Hasil Pencarian:
- Hendrik Pardamean Hutagalung
- Wahyu Widada
- Udang pama
- Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia
- Dedi Prasetyo
- Suntana
- Albertus Budi Sulistya
- Pama Tambunan, Salapian, Langkat
- Adhi Makayasa
- Sandi Nugroho
- Teddy Indra Wijaya
- Simon Petrus Kamlasi
- Andika Perkasa
- Teguh Pudjo Rumekso
- Bambang Sunarwibowo
- Marthinus Hukom
- Hinsa Siburian
- Ujang Darwis
- Provinsi Kompienga
- Wahyu Hadiningrat
Artikel: Udang pama
Pemerian
Udang yang berukuran sedang hingga besar. Panjang tubuh maksimum hewan betina adalah 25 cm, sedangkan jantannya 18 cm; akan tetapi umumnya hanya antara 13–18 cm saja. Bobot tubuhnya umumnya mencapai 25 gr, tetapi beberapa indukan ada yang hingga 100 gr beratnya. Karapas dengan gigir-gigir dan alur-alur yang tampak jelas; taju moncong (rostrum) dengan 6-8 gerigi atas (termasuk yang berada di atas gigir jambul) dan 3 gerigi bawah; gigir postrostral (jambul) memanjang hampir mencapai tepi belakang karapas, dengan alur median yang jelas. Gigir gastrofrontal tak ada; gigir adrostral memanjang melebihi posisi gigi atas yang terakhir; gigir hepatik memanjang melewati belakang gigir antena, lurus namun arahnya miring menaik ke belakang. Tubuh berwarna cokelat kemerahan hingga cokelat pucat, atau hijau gelap. Karapas dengan pita-pita melintang berwarna kuning lumpur, sementara abdomen dan ekor dengan pita cokelat kelabu dan kuning lumpur berselang-seling melintang. Juntai antena (sungut) berbelang-belang putih dan cokelat. Kaki perayap (pereopod) dan perenang (pleopod) kemerahan, dengan ujung kaki perayap keputihan. Setengah bagian terluar dari kipas ekor (uropod) kemerahan dan tepinya berwarna merah. 'Agihan dan habitat
Udang pama menyebar luas di perairan Indo-Pasifik Barat: perairan Dangkalan Sunda (termasuk Laut Cina Selatan), ke utara di sepanjang pesisir timur Laut Cina Timur, Laut Kuning, hingga Semenanjung Korea dan Kepulauan Jepang. Ke timur hingga Dangkalan Sahul dan pesisir utara Benua Australia. Ke barat menyusuri tepian Samudra Hindia, hingga ke Laut Merah, dan pesisir timur Afrika hingga ke Afrika Selatan. Menyeberangi Terusan Suez sebagai migran Lessepsian, Udang pama telah mengkolonisasi perairan Laut Tengah bagian timur (yakni, pesisir Mesir, Israel, Libanon, Suriah, dan Turki selatan). Udang ini biasa ditemukan di dasar laut dangkalan (landas benua), mulai dari tepi pantai hingga kedalaman laut sekitar 130 m, meskipun umumnya pada kedalaman kurang dari 60 m. Agaknya menyukai air dengan salinitas tinggi, Udang pama acap didapati pada dasar laut yang berpasir, berlumpur, atau campuran keduanya. Benurnya (anak-anak Udang) berasosiasi dengan padang lamun, dan kadang-kadang juga ditemukan di atas hamparan terumbu karang. Udang pama cenderung bersifat nokturnal, di siang hari mengubur diri di dalam substrat; dan beraktivitas dengan membentuk gerombolan-gerombolan kecil.Manfaat
Udang pama tergolong Udang komersial hampir di setiap negara yang menjadi agihannya. Nilainya cukup penting bagi negara-negara ASEAN, kawasan Asia Selatan, dan juga Korea dan Jepang; namun kurang penting di kawasan Laut Merah dan pesisir timur Afrika termasuk Madagaskar. Udang ini terutama ditangkap dengan pukat dasar, dan dijual dalam keadaan segar, dibekukan, atau dikalengkan.Catatan kaki
Bacaan lanjut
Andi Parenrengi, Sulaeman, Wartono Hadie, Andi Tenriulo. (2007). "KERAGAMAN MORFOLOGI Udang pama (Penaeus semisulcatus) DARI PERAIRAN SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI TENGGARA". Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 1 Markus Mangampa, Sulaeman, Andi Parenrengi, Samuel Lante. (2008). "OPTIMALISASI PADAT TEBAR BENIH Udang pama (Penaeus semisulcatus) PADA PENTOKOLAN DENGAN SISTEM HAPA DI TAMBAK". Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 2 Herlinah dan Rachmansyah. (2010). "ESTIMASI PADAT TEBAR Udang pama (Penaeus semisulcatus) BERDASARKAN TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN". Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 Suharyanto dan Suwardi Tahe. (2012). "PERTUMBUHAN DAN LAJU SINTASAN Udang pama, Penaeus semisulcatus PADA SALINITAS YANG BERBEDA". Seminar Nasional Tahunan IX Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 14 Juli 2012No More Posts Available.
No more pages to load.