- Source: Panjangsari, Gombong, Kebumen
Panjangsari adalah merupakan sebuah desa di kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia.
Penamaan Panjangsari bisa dibilang karena Letak Geografis Desa yang Memanjang dan dikelilingi dengan Persawahan yang Subur. Maka tak heran sebagian besar masyarakat Desa Panjangsari Berprofesi sebagai Petani.
Desa Panjangsari terdiri dari 5 Dukuh/Dusun, 9 RT dan 4 RW yaitu ;
Dukuh Ritanjang terdiri dari RT 01 RW 01 dan RT 02 RW 01,
Dukuh Krajan terdiri dari RT 01 RW 02 dan RT 02 RW 02,
Dukuh Pacar terdiri dari RT01 RW 03 dan RT 02 RW 03,
Dukuh Prapag terdiri dari RT 01 RW 04 dan RT 02 RW 04, dan
Dukuh Glempang terdiri dari RT 03 RW 04.
Batas Wilayah Desa Panjangsari :
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sidamulya, Kec. Karanganyar,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sawangan, Kec. Kuwarasan,
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Patemon, Kec. Gombong,
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kedungpuji, Kec. Gombong & Desa Grenggeng, Kec. Karanganyar,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Panjangsari :
KEPALA DESA : SUGIRI HS
SEKRETARIS DESA : IBNU IMAM SANTOSO, A.Md
KEPALA URUSAN PERNCANAAN : MISWANTO
KEPALA URUSAN KEUANGAN : SAWIYEM, S.Sos
KEPALA URUSAN TATA USAHA DAN UMUM : WAHIDDUN
KEPALA SEKSI PELAYANAN : SARTIMAN MY
KEPALA SEKSI KESEJAHTERAAN : RIAN FAJRIANTO
KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN : SUWIARDI, SE
KEPALA DUSUN RITANJANG : SUWARTO
KEPALA DUSUN KRAJAN : AKHMADI
KEPALA DUSUN PACAR : SLAMET AKHYARI
KEPALA DUSUN PRAPAG DAN GLEMPANG : DENY PUTRA WIJAYA
LEGENDA DAN SEJARAH DESA PANJANGSARI
Sesuai dengan informasi dari Nara Sumber yang kami himpun, didapat riwayat Sejarah Desa Panjangsari sebagai berikut :
Adalah sepasang orang tua suami istri bernama Eyang Badong dan Nyai Badong, hidup di wilayah Pedukuhan Ritanjang, di sanalah beliau berdua hidup rukun dan damai di wilayah tersebut.
Hidup dalam kesederhanaan dengan wawasan pemikiran pengembangan anggota keluarga dan terpenuhinya kebutuhan pangan, terbersitlah dalam pikiran Eyang Badong untuk mewujudkan lahan pertanian / sawah di samping sebidang tanah pekarangan yang terletak di ujung Desa sebagai tempat tinggal Eyang Badong bersama Nyai Badong kala itu.
Sebidang tanah tersebut dijadikanlah sebagai lahan pertanian yang sampai saat ini dikenal dengan Sawah Blok Sitenaga (Blok : 011, Persil : 88, Kelas : S.II), adapun istilah Sitenaga ini dipopulerkan tidak lain karena keistimewaan seorang Eyang Badong dalam mengerjakan sawah seluas ± 7142,5 m² / ± 500 Ubin dari awal mencangkul dan pagi harinya telah selesai ditanami, hanya dikerjakan hanya dalam waktu satu malam oleh seorang Eyang Badong dan Nyai Badong.
Pada saat itulah ± Tahun 1885 Desa Panjangsari terbentuk dan terdiri dari 3 (tiga) Kelurahan / Desa, antara lain :
1. Lurah Maryareja yang membawahi wilayah Dukuh Ritanjang dan Dukuh Krajan,
2. Lurah Partawirya yang membawahi wilayah Dukuh Pacar, dan
3. Lurah Partawireja yang membawahi wilayah Dukuh Prapag dan Glempang.
Ketiga lurah tersebut menjabat sampai Tahun 1900, dan setelah itulah melalui keputusan bersama,Ketiga wilayah Kelurahan tersebut digabung menjadi satu Kelurahan dengan nama Panjangsari.
