- Source: Pandemi Covid-19 di Brunei Darussalam
Pandemi koronavirus 2019–2020 di Brunei Darussalam dipastikan telah menyebar ke Brunei Darussalam ketika kasus pertamanya dikonfirmasi di Tutong pada 9 Maret 2020.
Banyak kasus awal dikaitkan dengan acara Tabligh Akbar yang dilaksanakan pada akhir Februari 2020 di Masjid Jamek di Kuala Lumpur, Malaysia. Dari 50 kasus pertama di Brunei Darussalam, 45 diantaranya melibatkan orang-orang yang ikut hadir dalam acara di Masjid Jamek tersebut.
Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.
Kronologi
Pada 9 Maret 2020, Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam telah membenarkan bahwa hasil positif koronavirus atas pemeriksaan terhadap seorang pasien pria berusia 53 tahun yang kembali dari tabligh di Kuala Lumpur, Malaysia pada 3 Maret. Pasien ini mulai mengalami gejala pada 7 Maret, dan akhirnya dipindahkan ke Pusat Isolasi Nasional di Tutong untuk menjalani perawatan. Pihak berwenang Brunei Darussalam juga menindaklanjuti pemeriksaan terhadap tiga orang teman yang telah malakukan perjalanan bersama dengan pasien serta anggota keluarga pasien.
Pada tanggal 10 Maret, Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam kembali melaporkan adanya tambahan lima kasus koronavirus, sehingga total hingga hari itu menjadi enam orang. Kelima individu tambahan ini merupakan kontak dekat dari pasien kasus pertama dan dilakukan prosedur perawatan isolasi untuk para pasien di Pusat Isolasi Nasional di Tutong.
Pada tanggal 12 Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan lima kasus baru, sehingga jumlah totalnya menjadi 11. Tiga diantaranya merupakan orang-orang dengan riwayat menghadiri acara tabligh pada tangggal 3 Maret. di Kuala Lumpur.
14 kasus baru dikonfirmasi pada tanggal 13 Maret, sehingga jumlah totalnya menjadi 25 kasus. Sepuluh dari kasus ini masih terkait dengan acara keagamaan yang sama di Kuala Lumpur. Tiga dari kasus tersebut adalah orang yang memiliki kontak dekat dari pasien yang telah dikonfirmasi sebelumnya, sementara satu kasus lainnya adalah seorang pria berusia 64 tahun yang pernah melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur dan Kamboja.
Pada tanggal 14 Maret, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa Brunei Darussalam telah memiliki total 40 kasus virus corona.
Pada tanggal 15 Maret, Brunei Darussalam mengkonfirmasi 10 kasus baru, sehingga jumlah totalnya menjadi 50.
Dampak dan reaksi
Pada akhir Januari, Brunei Darussalam telah mengumumkan pembatasan masuk bagi orang-orang yang datang dari Cina. Mulai 1 Februari, pemetriksaan suhu tubuh dilaksanakan ketika orang-orang masuk ke negara itu. Royal Brunei Airlines mengurangi penerbangan ke Cina.
Menanggapi pandemi koronavirus, Kementerian Pendidikan Brunei mengumumkan bahwa rencana meliburkan sekolah yang pada awalnya direncanakan dimulai tanggal 16 Maret 2020 dimajukan ke tanggal 11 Maret.
Pada tanggal 14 Maret, Kementerian Kesehatan Brunei Darussalam memerintahkan 638 orang untuk manjalani karantina. Kementerian juga meningkatkan upaya untuk melacak kontak terdekat para pasien yang dikonfirmasi positif.
Pada tanggal 15 Maret, Pemerintah Brunei Darussalam melarang semua warga negara dan warga asing berpergian karena pandemi koronavirus. Kementerian Kesehatan juga menerbitkan larangan pertemuan massal termasuk acara pernikahan dan olahraga. Selain itu, Asosiasi Sepak Bola Nasional Brunei Darussalam, Liga Asosiasi Sepak Bola Amatir Distrik Tutong, dan Persatuan Bola Basket Brunei Darussalam menghentikan semua pertandingan.
Referensi
Kata Kunci Pencarian:
- Pandemi Covid-19
- Pandemi Covid-19 di Brunei Darussalam
- Covid-19
- Dampak pandemi Covid-19 terhadap pendidikan
- Pandemi Covid-19 menurut negara
- Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat
- Pandemi Covid-19 di Sao Tome dan Principe
- Kesehatan mental selama pandemi Covid-19
- Pandemi Covid-19 di Guam
- Pandemi Covid-19 di Timor Leste