Patung Sura dan Baya (Hanacaraka: ꦥꦠꦁꦬꦦꦫꦭꦤ꧀ꦬꦪ) adalah ikon paling terkenal
dan juga pemandu Kota Surabaya.
Patung tersebut terdiri dari dua jenis binatang, hiu
dan buaya.
Patung ini terdapat di tiga tempat di Kota Surabaya
dan juga satu di Korea Selatan.
Arti Filsafat
= Menurut legenda
=
Patung Sura dan Buaya menyimpan cerita rakyat atau legenda tentang ikan
Sura dan buaya. Menurut legenda, dahulu kala terjadi perkelahian besar antara ikan
Sura dan buaya di suatu tempat. Pertarungan pertama karena ada ikan
Sura yang meninggalkan kawasan menuju sungai. Mengetahui hal itu, buaya yang merupakan penguasa daratan merasa tidak diterima
dan meminta ikan
Sura kembali ke laut. Dari situlah terjadi pertarungan besar dengan berhasilnya pengembalian ikan
Sura ke laut. Oleh karena itu, tidak heran jika bentuk
Patung tersebut memperlihatkan dua binatang yang sedang berkelahi. Namun tempat terjadinya pertempuran itu diberi nama “Surabaya”.
= Menurut sejarah
=
Patung Sura dan Baya melambangkan "mereka yang berani menghadapi bahaya". Secara bahasa, “
Sura” berarti keberanian, sedangkan “
Baya” berarti bahaya. Dahulu ketika Kerajaan Majapahit berdiri, terjadi penyerangan oleh orang Tar-Tar atau Mongol yang menyerbu tanah Jawa. Orangnya datang dari utara pulau ini, mereka mendarat di Jawa Timur. Pemimpin tentara Jawa yang mampu mengusir Tar-Tar atau Mongol pada masa itu bernama Radén Wijaya atau cikal bakal Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya kemudian memanggilnya dengan sebutan “sanggramacura” atau “seorang pemberani yang takut karena keberaniannya dalam menghadapi bahaya” atau dengan kata lain Çirabhaya yang berarti “berani menghadapi bahaya”. Raden Wijaya dilambangkan sebagai pejuang pemberani, sedangkan tentara Mongol melambangkan bahaya yang datang ke Pulau Jawa.
= Di Surabaya
=
Patung ini terletak di tiga tempat di kota Surabaya. Pertama, di depan Kebun Binatang Surabaya.
Patung di sini adalah
Patung terindah.
Patung ini dibangun pada tahun 1988 oleh arsitek Sutomo Kusnadi
dan pematung Sigit Margono.
Kedua di Taman Skate and BMX Surabaya (Genteng).
Patung ini dia tingginya 15 meter
dan bisa menyemburkan air dari mulut ikan
Sura Kali Mas dari pinggiranya..
Yang terakhir berada di Taman Surabaya (Kenjeran).
Patung terbesar memiliki tinggi 25,6 meter, sedangkan
Patung duduk berukuran 5 meter
dan diameter 15 meter.
Patung ini merupakan
Patung Sura dan Baya terbaru, per tahun 2019.
= Di Luar Negeri
=
Patung Sura dan Baya tidak hanya bisa ditemukan di Surabaya saja, namun juga di luar negeri yakni Korea Selatan.
Patung ini diresmikan oleh mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang kini menjabat Menteri Sosial pada tanggal 1 Juli 2014.
Patung ini berdiri di sebuah taman kota yang terletak di Busan Indonesian Center.
Patung di Busan seolah menjadi simbol komitmen Pemkot Surabaya
dan Pemkot Busan.
Patung tersebut dibuat oleh seorang seniman bernama Agung Tato, terbuat dari bahan perunggu dengan tinggi 2,6 meter
dan diameter 0,75 meter. Kolaborasi kedua pemerintah dimulai pada tahun 1994 dalam bidang budaya, pendidikan, ekonomi,
dan mode.
Lihat juga
Kebun Binatang Surabaya
Monumen Dr. Soetomo
Monumen Kapal Selam
Museum Sepuluh Nopember
Museum Wiyata Surabaya
Referensi