Istilah Panjangsari terdiri dari 2 (dua) kata dasar, yaitu Panjang dan Sari, yang mempunyai arti :
Panjang berarti luas, dawa (bahasa jawa), selamanya
Sari berarti inti, utama, rasa yang nikmat
Jadi makna Panjangsari bisa diartikan sebagai Sebuah Wilayah yang Panjang / Luas yang mempunyai Inti Sari / Kepemimpinan yang Satu. Dan dari itu Nama Panjangsari adalah sebuah Doa / harapan dari para tokoh-tokoh masyarakat saat itu yang mana dengan digabungkannya beberapa wilayah menjadi satu kepemimpinan, menjadikan kehidupan masyarakat semakin sejahtera, tentram, makmur, bahagia dan semakin berkah dalam setiap menjalani kehidupannya.
SEJARAH KEPEMIMPINAN DESA PANJANGSARI
Melalui pemilihan dan keputusan bersama, Tahun 1900 terpilihlah Kepala Desa pertama Desa Panjangsari yaitu Bapak Suradimejo. Beliau menjabat selama 15 (lima belas) Tahun dari Tahun 1900 dan berakhir pada Tahun 1915 karena Meninggal Dunia.
Kemudian diadakan pemilihan dengan istilah Botingan, dimana dalam memberikan suara pilihannya masing-masing warga diberikan sebuah Biting / Potongan Lidi oleh panitia untuk menentukan pilihannya. Dan terpilihlah lurah berikutnya yaitu Bapak Dulah. Beliau mulai menjabat sebagai Kepala Desa pada Tahun 1916 dan berakhir pada Tahun 1932 karena Meninggal Dunia.
Setelah Bapak Dulah meninggal dunia, maka diadakan pemilihan Kepala Desa kembali dengan metode yang sama, dan terpilihlah Kepala Desa berikutnya yaitu Bapak Danu. Beliau mulai menjabat sebagai Kepala Desa pada Tahun 1933 dan berakhir pada Tahun 1945 karena Meninggal Dunia.
Pada Tahun 1946, setelah Bapak Danu meninggal dunia, diadakanlah pemilihan lurah kembali dengan cara yang berbeda, yaitu Dodokan, dimana setiap pemilih diharuskan Berjongkok di depan Calon Kepala Desa yang menjadi pilihannya, dan terpilihlah Kepala Desa berikutnya yaitu Bapak Samikun Hadi Wartoyo. Beliau mulai menjabat sebagai Kepala Desa pada Tahun 1946 dan berakhir pada Tahun 1988 karena Meninggal Dunia.
Dalam masa jabatan Bapak Samikun Hadi Wartoyo, sempat terjadi kefakuman jabatan pada Tahun 1948 sampai dengan Tahun 1950 (selama 2 tahun lamanya) karena beliau mengungsi di rumah mertuanya di Desa Pekuwon, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen.
Saat itu terjadi konflik antara pasukan Indonesia dengan pasukan Belanda, dimana pada Tahun 1948 pasukan Belanda mengadakan kegiatan Door Stut / Safari ke Yogyakarta, tetapi perjalanan pasukan Belanda tersebut terhalang oleh pasukan Indonesia yang bertahan di sebelah Timur Kali Kemit, yang kemudian wilayah ini dijadikan Stat Sko / batas kekuasaan, dimana sebelah Barat Kali Kemit wilayah pasukan Belanda dan sebelah Timur Kali Kemit wilayah pasukan Indonesia. Dan sangatlah tidak aman bagi seorang Kepala Desa / Lurah serta Warga di wilayah Desa Panjangsari kala itu.
