→
q
{\displaystyle p\rightarrow q}
);
Jika saya ada di dalam ruangan, maka hari ini hujan (
q
→
p
{\displaystyle q\rightarrow p}
);
Saya ada di dalam ruangan jika dan hanya jika hari ini hujan (
p
↔
q
{\displaystyle p\leftrightarrow q}
);
Pernyataan yang selalu benar dan pernyataan yang selalu salah juga umum dianggap sebagai sebagai sebuah operator:
Benar, disimbolkan dengan
⊤
{\displaystyle \top }
,
1
{\displaystyle 1}
,
V
{\displaystyle V}
(prefiks), atau
T
{\displaystyle \mathrm {T} }
;
Salah, disimbolkan dengan
⊥
{\displaystyle \bot }
,
0
{\displaystyle 0}
,
O
{\displaystyle O}
(prefiks), atau
F
{\displaystyle \mathrm {F} }
= Sejarah dari notasi yang digunakan
=Negasi: Simbol
¬
{\displaystyle \neg }
digunakan oleh Heyting di tahun 1930 (mirip dengan simbol ⫟ dalam Begriffsschrift oleh Frege). Sedangkan simbol
∼
{\displaystyle \sim }
muncul dalam publikasi oleh Russell tahun 1908. Alternatif notasi negasi lainnya dilakukan dengan menambahkan garis horizontal di atas rumus (pernyataan) yang bersangkutan, seperti
p
¯
{\displaystyle {\overline {p}}}
, atau dengan menggunakan tanda petik, seperti
p
′
{\displaystyle p'}
.
Konjungsi: Simbol
∧
{\displaystyle \wedge }
digunakan oleh Heyting di tahun 1930 (mirip dengan simbol irisan
∩
{\displaystyle \cap }
Peano dalam teori himpunan). Simbol
&
{\displaystyle \&}
setidaknya sudah digunakan sejak Schönfinkel di tahun 1924, sedangkan simbol
⋅
{\displaystyle \cdot }
berasal dari interpretasi oleh Boole yang mengganggap logika sebagai aljabar elementer.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Operator logika
- Unit aritmatika dan logika
- Kontrol logika terprogram
- Logika konjungsi
- Konvers (logika)
- Kalkulus proposisional
- Logika negasi
- Logika disjungsi
- Supplemental Mathematical Operators
- Hukum De Morgan
- Multimodal logic
- List of mathematics journals
- Intensional logic
- Zmiennicy
- Epistemic modal logic
- Logic of graphs
- Jan Łukasiewicz
- Glosa
- Graham Priest bibliography