Palawija (Sanskerta: phaladwija) secara harfiah berarti tanaman kedua. Berdasarkan makna dari bahasa Sanskerta,
Palawija bermakna hasil kedua, dan merupakan tanaman hasil panen kedua di samping padi. Istilah
Palawija berkembang di antara para petani di Pulau Jawa untuk menyebut jenis tanaman pertanian selain padi.
Tanaman pertanian yang bisa disebut sebagai
Palawija adalah:
Beberapa buku menyebutkan buah yang tumbuh menempel di atas tanah juga disebut
Palawija, seperti labu, blewah, dan semangka, meski dalam definisi pertanian modern mereka disebut dengan hortikultura.
Pertanian berkelanjutan
Dalam sistem yang menekankan pertanian berkelanjutan,
Palawija merupakan salah satu komponen untuk melakukan rotasi tanaman.
Palawija mampu menghemat air di musim kering sehingga tidak memberikan beban bagi irigasi, terutama ketika irigasi tidak mampu memberikan cukup air bagi padi sawah.
Palawija juga mampu menjadi sumber penghidupan di dataran tinggi di mana padi tidak dapat tumbuh. Di lereng Gunung Merapi, petani melakukan rotasi tanaman dengan menanam padi yang diselingi
Palawija untuk memutus siklus hidup hama tikus. Rotasi tanaman ini terbukti meningkatkan produktivitas hasil pertanian setempat.
Di sisi lain,
Palawija merupakan tanaman yang cukup rentan terhadap serangan hama sehingga membutuhkan lebih banyak pestisida.
Palawija juga rentan dengan serangan "hama besar" seperti babi hutan
Ketahanan pangan
Palawija merupakan salah satu kunci dalam menggalakkan diversifikasi pangan di Indonesia demi mempertahankan ketahanan pangan. Lahan tidur yang tidak tergarap, misal lahan bekas kehutanan, bisa ditanam
Palawija karena penanaman
Palawija tidak membutuhkan banyak air. Jika terwujud, hal ini dapat meningkatkan produksi pangan. Berbagai petani juga memilih untuk beralih ke
Palawija ketika komoditas utama mereka mengalami penurunan harga, seperti yang dialami petani tebu di Jawa Tengah.
Lembaga penelitian
Di Indonesia terdapat tiga lembaga penelitian pertanian yang mengkhususkan diri pada penelitian
Palawija:
Balai Penelitian Jagung dan Serealia Lain (BALITJAS) yang berpusat di Maros, Sulawesi Selatan
Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI) yang berpusat di Karangploso, Malang, Jawa Timur.
Balai Penelitian Tanaman Pangan di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat
Lihat pula
One Day No Rice
Referensi
Bahan bacaan terkait
Mashudi. Bercocok Tanam
Palawija. Ganeca Exact. ISBN 979121140X.