Ditengah konflik yang masih berkecamuk, dan dalam kondisi kekosongan Pemerintahan Desa Panjangsari, Pemerintah Belanda mengangkat seorang Kepala Desa bernama Bapak Parto sebagai Lurah Recomba (Lurah / Kepala Desa yang diangkat oleh Pemerintah Belanda), dan mengambil alih Pemerintahan Desa Panjangsari dari Tahun 1948 sampai dengan Tahun 1950. Dan di Tahun 1950 ini situasi mulai aman dan semakin kondusif, akhirnya Bapak Samikun Hadi Wartoyo kembali ke Desa Panjangsari dan melanjutkan Kepemimpinannya sampai akhir jabatannya pada tanggal 30 Agustus 1988 karena beliau Meninggal Dunia.
Dengan meninggalnya Bapak Samikun Hadi Wartoyo, maka diadakan kembali pemilihan Kepala Desa Panjangsari untuk melanjutkan pemerintahan, dan yang terpilih menjadi Kepala Desa berikutnya adalah Bapak Yatiman Mohamad Hafid. Beliau menjabat sebagai Kepala Desa Panjangsari dari Tahun 1988 sampai dengan Tahun 1998, dengan masa jabatan 10 (sepuluh) Tahun.
Setelah masa jabatan Bapak Yatiman Mohamad Hafid sebagai Kepala Desa Panjangsari berakhir, diadakan kembali pemilihan Kepala Desa dan terpilihlah Bapak Wagiman sebagai Kepala Desa berikutnya. Beliau mulai menjabat dan melaksanakan tugasnya di Tahun 1999 sampai dengan Tahun 2006. Dan setelah 8 (delapan) Tahun menjabat, maka masa jabatannyapun berakhir.
Dengan berakhirnya masa jabatan Bapak Wagiman, Pemerintahan Desa Panjangsari kembali mengadakan pemilihan Kepala Desa pada Tanggal 20 Juni 2007, dan yang terpilih sebagai Kepala Desa berikutnya adalah Bapak Sardjono Bsc. Beliau mulai menjabat dari Tanggal 07 Juli 2007 sampai dengan 02 Agustus 2013. Masa jabatan 6 (enam) Tahun.
Karena masa jabatan beliau Bapak Sardjono Bsc telah berakhir, maka pada Tanggal 29 Juli 2013 Pemerintahan Desa Panjangsari menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa kembali, dan yang selanjutnya terpilih memimpin Desa Panjangsari adalah Bapak Sugiri HS. Beliau mulai menjabat dari Tanggal 02 Agustus 2013 sampai dengan Tanggal 02 Agustus 2019.
Sebelum masa jabatan Bapak Sugiri HS berakhir, Pemerintahan Desa Panjangsari pada Tanggal 25 Juni 2019 menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa untuk periode selanjutnya. Pada penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa kali ini diikuti oleh 3 (tiga) kandidat; No. 1. Bapak Sugimin, No. 2. Bapak Supriyadi BA, No. 3. Bapak Sugiri HS. Dan yang terpilih menjadi Kepala Desa pada Pemilihan kali ini adalah Bapak Sugiri HS. Beliau kembali menjabat sebagai Kepala Desa untuk yang kedua kalinya dan melanjutkan kepemimpinannya yang dimulai pada Tanggal 02 Agustus 2019 sampai dengan saat ini.
(Penyunting : Rian Fajrianto, Kepala Seksi Kesejahteraan)
(Terakhir Sunting : Senin Pon, 14 September 2020 / 26 Muharram 1442 Hijriyah)
(Sumber : Arsip Sejarah Desa Panjangsari)
Kata Kunci Pencarian:
- Gombong, Kebumen
- Panjangsari, Gombong, Kebumen
- Kabupaten Kebumen
- Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kebumen
- Klopogodo, Gombong, Kebumen
- Sidayu, Gombong, Kebumen
- Banjarsari, Gombong, Kebumen
- Wero, Gombong, Kebumen
- Semondo, Gombong, Kebumen
- Wonosigro, Gombong, Kebumen
- Gombong